Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
AMERIKA Serikat menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin bagi ibu hamil yang mencegah penyakit menyebabkan infeksi paru-paru dan saluran pernapasan yang disebabkan Respiratory syncytial virus (RSV) pada bayi mereka.
Pfizer telah mendapatkan izin untuk digunakan sebagai suntikan tunggal mulai dari usia kehamilan 32 hingga 36 minggu. Suntikan ini untuk melindungi bayi dari lahir hingga usia enam bulan, seperti yang dijelaskan dalam pernyataan yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA).
Ini merupakan yang terbaru dalam rangkaian obat-obatan yang baru-baru ini disetujui melawan mikroba umum ini, yang menyebabkan puluhan ribu bayi dan orang tua dirawat di Amerika Serikat setiap tahunnya, menurut perkiraan resmi.
Baca juga: Indonesia Terus Bantu Target WHO Eliminasi Kanker Leher Rahim 2030
Peneliti telah memfokuskan vaksin RSV sejak 1960-an, tetapi deretan suntikan yang muncul sekarang bisa menjadi terobosan ilmiah satu dekade yang lalu. "RSV adalah penyebab umum penyakit pada anak-anak, dan bayi termasuk di antara mereka yang berisiko tinggi mengalami penyakit parah, yang dapat menyebabkan perluasan rawat inap," kata Peter Marks, direktur Pusat Evaluasi dan Riset Biologis FDA.
"Persetujuan ini memberikan pilihan bagi penyedia layanan kesehatan dan individu yang sedang hamil untuk melindungi bayi dari penyakit yang berpotensi mengancam nyawa ini."
Baca juga: Biden Kunjungi Korban Kebakaran Hawaii
Persetujuan ini mengikuti uji klinis yang melibatkan sekitar 7.000 ibu hamil, yang menunjukkan vaksin Pfizer yang disebut Abrysvo. Vaksin itu mengurangi penyakit parah yang disebabkan RSV sebanyak 82% pada bayi usia 0-3 bulan, dan 69% pada usia 0-6 bulan.
Abrysvo sebelumnya telah disetujui FDA untuk orang dewasa berusia 60 tahun ke atas, demikian juga dengan vaksin Arexvy yang dibuat produsen obat GSK.
RSV biasanya hanya menyebabkan gejala ringan seperti pilek pada bayi dan anak-anak kecil, namun bisa lebih serius seperti pneumonia dan bronkiolitis. Diperkirakan sekitar 58.000-80.000 anak di bawah usia lima tahun harus dirawat di rumah sakit akibat infeksi RSV, menurut Pusat Pengendalian Penyakit.
Selama penelitian, sejumlah efek samping dikelukakan pasien. Seperti nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, dan mual. Gangguan tekanan darah yang berbahaya, yang dikenal sebagai pre-eklampsia, terjadi pada 1,8% ibu hamil yang menerima Abrysvo dibandingkan dengan 1,4% pada mereka yang menerima plasebo.
FDA juga mencatat adanya ketidakseimbangan dalam kelahiran prematur antara kelompok yang menerima vaksin dan kelompok yang menerima plasebo (5,7% dibandingkan 4,7%). Ketidakseimbangan itu perlu diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, FDA telah mengharuskan Pfizer untuk terus mempelajari risiko kelahiran prematur dan pre-eklampsia.
Setelah persetujuan FDA, produk tersebut harus mendapatkan persetujuan dari CDC yang akan memberikan rekomendasi tentang cara terbaik menggunakannya, sehingga belum ada kepastian kapan ketersediaan vaksin ini. Namun, para orang tua masih dapat mencari obat lain.
Pada awal bulan ini, regulator telah menyetujui pengobatan antibodi yang disebut Beyfortus, yang dikembangkan oleh Sanofi dan AstraZeneca, sebagai pengobatan preventif yang berfungsi seperti vaksin untuk melindungi bayi dan balita dari penyakit ini. (AF/Z-3)
Pemberian vaksin HPV pada laki-laki ternyata membantu menurunkan angka kejadian kanker serviks, dengan perempuan terlindungi oleh manfaat vaksin ketika berhubungan seksual.
Pemberian vaksin HPV untuk laki-laki tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan pria, tetapi juga berpotensi melindungi pasangan wanita dari risiko kanker serviks.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Kelompok usia lebih lanjut memiliki kekebalan tubuh yang berbeda dengan usia dewasa muda sehingga memungkinkan tingginya risiko terkena penyakit.
Sifat vaksin cacar api itu berbeda dengan vaksin yang menggunakan virus hidup yang sudah dilemahkan.
DIREKTUR Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Prima Yosephine menjelaskan menciptakan kekebalan kelompok bebas polio
OTORITAS Eropa telah menyetujui penggunaan vaksin pertama di kawasan itu untuk virus pernapasan syncytial (RSV), yang menyebabkan ribuan kasus rawat inap dan kematian setiap tahunnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved