Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TIM pencari hingga hari kesepuluh upaya pencarian, Minggu (7/7), belum juga menemukan tanda-tanda keberadaan helikopter MI 17 milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat, yang hilang kontak tak lama setelah lepas landas dari Bandara Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada 28 Juni 2019.
Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi seperti dilansir dari Antara di Jayapura, mengatakan cuaca mendung dan awan tebal sejak pagi menghambat pencarian melalui udara.
Baca juga: TNI Kerahkan 3 Helikopter Cari MI-17 yang Hilang
"Dari rencana awal untuk menerbangkan tiga heli (dua heli TNI AD dan satu heli penerbangan sipil) serta satu pesawat CN 235 MPA milik TNI AU, hanya satu kali penerbangan pencarian yang bisa terlaksana," katanya.
"Dua pesawat heli yang dalam posisi stand by (siaga) di Bandara Oksibil terpaksa membatalkan penerbangan karena awan tebal dan kabut yang menyelimuti udara di atas Oksibil dari pagi hingga sore ini, demikian pula halnya dengan pesawat CN 235 MPA yang direncanakan melakukan pencarian dengan rute Sentani-Oksibil-Sentani," ia menambahkan.
Dalam upaya pencarian melalui udara, ia menjelaskan Heli Bell 412 No Reg 5185 dikerahkan untuk melakukan penyisiran dengan Sentani-Lereh-Sentani. Selama upaya pencarian itu, helikopter sempat mendarat di Lereh untuk menunggu cuaca membaik sambil mengisi bahan bakar.
"Dengan pertimbangan cuaca yang belum membaik, pada pukul 15.00 WIT proses pencarian melalui udara dinyatakan tidak dapat dilanjutkan hari ini dan akan dilanjutkan esok hari," kata Dax Sianturi.
Sementara itu, pencarian melalui darat pada Minggu dilakukan di sekitar Kampung Bulangkop, Distrik Okaom, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan Kampung Tangen, Distrik Airu, Kabupaten Jayapura.
Proses pencarian melalui darat berlangsung hingga pukul 16.00 WIT dan akan dilanjutkan lagi Senin (8/7). Helikopter MI 17 milik TNI Angkatan Darat yang hilang kontak pada 28 Juni membawa 12 orang yang terdiri atas tujuh kru pesawat dan lima personel Satuan Tugas Yonif 725/Wrg. (Ant/OL-6)
Empat belas orang tewas dalam kecelakaan bulan lalu ketika helikopter militer Azerbaijan Mi-17 jatuh selama penerbangan pelatihan.
Menurutnya, pesawat, helikopter, atau kendaraan militer yang digunakan TNI harus dipastikan benar-benar mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
"Kita tidak ingin peristiwa jatuhnya pesawat atau helikopter kembali terjadi karena tidak hanya menimbulkan kerugian materiil. Namun juga meninggalnya para perwira TNI yang terlatih."
Anggota Komisi I DPR RI, Willy Aditya mendesak TNI dan Kemenhan untuk memperdalam investigasi jatuhnya heli jenis MI-17 buatan Rusia ini setelah korban meninggal bertambah.
Salah satu korban kecelakaan Helikopter Mi-17 Penerbad, Lettu Cpn Vira Yudha, menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat dirawat intensif selama 7 hari di RS Kariadi, Semarang.
Diketahui, helikopter MI-17 merupakan buatan Rusia dan sebagai helikopter angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved