Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TENTARA Israel telah membunuh tiga tawanan yang ditahan oleh kelompok bersenjata Palestina di Gaza, setelah secara keliru mengidentifikasi mereka sebagai ancaman. Para pejabat militer Israel mengatakan tawanan tersebut terbunuh akibat pertempuran dengan kelompok-kelompok Palestina di Gaza.
Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan segera ada transparansi penuh dalam investigasi atas insiden tersebut.
"Selama pertempuran di Shejaiya, [tentara Israel] salah mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman. Akibatnya, tentara menembak ke arah mereka dan mereka terbunuh," kata tentara dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Perusahaan Pelayaran Hentikan Lalu Lintas Laut Merah Setelah Pemberontak Yaman Menyerang
"Tentara (Israel) mulai meninjau insiden tersebut dengan segera... Pelajaran langsung dari kejadian tersebut telah dipelajari, yang telah disampaikan kepada semua pasukan [tentara Israel] di lapangan,” tambahnya.
“Penyesalan yang mendalam atas insiden tragis tersebut."
Baca juga: Klaim anti-Semitisme mengguncang universitas-universitas AS karena kebebasan berpendapat
Para sandera diidentifikasi sebagai tiga pemuda yang diculik dari komunitas Israel selama serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober. Mereka Yotam Haim, 28, Samer Al-Talalka, 25, dan Alon Shamriz, 26.
Juru bicara militer, Daniel Hagari mengatakan pasukan Israel menemukan para sandera dan secara keliru mengidentifikasi mereka sebagai sebuah ancaman. Ketiganya diyakini telah melarikan diri dari para penculik mereka atau ditinggalkan.
Pasukan Israel telah terlibat dalam pertempuran sengit dengan para pejuang Palestina di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Sekitar 250 tawanan dibawa ke Gaza oleh kelompok-kelompok Palestina selama serangan 7 Oktober di Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut pihak berwenang Israel.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 18.700 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Ribuan lainnya hilang dan terjebak di bawah reruntuhan.
Pemerintah Israel telah berulang kali menyatakan bahwa membawa pulang semua sandera adalah salah satu tujuan utama mereka dalam perang ini.
Hingga saat ini, 110 tawanan telah dibebaskan, sebagian besar dalam gencatan senjata tujuh hari bulan lalu sebagai imbalan atas warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Israel juga telah memulangkan delapan jenazah, termasuk jenazah warga negara Israel-Prancis, Elia Toledano, 28, yang diculik dari sebuah festival musik elektronik, dan dua tentara berusia 19 tahun.
Kematian tersebut diumumkan ketika Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan AS dan Israel sedang mendiskusikan jadwal mengurangi serangan terhadap Hamas, meskipun mereka sepakat perang secara keseluruhan akan memakan waktu berbulan-bulan.
Sullivan juga bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mendiskusikan masa depan daerah kantong yang terkepung itu pascaperang.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menyatakan kegelisahannya atas kegagalan Israel dalam mengurangi korban sipil dan rencananya untuk masa depan Gaza, namun Gedung Putih terus menawarkan dukungan sepenuh hati untuk Israel dengan pengiriman senjata dan dukungan diplomatik.
Serangan udara dan penembakan Israel terus berlanjut pada hari Jumat, termasuk di kota Rafah di selatan, bagian dari wilayah Gaza yang menyusut dan padat penduduknya, di mana warga sipil Palestina diperintahkan oleh Israel untuk mengungsi. (aljazeera/Z-3)
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
Israel membebaskan 55 tahanan, Senin, dari penjara, termasuk Direktur Rumah Sakit al-Shifa, Muhammad Abu Salmiya.
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan dalam wawancara dengan CNN, tidak mengetahui berapa banyak sandera yang tersisa dalam kondisi hidup.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan empat sandera yang ditahan Hamas di Gaza, yakni Chaim Peri, Yoram Metzger, Amiram Cooper, dan Nadav Popplewell, meninggal dunia.
Israel dinilai menghalangi upaya mediasi untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Tentara Israel mengkonfirmasi menemukan jenazah Ron Benjamin, yang disandera di Gaza, bersama tiga sandera lainnya.
Hamas merilis video dua pria yang disandera di Gaza yang diidentifikasi sebagai Keith Siegel dan Omri Miran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved