Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Perusahaan Telekomunikasi Norwegia Jual Anak Perusahaan di Myanmar

Nur Aivanni
08/7/2021 15:55
Perusahaan Telekomunikasi Norwegia Jual Anak Perusahaan di Myanmar
Perusahaan telekomunikasi Norwegia, Telenor, di Myanmar. Warga Myanmar mengantre membeli SIM card Telenor.(Ye Aung THU / AFP)

GRUP telekomunikasi Norwegia, Telenor, pada Kamis (8/7), mengatakan bahwa pihaknya menjual anak perusahaannya di Myanmar, di mana itu adalah salah satu operator utama, sebagai akibat dari kudeta militer di sana.

Kesepakatan untuk menjual Telenor Myanmar ke M1 Group seharga $105 juta, katanya, akan memastikan kelanjutan operasi jaringan tetap dan nirkabelnya.

"Situasi di Myanmar selama beberapa bulan terakhir menjadi semakin menantang bagi Telenor karena alasan keamanan, peraturan, dan kepatuhan," kata Kepala Eksekutif Telenor Sigve Brekke seperti dikutip dalam sebuah pernyataan.

"Kami telah mengevaluasi semua opsi dan yakin penjualan perusahaan adalah solusi terbaik dalam situasi ini," katanya.

Telenor didorong jauh ke zona merah pada kuartal pertama setelah dipaksa untuk mencatat semua asetnya di Myanmar, menjadikan nilainya dari 6,5 miliar kroner ($769 juta) menjadi nol.

Telenor telah hadir secara komersial di Myanmar sejak 2014 dan mempekerjakan sekitar 750 tenaga kerja di negara tersebut.

Myanmar telah diguncang gelombang aksi protes besar-besaran dan tanggapan militer yang brutal sejak kudeta pada Februari yang menggulingkan Aung San Suu Kyi dan pemerintahannya.

Lebih dari 880 warga sipil telah tewas dalam tindakan keras oleh Dewan Pemerintah Negara atau pemerintahan junta militer dan hampir 6.500 orang ditangkap, menurut kelompok pemantau lokal.

Lembaga swadaya masyarakat setempat telah mendesak perusahaan asing untuk meninjau kehadiran mereka di Myanmar. Junta memiliki kepentingan dalam petak-petak ekonomi negara itu, dari pertambangan hingga perbankan, minyak, dan pariwisata. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya