Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Relawan Bangkitkan Semangat Anak-Anak Korban Bencana Adonara

Gabriel Langga
03/5/2021 09:57
Relawan Bangkitkan Semangat Anak-Anak Korban Bencana Adonara
Anak-anak korban bencana alam Adonara, NTT beraktivitas bersama para relawan.(MI/Dok Simpa Sio Institute)

MUSIBAH bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi 4 April lalu di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur menyisakan kesedihan mendalam bagi para korban. Pasalnya, para korban harus kehilangan sanak keluarga dan harta benda hingga menyisakan duka dan sedih yang mendalam.

Aktivitas keseharian yang tadinya aman dan nyaman berubah karena mereka harus tinggal di tenda pengungsian untuk sementara waktu.

Bencana Adonara memaksa semua orang tergerak hati terutama para relawan untuk membantu saudara-saudara yang mendeirta dengan cara masing-masing. Salah satunya relawan Simpa Sio Institute yang bermarkas di jalan Jendral Sudirman RT/RW 007/002, Kota Sau, Sarotari Tengah, Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Baca juga : Banjir Kembali Landa Pulau Adonara

Sudah empat minggu lamanya para relawan Simpa Sio Institute yang terdiri dari belasan orang ini tersebar di tenda-tenda pengungsian korban bencana Adonara. Selain mendistribusikan bantuan, para relawan ini juga memberikan pendampingan pada anak-anak korban bencana.

Setiap harinya, anak-anak dikumpulkan oleh para relawan untuk diajak bermain seperti olahraga bersama, menggambar, menyanyi dan sejumlah
permainan lainya.

Aktivitas setiap harinya para relawan ini dalam memberikan pendampingan pada anak-anak ternyata disambut gembira orangtua anak korban bencana. Pasalnya, meski dalam keadaan susah, orangtua jadi tidak sedih melihat anak-anak bisa bercanda tawa dan berkreasi yang dihibur oleh relawan Simpa Sio Institute dengan beralaskan terpal biru.

Baca juga : Istri Menangis Bahagia Lihat Suami Berjalan setelah Lumpuh Setahun

Selama kegiatan, anak diberi kesempatan berbicara mengenai perasaan dan pengalaman yang mereka alami terkait musibah yang dialami melalui bercerita, menggambar dan menulis.

Kegiatan ini juga berlaku di beberapa tenda pengungsian.  Bahkan hasil karya anak-anak korban musibah ini ditampilkan membuat para relawan meneteskan air mata.

Apa yang dirasakan oleh anak-anak juga dirasakan oleh para relawan salah satunya koordinator Umum Simpa Sio Institute, Magdalena Tukan.

Baca juga : Setahun Lumpuh, Warga Waiwerang Sembuh akibat Bencana Adonara

Ia pun bercerita selama berjalan mau empat minggu di Adonara, dirinya bersama teman-teman lainnya yang tergabung dalam Simpa Sio Institute memberikan pendampingan pada anak-anak musibah bencana Adonara di tenda-tenda pengungsian.

Perempuan kelahiran 9 Maret 1993 ini menuturkan relawan Simpa Sio Institute tidak memberikan trauma healing karena trauma healing ini hanya bisa didiagnosa oleh tenaga profesional seperti psikiater atau psikolog.

Tetapi, mereka memberikan pendampingan pada anak dengan fokus utama di tiga posko pengungsian seperti posko MAN Adonara Timur, SDI Adonara Timur, dan Sausina dengan sejumlah permainannya.

Baca juga : Anggota DPR NasDem Antar Minyak Tanah bagi Korban Bencana Adonara

Diceritakan Magdalena sapaan akrabnya, setiap harinya ia bersama relawan memberikan pendampingan anak seperti mendongeng, lapak baca, melukis, menggambar, mewarnai, musik corner, gelar pameran yang mana hasil karya anak-anak dipamerkan dan kegiatan lainnya.

"Kami setiap hari di posko. Kita langsung tinggal di posko untuk memberikan pendampingan kepada anak yang sudah berjalan mau empat minggu
ini. Kadang-kadang juga kita mendengarkan curhat-curhat dari orangtua anak," tandas gadis berambut ombak ini yang juga tiap harinya membantu memasak bagi korban bencana selama berada di tenda pengungsian

Ia mengaku melihat anak-anak pengungsian bisa tertawa dan ceria dalam mengikuti kegiatan yang mereka gelar itu sudah membuat para relawan juga ikut bahagia.

Baca juga : Pencarian Korban Bencana Adonara Diperpanjang Tiga Hari Lagi

Bencana bisa membuat anak-anak bisa bermain seperti ketika mereka berada di rumah masing-masing. Kegiatan seperti ini juga dilakukan olehnya selama berada dua bulan di bencana gunung erupsi di Kabupaten Lembata

Dirinya berharap dalam pendampingan ini yang masih teruskan dilakukan di bencana Adonara, anak-anak mulai pelan-pelan melupakan peristiwa yang melandanya.

"Sekurang-kurang aktivitas yang kami berikan setiap harinya, anak-anak tidak punya banyak waktu untuk mengingat peristiwa kemarin. Anak-anak harus terus bangkit dan berjuang untuk kembali kehidupan yang normal," ujar dia yang masih berada di Adonara, Minggu (2/5). (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya