Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Izedine Lulu dikepung di Rumah Sakit (RS) Al Shifa di Gaza ketika dia mendengar Israel telah mengebom rumahnya, pada November tahun lalu. Saudara laki-laki dan perempuan, juga ayahnya dibunuh serdadu Israel.
Petugas medis berusia 21 tahun itu tidak dapat menemukan jenazah mereka karena RS itu dikepung oleh tank dan penembak jitu Israel. Dia hanya bisa meneruskan tugasnya, merawat pasiennya.
“Delapan pasien di (unit perawatan intensif) meninggal di depan mata saya. Itu adalah pertama kalinya saya menguburkan orang di (tempat) RS,” kata dia, dilansir dari Al Jazeera, Jumat (24/5).
Baca juga : ICJ Putus Permintaan Afsel terkait Operasi Militer Israel di Rafah
Lulu adalah satu dari ratusan petugas medis Palestina dan asing yang terjebak di zona perang setelah Israel mengambil kendali atas penyeberangan Rafah antara Gaza dan Mesir awal bulan ini, satu-satunya jalan keluar dari wilayah kantong yang terkepung tersebut.
“Tidak ada bantuan untuk petugas medis di Gaza, tapi saya pikir sudah menjadi tugas kami untuk terus bekerja. Kami harus tetap berada di RS,” kata Lulu, yang kini bekerja di RS Al Ahli.
Para sukarelawan asing datang ke Gaza untuk membantu warga sipil selama konflik yang digambarkan para ahli PBB sebagai genosida. Banyak dari mereka yang berkewarganegaraan asing dievakuasi oleh kedutaan mereka setelah misi berakhir. Namun sukarelawan baru tidak dapat memasuki Gaza.
Baca juga : Afrika Selatan Desak ICJ Hentikan Serangan Israel di Rafah
Hilangnya tenaga medis asing semakin menghancurkan beberapa RS yang masih berdiri di Gaza, yang kini kekurangan obat-obatan dan pasokan medis yang diperlukan untuk merawat korban yang semakin banyak.
Israel telah membunuh atau melukai 100 ribu orang termasuk pria, wanita dan anak-anak, menyusul serangan pimpinan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.139 orang dan 250 lainnya ditawan.
Sejak itu, Israel telah menghancurkan 23 dari 36 RS dan membunuh 493 petugas kesehatan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Gaza. WHO mengatakan ada penghancuran layanan kesehatan secara sistematis di Gaza oleh Israel.
Baca juga : Benjamin Netanyahu Dongkol Diprotes Mahasiswa AS terkait Palestina
Bahaya akut ini telah mendorong para profesional kesehatan yang memenuhi syarat untuk meninggalkan Gaza, sehingga memaksa para dokter untuk datang dari luar negeri untuk membantu para petugas medis yang tinggal di sana.
Mosab Nasser, yang meninggalkan Gaza hampir 30 tahun lalu untuk belajar kedokteran, adalah salah satu dari mereka yang kembali. Dia kembali pada April lalu sebagai CEO Fajr Scientific, sebuah organisasi nirlaba yang mengirimkan sukarelawan ahli bedah ke zona konflik.
Nasser dan timnya yang terdiri dari 17 ahli bedah bekerja di RS Gaza Eropa di Khan Younis, tempat mereka menyaksikan beberapa korban invasi Israel yang paling mengerikan.
Baca juga : AS Ingin Gencatan Senjata Sementara di Gaza, Hamas Ogah
“Kami telah melihat ibu, ayah, dan anak-anak mengalami patah tulang dan tengkorak retak . Dalam beberapa kasus, kami tidak dapat menentukan apakah korbannya laki-laki atau perempuan setelah mereka ditindih atau dipukul,” jelasnya.
Kekurangan Ahli bedah
Setelah Israel merebut dan menutup penyeberangan antara Gaza dan Mesir, Nasser dan timnya terjebak selama beberapa hari. Sebagian besar timnya , warga negara Amerika Serikat (AS) dan Inggris, akhirnya berhasil keluar melalui penyeberangan Karem Abu Salam di Gaza setelah berkoordinasi dengan kedutaan mereka.
Sebagai warga negara AS, Nasser pun hengkang. Namun, timnya terpaksa meninggalkan dua anggotanya, satu dokter asal Mesir dan satu dokter Oman yang masih berada di Gaza. karena negara mereka tidak mampu melakukan evakuasi.
Mereka kini menunggu WHO untuk mengatur keberangkatan mereka. Dengan kepergian sebagian besar tim, RS Eropa di Khan Younis kini hampir tidak memiliki ahli bedah lagi. Nasser mengatakan sebagian besar petugas kesehatan Palestina yang memenuhi syarat telah melarikan diri ke daerah pesisir al-Mawasi setelah Israel memulai operasi militernya di Rafah.
Nasser memperkirakan RS tersebut akan kewalahan menangani korban jiwa jika Israel memperluas operasinya. Satu-satunya RS besar lainnya di Khan Younis adalah RS Nasser, yang tidak berfungsi sejak Israel menyerangnya pada Februari.
Pada April, kuburan massal yang berisi lebih dari 300 mayat ditemukan di sana. Laki-laki, perempuan, anak-anak dan petugas medis termasuk di antara korban – beberapa ditemukan telanjang dengan tangan terikat.
“Kami tahu akan sulit membiarkan warga Gaza dan staf RS Palestina menghadapi krisis ini sendirian,” kata Nasser, beberapa hari sebelum ia dievakuasi. (M-3)
Setidaknya 32.226 warga Palestina telah tewas, 84 di antaranya tewas dalam 24 jam terakhir,
PRAKTIK pencurian organ tubuh yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Palestina yang tewas di Gaza telah dilaporkan oleh Euro-Med Human Rights Monitor pada November 2023 lalu.
ISRAEL menyebut pihak RS Al-Shifa di Gaza yang meminta agar dokter, pasien, dan pengungsi pergi dari RS. Namun, hal itu dibantah pihak RS Al-Shifa.
"Kami bekerja tanpa henti selama sepekan terakhir sejak Al Shifa (dikepung). Saya baru saja memutuskan bahwa saya perlu tidur."
Bulan Sabit Palestina atau Palestine Red Crescent (PRCS) mengatakan, tank-tank Israel saat ini mengepung RS Al Ahli Baptist di Kota Gaza dengan tank militer.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
PEMIMPIN Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan memberikan hukuman berat dan membalas dendam terhadap Israel akibat pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved