Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TENTARA Israel mulai menggempur Kota Rafah di Gaza selatan secara intensif pada Senin (12/2) pagi dan menewaskan dan melukai ratusan warga sipil, termasuk sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Otoritas kesehatan di Rafah melaporkan pembunuhan tragis oleh militer Israel terhadap 100 lebih warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, dan ratusan korban luka lainnya.
Para korban langsung dilarikan ke seluruh rumah sakit di Kota Rafah, demikian menurut otoritas kesehatan.
Baca juga : Hamas Ingatkan Serbuan Israel di Rafah Berakibat Puluhan Ribu Tewas
Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengungkapkan bahwa Rafah menyaksikan serangan udara sengit Israel di pusat kota, menghantam rumah-rumah warga di dekat kantor pusat PRCS.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Kuwait di Kota Rafah, Suhaib Al-Hams, mengaku pihak rumah sakit kewalahan menangani pasien yang terluka parah dan kekurangan obat serta pasokan.
Menurut sumber setempat, pesawat tempur Israel meluncurkan sekitar 40 serangan udara dan menargetkan sejumlah rumah dan masjid yang menampung para pengungsi. Penembakan artileri yang intens dan pemboman lewat jalur laut juga terjadi di Rafah, katanya.
Baca juga : Israel Tembakkan Bom Asap di RS Nasser Gaza, Bulan Sabit Merah Palestina Kirim SOS
Kendaraan sipil yang membawa para korban tiba di Rumah Sakit Kuwait di Rafah, sementara ratusan orang dievakuasi ke rumah sakit tersebut untuk berlindung dari pemboman, menurut sumber dan saksi setempat.
Masjid yang menjadi target pasukan Israel di antaranya Masjid Al-Rahma di Shaboura dan Al-Huda di kamp pengungsi Yibna, yang keduanya menampung ratusan keluarga pengungsi dan lebih dari 14 rumah berpenghuni.
Serangan udara Israel juga meluas ke wilayah di dekat perbatasan dengan Mesir.
Baca juga : Di Rafah, Pengungsi Gaza Hidup Seperti di Film Horor
Diperkirakan sekitar 1,4 juta warga dan pengungsi internal saat ini berada di Rafah setelah pasukan pendudukan Israel memaksa pindah ratusan ribu warga Palestina dari Gaza utara ke selatan pada awal agresi.
Pada hari ke-129 agresi, pasukan Israel terus menggempur Gaza melalui darat, laut, dan udara, yang menewaskan lebih dari 28.176 orang dan melukai 67.784 orang lainnya.
Sementara itu, ribuan korban lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan dan jalanan lantaran pasukan Israel mencegat tim penyelamat untuk menjangkau mereka.
Baca juga : Terpojok di Perbatasan Mesir, Israel Terus Tembaki Warga Gaza
Menurut perkiraan awal, agresi Israel di Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober telah membunuh lebih dari 28.176 orang, kebanyakan warga sipil tak berdosa, dan melukai 68.000 lebih orang lainnya.
Yang lebih parah lagi, agresi Israel telah menyebabkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh wilayah di Jalur Gaza.
Sebagian besar dari mereka terpaksa mengungsi ke Kota Rafah di Gaza selatan yang padat penduduk dan berlokasi di dekat perbatasan dengan Mesir - yang kini menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak peristiwa Nakba 1948.(Ant/WAFA/Z-4)
Kalangan aktivis, baru-baru ini, menyebarkan sebuah video di media sosial yang memperlihatkan seorang tentara Israel menanam alat peledak di waduk utama Tal al-Sultan.
JET tempur F-15 dan F-35 Israel melakukan serangan terhadap kota pelabuhan Hodeidah di Yaman.
MILITER Israel mengonfirmasi dalam laporan operasional hariannya bahwa brigade komandonya terus beroperasi di markas besar badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza tengah.
Ratusan keluarga Palestina telah mencari perlindungan di sekolah tersebut setelah mereka terpaksa melarikan diri dari pemboman Israel di bagian lain Gaza.
Perdana Menteri sementara Libanon Najib Mikati menyerukan kepada Israel untuk menghentikan serangan. Seruan tersebut dia ungkapkan saat berkunjung ke pusat operasi militer Libanon.
Pasukan Israel terlibat dalam pertempuran sengit dengan kelompok-kelompok Palestina di Rafah dan wilayah lain di Gaza selatan, meskipun militer Israel sebelumnya mengumumkan jeda taktis.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved