Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PRESIDEN Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol, Rabu (19/6), menyatakan negaranya berada dalam darurat nasional demografis akibat penurunan populasi.
Yoon berjanji melakukan upaya sekuat tenaga untuk mengatasi angka kelahiran yang sangat rendah.
Pernyataan tersebut disampaikan Yoon dalam pertemuan komite kepresidenan mengenai rendahnya angka kelahiran dan populasi menua di tengah prospek suram dan peringatan bahwa populasi Korsel pada akhirnya bisa punah jika trennya tidak dibalik.
Baca juga : Korea Selatan Berencana Membentuk Kementerian untuk Menangani Krisis Kelahiran Rendah
"Hari ini, saya secara resmi mendeklarasikan darurat demografi nasional. Kami akan mengaktifkan sistem respons komprehensif pemerintah hingga masalah rendahnya angka kelahiran teratasi," kata Yoon.
Tingkat kesuburan total Korea Selatan atau jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang perempuan sepanjang hidupnya, turun ke titik terendah baru yaitu 0,72 pada 2023.
Angka itu jauh di bawah tingkat penggantian sebesar 2,1 yang diperlukan untuk mempertahankan populasi negara tersebut pada angka 51 juta.
Baca juga : Faktor Signifikan yang Membuat Anak Bahagia
Korsel telah mencoba berbagai insentif untuk membantu menarik keluarga agar memiliki anak selama satu dekade terakhir.
Namun, sejumlah faktor, termasuk harga rumah yang mahal, biaya pendidikan, dan jam kerja yang panjang, membuat kaum muda enggan membentuk keluarga dan memiliki bayi.
Yoon menguraikan tiga bidang utama yang berfokus pada keseimbangan pekerjaan dan kehidupan, peningkatan perawatan anak, dan penyediaan perumahan yang lebih baik untuk mengatasi masalah yang kompleks.
Baca juga : Presiden Korsel Cemaskan Angka Kelahiran yang Makin Turun
Langkah yang diambil termasuk meningkatkan tunjangan cuti orangtua dan memperpanjang cuti ayah guna mendorong tingkat penggunaan cuti ayah, dari yang saat ini 6,8% menjadi 50%, selama masa jabatan Yoon.
Selain itu, terdapat kebijakan penerapan jam kerja fleksibel danperpanjangan batas usia pengurangan jam kerja bagi orangtua yang memiliki anak kecil.
Juga, ada pemberian subsidi bagi pemberi kerja yang mempekerjakan pengganti sementara bagi karyawan yang sedang cuti sebagai orangtua.
Baca juga : JCDC Tawarkan Solusi Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dan Remaja
Yoon berjanji meningkatkan dukungan bagi layanan penitipan anak serta memperluas program usai sekolah bagi murid-murid sekolah dasar agar dapat meringankan beban pendidikan orangtua.
Tidak sampai di situ, rumah tangga yang memiliki bayi baru lahir akan diberikan prioritas dalam alokasi perumahan dan pinjaman berbunga rendah untuk pembelian rumah.
Manfaat pajak untuk rumah tangga yang memiliki anak juga akan diperluas.
Untuk memastikan penerapan langkah-langkah tersebut, Yoon mengatakan sebuah kementerian baru yang sementara disebut Kementerian Perencanaan Strategi Kependudukan akan dibentuk.
Menteri di lembaga itu akan menjabat sebagai wakil perdana menteri untuk urusan sosial. (Ant/Z-1)
Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi menunjukkan minatnya dalam mempelajari strategi pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diterapkan oleh Pemerintah RRT
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, berencana membentuk Kementerian Perencanaan Lawan Laju Kelahiran Rendah dalam upaya menghadapi "keadaan darurat nasional".
Data resmi menunjukkan bahwa penurunan populasi Tiongkok semakin mempercepat pada 2023, mengikuti tren penurunan setelah lebih dari enam dekade pertumbuhan.
Ketatnya kompetisi kerja dan mahalnya biaya pendidikan diduga menjadi salah satu penyebab menurunnya angka kelahiran di Korsel.
INDONESIA telah masuk dalam negara yang mengalami kondisi transisi demografi atau aging population.
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved