Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
AMERIKA Serikat menegaskan dermaga bantuan sementaranya di Gaza tidak digunakan dalam operasi penyelamatan sandera Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, yang menewaskan lebih dari 270 orang.
Pentagon menyatakan laporan yang mengaitkan dermaga dengan serangan Israel, Sabtu, yang mengakibatkan pembebasan empat sandera yang ditahan oleh Hamas adalah "tidak akurat".
“Itu dekat, tetapi saya pikir itu kebetulan. Sekali lagi, dermaga, peralatan, dan personel yang mendukung upaya kemanusiaan itu tidak ada hubungannya dengan operasi penyelamatan [militer Israel],” kata juru bicara Pentagon Patrick Ryder kepada wartawan.
Baca juga : 4 Fakta Operasi Penyelamatan Sandera Israel Berakhir dengan Korban Besar
Dia menambahkan operasi Israel, meskipun dekat dengan dermaga apung AS tidak menempatkan personel Amerika pada "risiko yang lebih besar".
"Untuk menekankan, dermaga sementara di pantai Gaza dipasang untuk satu tujuan saja: untuk membantu memindahkan bantuan penyelamatan jiwa yang sangat dibutuhkan ke Gaza," kata Ryder.
The Washington Post melaporkan pada hari Minggu bahwa militer Israel menggunakan helikopter di pantai "tidak jauh dari" dermaga AS untuk mengevakuasi tiga sandera dan tentara yang membebaskan mereka.
Baca juga : 274 Orang Tewas Ketika Serangan Israel ke Kamp Pengungsi Nuseirat
Militer Israel membombardir intensif area Nuseirat selama operasi tersebut, menewaskan setidaknya 274 orang, termasuk puluhan perempuan dan anak-anak, menurut otoritas Palestina di Gaza.
Pemerintahan Presiden Joe Biden memuji penyelamatan sandera tersebut.
“Kami menyambut baik penyelamatan empat sandera yang setelah delapan bulan penahanan akhirnya bersatu kembali dengan keluarga mereka di Israel. Amerika Serikat tidak akan berhenti sampai setiap sandera dipulangkan,” kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Baca juga : Militer AS Bantah Dermaga Bantuan Gaza Berperan dalam Serangan Kamp Nuseirat
Sementara militer AS telah membantah keterlibatannya dalam serangan tersebut, beberapa media internasional, termasuk The New York Times, telah melaporkan bahwa pejabat Amerika memberikan intelijen yang membantu operasi tersebut.
Hamas mengecam dugaan keterlibatan Washington dalam misi tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu “sekali lagi membuktikan keterlibatan pemerintah AS dan partisipasi penuhnya dalam kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza”.
Kelompok Palestina tersebut mengatakan serangan itu juga menimbulkan pertanyaan tentang keprihatinan AS yang dinyatakan atas situasi kemanusiaan di Gaza.
Baca juga : Harapan Membesar Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
Biden mengumumkan keputusan untuk membangun dermaga kemanusiaan pada bulan Maret di tengah blokade Israel di Gaza, yang telah memicu kekhawatiran akan kelaparan.
Dermaga apung AS selesai dibangun pada Mei, tetapi dalam beberapa minggu, mengalami kerusakan akibat cuaca buruk, memerlukan perbaikan. Dermaga tersebut dipasang kembali pada hari Jumat.
Kelompok-kelompok bantuan telah berargumen selama berminggu-minggu bahwa dermaga AS tidak memadai untuk menggantikan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui jalur darat.
Pada akhir Mei, 20 organisasi bantuan, termasuk Doctors Without Borders, menyebut dermaga yang dipasang AS sebagai bagian dari "perubahan kosmetik" yang gagal mengatasi krisis dengan memadai.
"Seiring meningkatnya serangan Israel di Rafah, aliran bantuan yang tidak menentu ke Gaza telah menciptakan ilusi akses yang lebih baik sementara respon kemanusiaan pada kenyataannya berada di ambang kehancuran," kata kelompok-kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
Serangan Nuseirat dapat memperdalam krisis kemanusiaan di Gaza. Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) menghentikan pengiriman bantuannya di Gaza setelah operasi tersebut.
"Dua gudang kami dibom kemarin, jadi kami mundur sejenak untuk memastikan bahwa kami berada dalam kondisi aman sebelum kami memulai kembali," kata Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain kepada CBS News, Minggu. (Al Jazeera/Z-3)
Militer Amerika Serikat (AS) telah memasang kembali dermaga terapung yang bermasalah di pantai Jalur Gaza.
Militer AS mempertimbangkan sementara membongkar dermaga kemanusiaan di lepas pantai Gaza dan memindahkannya kembali ke Israel karena kekhawatiran gelombang laut yang besar.
Pusat Komando AS membantah klaim bahwa dermaga bantuan Gaza memiliki peran dalam serangan Israel terhadap kamp pengungsi Nuseirat di Gaza.
Dermaga sementara yang dibangun militer AS ke Gaza rusak akibat gelombang besar, menyebabkan penyaluran bantuan kemanusiaan terganggu.
Lebih dari 570 metrik ton bantuan kemanusiaan telah disalurkan ke Gaza melalui dermaga sementara, menurut Komando Sentral AS.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
PEMIMPIN Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan memberikan hukuman berat dan membalas dendam terhadap Israel akibat pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved