Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Swiss akan mendonasikan empat juta dosis vaksin anti COVID-19 buatan AstraZeneca yang telah disisihkan guna memenuhi program COVAX dalam berbagi vaksin untuk dunia, kata pemerintah, Rabu (30/6).
Sumbangan itu dimaksudkan untuk membantu upaya mengatasi kesenjangan dalam penyediaan vaksin bagi negara-negara berkembang.
Swiss pada awalnya memesan 5,4 juta dosis AstraZeneca, namun badan pengatur medis negara itu, Swissmedic, belum memberikan persetujuan bagi penggunaan vaksin tersebut.
Swissmedic beralasan bahwa pihaknya belum menerima semua data yang diperlukan dari uji klinis sehingga izin belum diberikan.
Donasi sebanyak empat juta dosis itu lebih banyak dari jumlah yang sebelumnya dijanjikan Swiss, yaitu tiga juta, untuk diberikan kepada COVAX. "Karena distribusi vaksin tidak merata, kami perkirakan pandemi akan berlanjut untuk waktu yang lama," kata pemerintah melalui pernyataan.
Swiss telah memesan lebih banyak vaksin mRNA dari Moderna, juga dari Pfizer beserta mitranya --perusahaan Jerman, BioNTech.
Vaksin-vaksin yang dipesan itu termasuk yang sudah direncanakan untuk digunakan pada 2022.
Swiss sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa pada 2022 orang-orang akan membutuhkan suntikan penguat, baik karena kekebalan dari suntikan putaran pertama berkurang atau ketika varian-varian COVID mengganggu perlindungan.
"Pemerintah federal Swiss sedang memusatkan perhatian pada vaksin mRNA," bunyi pernyataan tersebut. "(Vaksin-vaksin) ini telah membuktikan diri sangat efektif dan dapat ditoleransi."
Selain sumbangan vaksin AstraZeneca, Swiss juga telah mendonasikan dana 145 juta franc Swiss (sekitar Rp2,2 triliun) kepada COVAX.
Sumbangan dana tersebut merupakan bagian dari sedikitnya 300 juta franc (sekitar Rp4,7 triliun) yang telah disiapkan untuk mendukung upaya mempercepat program Organisasi Kesehatan Dunia terkait pengadaan alat-alat penanganan COVID-19, Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A).
ACT-A itu sendiri ditujukan untuk mempercepat pengembangan teknologi dalam menanggulangi pandemi. (Ant/OL-12)
Pemberian vaksin HPV pada laki-laki ternyata membantu menurunkan angka kejadian kanker serviks, dengan perempuan terlindungi oleh manfaat vaksin ketika berhubungan seksual.
Pemberian vaksin HPV untuk laki-laki tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan pria, tetapi juga berpotensi melindungi pasangan wanita dari risiko kanker serviks.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Kelompok usia lebih lanjut memiliki kekebalan tubuh yang berbeda dengan usia dewasa muda sehingga memungkinkan tingginya risiko terkena penyakit.
Sifat vaksin cacar api itu berbeda dengan vaksin yang menggunakan virus hidup yang sudah dilemahkan.
DIREKTUR Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Prima Yosephine menjelaskan menciptakan kekebalan kelompok bebas polio
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved