Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
HARIMAU Sumatra jantan yang diberi nama Inung Rio yang ditemukan terjerat dan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PRHSD) untuk menjalani perawatan, akhirnya mati.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu (3/7) malam, Kepala BKSDA Sumatra Barat, Dr Erly Sukrismanto, menjelaskan Inung Rio sempat menjalani masa karantina selama 14 hari, meliputi observasi dan perawatan intensif.
Inung Rio ditemukan salah satu pekerja di perusahaan PT Gemilang Cipta Nusantara (RAPP Group) di kawasan Restorasi Ekosistem Riau (RER), tergeletak tak berdaya karena terkena jerat di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan Riau, Maret 2019.
Selanjutnya, Wildlife Rescue Unit (WRU) yang terdiri atas BBKSDA Riau dan PRHSD menuju lokasi untuk mengevakuasi Inung Rio.
Tim membutuhkan waktu sampai lokasi selama 22 jam, yang harus ditempuh melalui sungai dengan perahu kecil, kemudian dilanjutkan kendaraan darat untuk sampai PRHSD Dharmasraya, Sumbar.
Pada 25 Maret hingga 11 April 2019, Inung Rio menjalani masa karantina karena luka parah di bagian kaki depan kiri dan sempat demam lebih dari 40 derajat Celcius.
Selama dikarantina, harimau berumur tiga tahun dengan berat 95 kilogram saat ditemukan itu, terlihat masih normal beraktivitas dan sifat keliarannya masih ada.
Sifat kewaspadaan Inung Rio juga masih tinggi dan langsung mengeluarkan suara peringatan ketika didekati manusia, sementara nafsu makan sangat baik ketika diberi daging babi.
Sampai 12 April 2019, kondisi Inung Rio baik dan tidak memperlihatkan sakit serius, namun Minggu (14/4), harimau itu terlihat mengalami penurunan aktivitas.
Hasil pengamatan menunjukkan kerontokan rambut, air liur berlebih (hypersalivasi), mata berair (hiperlakrimasi), dan hilangnya nafsu makan. Bahkan, terjadi peningkatan frekuensi nafas mulai pukul 16.00-24.00 WIB.
Baca juga: Cetak Biru Tambang, Harapan Baru Warga
Pada Senin (15/4), pukul 02.00 WIB, terdapat lendir dalam rongga hidung dan terlihat adanya refleks batuk dengan rata-rata frekuensi napas 48 kali per menit. Pada pukul 16.42 WIB, Inung Rio mengalami kejang-kejang dengan durasi sekitar dua menit.
Setelah itu, tim langsung melakukan prosedur tindak darurat pacu jantung (PCR). Namun, pada pukul 16.53 WIB Inung Rio dinyatakan meninggal setelah percobaan tindak darurat CPR dilakukan dan gagal.
Berdasarkan gejala klinis yang terlihat berupa hilangnya nafsu makan, hipersalivasi, hiperlakrimasi, kerontokan rambut, muntah, batuk dan kejang, maka harimau Inung Rio diduga mengalami gangguan pernafasan yang disebabkan infeksi sistemik.
Pada 16 April 2019 diakukan pemeriksaan kematian nekropsi/autopsi Inung Rio oleh tim medis KKH, BBKSDA Riau, BKSDA Sumbar, dan PRHSD.
Diagnosis sementara adalah gangguan sistem pernapasan (pneumonia) dengan suspect infeksi jamur dan bakteri Clostridium tetani, kegagalan sirkulasi darah, gangguan fungsi saraf ringan dan Distemper.
Hasil pemeriksaan laboratorium patologi yang baru keluar pada 25 Mei 2019 menyimpulkan perubahan pada organ utama, terutama
paru-paru, berkontribusi besar terhadap kematian dan infeksi yang terjadi secara menyeluruh (sistemik), namun belum dapat ditentukan agen patogennya bakteri atau virus.
Kesimpulannya, penyebab utama kematian adalah Pneumonia oleh infeksi yang sistemik, Inung Rio mengalami ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, infeksi fungal (jamur) berkontribusi besar terhadap kasus Pneumonia pada harimau itu, apalagi dipicu kondisi stres yang
mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh. (OL-1)
Tim Gakkum KLHK telah melakikan penyegalan pada lahan yang terbakar. Penyegelan dilakukan sebagai tanda dimulainya penyelidikan atas dugaan unsur kesengajaan dalam pembukaan lahan HPK
Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin selaku Satgas Operasi Bagian Udara menerbangkan helikopter untuk mendukung pelaksanaan patroli udara.
Operasi Modifikasi Cuaca mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau periode 20-29 Juli 2024, diperpanjang selama tiga hari sampai dengan 1 Agustus 2024.
Program DP3 adalah salah satu inisiatif strategis untuk memastikan masyarakat pedalaman tidak hanya memiliki akses informasi yang memadai tentang pemilihan serentak.
POLDA Riau menyita 25 kilogram sabu dan 34 ribu pil ekstasi dari sindikat narkoba internasional yang mengedarkan narkoba senilai Rp35 miliar tersebut.
PARTAI Demokrat resmi mengusung M Nasir-M Wardan sebagai calon gubernur (cagub) dan calon gubernur (cawagub) Pilkada Riau 2024.
Nenek moyang harimau berasal dari Asia, bukan Afrika. Mereka berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan Asia, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai dengan habitat tersebut.
Seekor harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) ditemukan mati terjerat di Sigaruntang, Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/7).
Balai Besar KSDA Riau melakukan pelepasliaran seekor Harimau Sumatra berjenis kelamin betina bernama Puti Malabin di landscape Rimbang Baling Provinsi Sumatera Barat, pada Jum'at (28/6).
SEEKOR harimau sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) membuat geger warga di Kecamatan Gunung Tanang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar) karena memasuki kawasan permukiman.
HARIMAU sumatra nyaris memangsa pasangan suami istri (pasutri) yang sedang berada di kebun kopi di Bengkulu, Beruntung pasangan suami istri ini berhasil menyelamatkan diri.
Seorang pekerja perusahaan perkebunan tewas diterkam harimau sumatra di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Jumat (9/5).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved