Dua Korban Penembakan Papua Dievakuasi dari Paniai ke Nabire

DUA orang korban luka akibat terjadinya kontak senjata di Paniai dievakuasi ke Nabire, Kabupaten Papua Tengah, Provinsi Papua. Keduanya menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.

Dua orang korban tersebut, adalah satu orang anggota Polisi Polres Paniai, Aibtu Manurung, yang bertugas di pos pengamanan lokasi penambangan Emas Baya Biru, dan satu orang warga sipil, Benyamin Banua, yang berprofesi sebagai pendulang Emas.

Keduanya terluka seusai terjadinya Kontak Senjata pada Selasa 6 Februari 2024, sekitar pukul 06.50 pagi Waktu Indonesia Timur. Lokasi penembakan terjadi di Bandar Udara Baya Biru Paniai.

Kronologi penembakan di Paniai

Kejadian kontak senjata terjadi bertepatan saat Pesawat Perintis milik maskapai penerbangan Smart Air hendak mendarat di Bandar Udara Baya Biru.

Saat hendak melakukan pendaratan di landasan Bandara, tiba tiba terdengar bunyi rentetan tembakan dari arah bukit pada sisi Bandara, tembakan di tujukan pada pesawat yang sedang hendak mendarat, namun tembakan tersebut tidak sempat mengenai pesawat.

Tembakan justru menyasar warga dan Aparat Kepolisian yang sedang berada di sekitar Bandara, Polisipun membalas tembakan, dan terjadi baku tembak antara aparat kepolisian dan orang tak di kenal, yang di duga merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata.

Akibat kejadian ini, Satu orang warga tertembak pada bagian kaki, dan satu orang anggota Polisi Polres Paniai, yang saat itu sedang bertugas mengamankan area Bandara, tertembak pada sisi kiri perut hingga tembus ke tubuh bagian belakang.

Dua orang korban luka tembak ini, ahirnya di evakuasi secepatnya oleh warga dan aparat yang ada di lokasi, menggunakan pesawat yang nyaris di tembaki, ke Nabire.

Kapolres Paniai Ajun Komisaris Besar Polisi Abdus Sukur Pelani, saat sedang menjenguk korban di RSUD Nabire, membenarkan adanya kejadian kontan Tembak tersebut. (MG/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Editor : Zubaedah Hanum