Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Rencana Pulau Sampah Tidak Menyelesaikan Persoalan Kekurangan RTH

Mohamad Farhan Zhuhri
13/5/2024 19:15
Rencana Pulau Sampah Tidak Menyelesaikan Persoalan Kekurangan RTH
Rencana pulau dari sampah ala Pj Gubernur Jakarta dianggap tak menyelesaikan permasalahan RTH di Jakarta(Antara)

PENJABAT (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berencana membangun pulau di laut Jakarta yang berasal dari sampah. Rencana jangka panjang itu salah satunya untuk menambah ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta. Adapun pulau sampah ini diinisiasi dari pengerukan sedimentasi lumpur oleh Pemprov DKI yang terus menumpuk pada 13 sungai di Jakarta.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta menilai pembuatan pulau dari sampah dan sedimen lumpur sama sekali tidak menjawab persoalan kekurangan RTH di Jakarta.

"Mau di buat RTH, RTH seharusnya dekat dengan masyarakat, mau mengelola sampah, sampai kapan akan bangun pulau? setiap hari sampah Jakarta tetap tinggi," jelas Pengkampanye Walhi Jakarta Muhammad Aminullah saat dihubungi, Seni (13/5).

Baca juga : HPSN 2024, Refleksi Kota Bandung Menuju Zero Waste City

Menurut Anca, sapaan karibnya, rencana pembuatan pulau harus dipertanyakan peruntukannya. Jika akan dibuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) baru, Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) justru berencana menghentikan pembangunan TPA.

Hal yang perlu menjadi fokus pemprov DKI, kata Anca, ialah mengatasi produksi dan pengurangan sampah dari sumber, seperti pemilahan jenis sampah yang beragam.

"Mau dibuat TPA? KLHK saja berencana menghentikan pembuatan TPA baru, Jakarta malah mau buat. logika pembuatan pulau ini sama dengan program incinerator dan rdf plant, menghilangkan sampah secepat-cepatnya tapi tidak mengatasi produksi dan pengurangan sampah dari sumber. masalahnya kan jumlah sampah jakarta banyak, sudah banyak tidak terpilah dan sulit dikelola," jelasnya.

Baca juga : Musim Durian! Sampahnya di Bangka Capai 8 Ton Perhari

"Seharusnya itu dulu fokusnya, mengurangi sampah dari sumber dan pemilahannya," imbuh Anca.

Lebih lanjut, ia mencotohkan misalnya sampah organik, jika dari sumber bisa berkurang, beban sampah jakarta sudah bisa ditekan 50%. bentuknya bisa pembuatan kompos atau maggot di tingkat RW atau kelurahan.

"Kemudian pemilahan, kita banyak bank sampah, tapi karena sampah tidak terpilah jadi sulit dikelola. sampah PET, kertas, dan lain-lain yang bisa dikelola misalnya, bisa tercampur dengan popok, sampah organik dan sebagainya yang akhirnya susah dikelola," pungkasnya. (Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya