Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
OSTEOPOROSIS atau pengeroposan tulang yang banyak dialami kaum perempuan tidak bergejala. Beberapa cirinya ialah patah tulang, badan makin bungkuk, dan tinggi badan berkurang.
Namun, ada satu cara untuk mengetahui risiko osteoporosis itu, yaitu melalui pemeriksaan kepadatan mineral tulang (bone mineral density/BMD).
"Mengukur BMD memungkinkan untuk memprediksi risiko patah tulang. Namun, penting untuk diingat bahwa tes BMD tidak dapat memprediksi dengan pasti kapan dimulainya proses patah tulang itu terjadi," kata dokter RM Suryo Anggoro Kusumo Wibowo SpPD dari RS Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam webinar daring beberapa waktu lalu.
Baca juga : Menopause Sebabkan Perempuan Lebih Cepat Alami Osteoporosis
Suryo menerangkan pemeriksaan BMD sangat penting dan perlu dilakukan pada wanita terutama setelah mengalami masa menopause, lakilaki yang berusia di atas 70 tahun, orang dengan penyakit tertentu, pengguna obat yang dapat menimbulkan osteoporosis, dan konsumsi obat osteoporosis.
"Pemeriksaan ini harus dilakukan satu hingga dua tahun sekali," sahut Suryo.
Osteoporosis biasanya terjadi karena puncak massa tulang rendah, seperti berat badan yang rendah, dan kurang aktivitas fisik di usia muda. Osteoporosis juga muncul akibat kekurangan kalsium, vitamin D, dan protein. "Biasanya disebabkan oleh penuaan. Semakin lanjut usia maka kepadatan tulang juga semakin berkurang," jelasnya.
Baca juga : Osteoporosis juga Bisa Terjadi pada Remaja, Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
Pada perempuan, imbuhnya, penurunan kadar hormon estrogen ketika menopause jadi salah satu penyebab timbulnya osteoporosis.
"Beberapa penyebab lain osteoporosis adalah faktor keturunan, berat badan rendah, gangguan hormonal, kekurangan kalsium, gaya hidup merokok dan kurang olahraga, gangguan metabolisme, hingga trauma pada tulang belakang," urai Suryo.
Menurutnya, osteoporosis dan osteoartritis ialah dua penyakit tulang yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama menyebabkan nyeri sendi.
Baca juga : Ini Obat-Obatan yang Bisa Menyebabkan Tulang Anda Cepat Rapuh
Osteoporosis merupakan keropos tulang sehingga mudah patah. Osteoartritis merupakan pengapuran yang terjadi akibat kerusakan pada tulang rawan sendi atau bantalan sendi.
Dokter mendiagnosis osteoartritis dengan memeriksa informasi riwayat medis, gejala, dan bagaimana rasa sakit memengaruhi aktivitas. Kemudian, dokter akan mengecek rontgen atau MRI untuk bisa mengetahui separah apa kerusakan sendi atau tulang yang terjadi.
"Pengobatannya dengan modifikasi gaya hidup dengan menurunkan berat badan, olahraga, mengurangi beban ke lutut, atau obat. Tak jarang dilakukan fisioterapi, penggunaan alat bantu, hingga opsi pembedahan," ujar Suryo. (H-2)
Ingin si kecil tumbuh tinggi? Pastikan ia mendapat asupan nutrisi yang lengkap, cukup tidur, dan aktif bergerak.
PENEMUAN dua kerangka manusia menggegerkan warga Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Senin (29/7). Saat ditemukan kondisi kerangka hanya tinggal tulang-belulang.
Peran otot begitu penting bagi kita. Ada tiga peran otot. Apa saja itu? Berikut penjelasannya.
Saat jalan, ada proses gerakan otot sendi kemudian dia presure ke tulang yang merangsang untuk pembentukan tulang itu sendiri terutama pada masa pertumbuhan.
Fenomena Remaja Jompo menunjukkan bahwa generasi muda semakin sering mengalami nyeri sendi, yang biasanya dialami oleh orang dewasa.
Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, Inggrid Tania, menekankan pentingnya pemahaman yang baik dalam mengonsumsi jamu dan herbal.
Mengonsumsi makanan bergizi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, protein, dan nutrisi lainnya, serta rutin melakukan aktivitas fisik dapat meringankan gejala menopause.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved