Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KEMARAU panjang yang terjadi tidak selamanya membuat kesulitan, bagi perajin garam bambu Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kemarau panjang ini menjadi cuaca yang menguntungkan karena meningkatkan produksi garam hingga 50% dibanding biasanya.
Cuaca panas dengan suhu mencapai 32 derajat celcius membuat keringat bercucuran dan membasahi kaos lengan pendek yang digunakan mbah Hadi, 65, perajin garam bambu di Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Untuk mengusir hawa panas, beberapa kali topi bambu (caping) sesekali dikibaskan sebagai kipas.
Sambil masih tetap bertahan di atas bilahan bambu, tangannya yang masih terlihat berotot terus mengisi satu demi satu ruas bambu dengan air sumur mengandung garam tinggi. Matanya yang tajam memandang hamparan bambu yang sudah mulai penuh dengan air.
Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan, seperti desa-desa lain pada umumnya, hanya yang menjadi pembeda adalah jika daerah lain mengandalkan pertanian di sawah atau ladang, desa yang satu ini sebagian warganya menggantungkan hidup sebagai petani garam meskipun jauh dari laut yang berada sekitar 30 kilometer.
Cara pembuatan garam di Desa Jono ini berbeda dengan umumnya di kawasan pantura yang memasukan air laut ke ladang garam, tetapi menggunakan air sumur yang ditampung di bilahan bambu kemudian dijemur selama beberapa hari hingga membentuk kristal garam.
"Sejarah sudah ratusan tahun dan dikerjakan secara turun temurun, tapi di desa ini memang unik meskipun jauh dari laut tapi air sumur terasa asin," kata warga setempat, Soli, 45.
Baca juga: Derita Petani Garam di Musim Panen
Produksi garam Desa Jono tidak lah terlalu besar. Di lahan seluas tiga hektare, hanya dimiliki sekitar 50 keluarga dengan rata-rata 6x80 meter per keluarga. Namun, garam yang bersumber dari air sumur ini mempunyai pembeda dengan garam laut baik rasa, warna maupun butiran.
"Di sini lebih putih dan halus juga rasanya tidak terlalu asin," imbuhnya.
Pada kondisi normal, untuk menjadikan air sumur yang ditampung dalam bilahan bambu menjadi garam rata-rata 15 hari. Tetapi pada musim kemarau ini dengan suhu yang cukup panas hanya membutuhkan waktu sekitar 10 hari sudah menjadi garam dan siap panen.
Salah seorang petani garam Desa Jono, Mbah Hadi, mengatakan dengan kondisi kemarau seperti sekarang ini pembuatan garam bambu ini lebih cepat, sehingga para petani garam diuntungkan karena mampu berproduksi lebih besar sekitar 80-100 kilogram per panen.
"Saya sekarang punya stok cukup banyak," ungkapnya.
Selama musim kemarau ini, lanjut Hadi, para petani dapat panen tiga kali per bulan, beda dengan hari biasa hanya dua kali per bulan bahkan saat musim hujan hanya satu kali panen. Musim pun mempengaruhi harga jual, kemarau membuat kualitas garam bagus sehingga harganya mennjadi Rp8 ribu per kilogram, biasanya Rp5-6 ribu per kilogram.
Keuntugan lain dari produksi garam bambu ini adalah produksi bleng, bahan untuk campuran pembuatan krupuk gendar (krupuk dari nasi/beras). Bleng dihasilkan dari sisa air di bilahan bambu yang mengendap dan dapat dijual Rp15.000 per botol berisi satu liter.
Kepala Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan, Eka Winarna, mengatakan garam dari desa ini sudah lama cukup dikenal dan harganya lebih mahal dari garam umumnya karena tekstur, rasa dan butirannya berbeda.
"Garam produksi Desa Jono ini lebih gurih tidak hanya asin," ungkap Eka.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melihat garam Desa Jono tidak hanya dari rasa, tetapi cukup unik karena diproduksi dengan wahana bilahan bambu dan menarik, sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan karena belum tentu dapat ditemukan di daerah lain.
"Lahan yang terbatas ini juga dapat dikembangkan, sehingga produksi garam di sini juga meningkat dan petani semakin sejahtera," ucap Ganjar.
Ganjar menegaskan kegiatan pembuatan garam ini menarik bagi wisatawan, pun memiliki cita rasa yang berbeda sehingga bisa dijadikan oleh-oleh. Daerah ini pun didukung oleh obyek wisata lain seperti Bleduk Kuwu dan api abadi Mrapen yang tidak terlalu jauh.(OL-5)
Musim kemarau yang panas tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada perangkat elektronik, terutama ponsel.
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
Dia menambahkan sumber air bersih mulai berkurang dan muncul tenggelam. Warga juga harus berbagi air bersih dari mata air dengan warga dari desa lain, yakni Desa Cipelang.
ribuan hektare sawah yang terancam kekeringan tersebar hampir seluruh wilayah. Namun paling rawan berada di 49 desa dari 6 kecamatan meliputi Sindangkerta, Saguling, Cipongkor, Cipatat
PP tersebut menyebutkan penentuan batas maksimal kandungan gula, garam, dan lemak mempertimbangkan kajian risiko serta standar internasional.
Batas seseorang dapat mengonsumsi garam adalah lima gram atau sekitar satu sendok teh per hari bila melihat anjuran dari Kementerian Kesehatan.
Produksi garam terganggu oleh hujan yang beberapa kali masih turun di musim kemarau ini. Hujan yang turun membuat petambak tidak bisa melakukan panen bahkan pengolahan garam yang sudah berjalan
Pengaturan ulang ini tentu bertujuan menyediakan makanan dan minuman yang lebih sehat, dengan formula yang kadar GGL sesuai dengan prinsip dasar kesehatan.
Dikhawatirkan masuknya industri pangan tinggi GGL dalam program MBG berisiko menghambat penerapan cukai MBDK.
Operasi modifikasi cuaca direncanakan berlangsung selama dua pekan dengan pesawat yang akan stay selama periode tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved