Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kekeringan, Warga Desa Waekokak Mandi Dua Kali Seminggu

Ignas Kunda
04/7/2019 22:49
Kekeringan, Warga Desa Waekokak Mandi Dua Kali Seminggu
Warga Dusun 01 Desa Waekokak Markus Madhi menimba air sumur untuk yang hanya digunakan untuk mencuci kaki karena sangat asin.(MI/Ignas Kunda)

MEMASUKI musim kemarau, sejumlah warga dusun di Dusun 01 dan 02, Desa Waekokak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, terpaksa jarang mandi karena karena kesulitan air.

"Kami hanya mandi dua kali dalam satu minggu dengan tidak pakai sabun tidak gosok karena tambah daki," keluh warga RT 05 Dusun 1 Markus Madhi, Kamis (4/7).

Menurut Markus, mereka terpaksa membeli air yang dijual dengan mobil-mobil tangki seharga Rp60 ribu untuk tangki berukuran 1.100 liter.

Ia menambahkan konsumsi air yang dibeli itu bisa bertahan sebulan bila hanya digunakan untuk minum dan masak. Namun bila digunakan untuk kebutuhan lain hanya akan bertahan seminggu. "Uang dari mana kalau beli terus apalagi kami hanya petani," ucap dia.

Adapun air sumur di samping rumahnya sangat asin dan hanya digunakan untuk ke kamar mandi. "Ternak saja tidak mau minum air dari sumur karena asin sekali," ungkap dia.

Markus mengisahkan, kesulitan air sudah dirasakan sejak 1996 saat pertama kali mereka tinggal di desa ini menjadi transmigran lokal. Sebelum ada mobil tangki yang berjualan air, mereka juga terpaksa mengambil air ke Sungai Aesesa yang berjarak kurang lebih 3 kilometer.

Dia membenarkan pemerintah kabupaten setempat ada menerjunkan bantuan air. "Mereka pernah antar air pakai tangki. Tetapi, air tidak jernih. Kami terpaksa ambil karena air tidak ada". Imbuh Markus.

Warga Dusun 02 yang juga mantan Kepala Desa Waekokak, Muhamad Daud Wungo, membenarkan warga kesulitan air bersih layak konsumsi sejak puluhan tahun lalu.  Dia juga harus merogoh Rp60 ribu untuk membeli air dari mobil tangki berukuran 1.100 liter per dua minggu.

"Kami juga jarang mandi. Air yang kami beli dipakai untuk minum dan makan selama dua minggu. Sedangkan cuci pakaian pakai air di sawah," kata Wungo.

Ia dan warga lainnya cemas karena musim kemarau tahun ini datang lebih cepat dan masih panjang hingga akhir tahun.

Wakil Bupati Nagekeo Marianus Waja mengaku akan melakukan rapat koordinasi secepatnya berkaitan dengan kekeringan yang melanda warga Desa Waekokak karena sudah masuk kategori bencana.

Baca juga: Gerindra: Pendukung jangan Mencibir Pertemuan Jokowi-Prabowo

Ia mengakui pihaknya belum mendapatkan laporan terkait kekeringan. "Kami tahu air bersih adalah kebutuhan yang sangat mendesak selain listrik dan infrastruktur jalan. Pemerintah menyadari ini. Laporan ini kami terima dan kami akan tangani secepatnya," tegas Waja.

Waja menambakan dalam anggaran 2019, pihaknya sudah mengalokasikan dana untuk daerah yang kesulitan air bersih dan targetnya kebutuhan air bersih akan terpenuhi seluruh Nagekeo pada 2021. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya