Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TENTARA Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat akan kembali mengerahkan penerbangan untuk melakukan pencarian terhadap helikopter MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138 pada Minggu (30/6) pagi.
"Untuk besok kita harapkan kita bisa lebih siap lagi untuk penerbangan pencarian melalui udara, mungkin direncanakan akan berangkat lebih pagi," kata Wakapendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (29/6).
Baca juga: Cuaca Buruk, Pencarian Helikopter Hilang Kontak Dihentikan
Namun, lanjut dia, semua kembali ke kondisi cuaca, baik cuaca di Jayapura maupun cuaca di lokasi pencarian.
"Yang jelas di daerah pegunungan sana setelah pukul 12.00 WIT itu, cuaca sangat cepat berubah, umumnya diliputi kabut tebal dengan angin yang cukup kencang dan terus berubah-ubah," katanya.
Sebelumnya, tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat terpaksa menghentikan sementara pencarian terhadap helikopter MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138, Sabtu pagi, karena cuaca buruk.
Letkol Inf Dax Sianturi menyebutkan, kegiatan dua unit Hely Bell untuk mencari helikopter MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138 yang dikabarkan hilang di Oksibil untuk sementara dihentikan.
Helikopter MD-500 dari sipil yang berangkat dari Wamena untuk ikut melakukan pencarian juga kembali ke base camp. Selain itu, tambah dia, pesawat berbadan kecil jenis Caravan dari sipil dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel yang juga ikut membantu mencari helikopter yang hilang juga sudah kembali ke base camp karena cuaca buruk.
Pesawat CN235 yang diterbangkan menuju Oksibil sekaligus membawa persediaan avtur yang diperlukan tim pencari juga terpaksa kembali karena cuaca yang tidak memungkinkan di sekitar kawasan oksibil.
Helikopter MI 17 milik TNI AD dikabarkan hilang kontak sejak Jumat (28/6) sekitar pukul 11.49 WIT. Helikopter MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138 itu membawa 12 penumpang beserta crew yang sebelumnya terbang ke Okbibab untuk melakukan pengiriman logistik kepada prajurit yang bertugas di wilayah tersebut.
Baca juga: Waspada Hujan Es di Aceh, BMKG Minta Jangan Dikaitkan Mistis
Adapun nama-nama awak helikopter tersebut yaitu Kapten CPN Aris (pilot), Lettu CPN Bambang (pilot), Lettu CPN Ahwar (co pilot), Serka Suriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo dan Pratu Aharul.
Sedangkan penumpang yang merupakan anggota Yonif 725/WRG yaitu Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin dan Prada Tegar Hadi Sentana. (Ant/OL-6)
Empat belas orang tewas dalam kecelakaan bulan lalu ketika helikopter militer Azerbaijan Mi-17 jatuh selama penerbangan pelatihan.
Menurutnya, pesawat, helikopter, atau kendaraan militer yang digunakan TNI harus dipastikan benar-benar mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
"Kita tidak ingin peristiwa jatuhnya pesawat atau helikopter kembali terjadi karena tidak hanya menimbulkan kerugian materiil. Namun juga meninggalnya para perwira TNI yang terlatih."
Anggota Komisi I DPR RI, Willy Aditya mendesak TNI dan Kemenhan untuk memperdalam investigasi jatuhnya heli jenis MI-17 buatan Rusia ini setelah korban meninggal bertambah.
Salah satu korban kecelakaan Helikopter Mi-17 Penerbad, Lettu Cpn Vira Yudha, menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat dirawat intensif selama 7 hari di RS Kariadi, Semarang.
Diketahui, helikopter MI-17 merupakan buatan Rusia dan sebagai helikopter angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan.
Pesawat yang membawa Wakil Presiden Malawi Saulos Chilima dan sembilan orang lainnya hilang dari radar setelah berangkat dari ibu kota, Lilongwe, pada Senin pagi.
Basarnas melakukan pencarian Kapal Ikan KM Maju Jaya 7 dengan 10 anak buah kapal (ABK) yang hilang kontak di Samudra Hindia setelah adanya cuaca ekstrem
AMRP, lanjut keterangan itu, telah berkomunikasi dengan pihak keluarga di Indonesia dan UII. Yang bersangkutan menjelaskan kondisinya dalam keadaan sehat dan aman.
Dosen UII itu dilaporkan melakukan perjalanan ke Oslo, Norwegia, pada 4 Februari dalam rangka tugas kampus dan seharusnya kembali pada tanggal 12 Februari melalui Istanbul
Dubes RI Turki, Lalu Muhammad Iqbal telah mengarahkan fokus penanganan pencarian dosen UII Yogyakarta itu kepada KJRI Istanbul.
Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono belum bisa memastikan kondisi ABK dan kini masih mencari keberadaan kapal tersebut. Dugaan sementara kapal berada di 600-700 meter
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved