Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jaksa Agung AS Pastikan tidak Ada Bukti Kecurangan dalam Pemilu

Atikah Ishmah Winahyu
02/12/2020 07:47
Jaksa Agung AS Pastikan tidak Ada Bukti Kecurangan dalam Pemilu
Jaksa Agung AS Bill Barr(AFP/MANDEL NGAN)

JAKSA Agung Amerika Serikat (AS) Bill Barr mengungkapkan Departemen Kehakiman tidak menemukan bukti kecurangan yang cukup signifikan dalam pemilu untuk membuat kandidat Partai Demokrat Joe Biden kalah dari petahana Presiden Donald Trump.

“Sampai saat ini, kami belum menemukan kecurangan dalam skala yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan,” kata Barr dalam sebuah wawancara.

Barr mengeluarkan komentar tersebut saat timses Trump terus berusaha membuktikan telah terjadi kecurangan di Negara Bagian Georgia, Michigan, Pennsylvania, dan tempat lain.

Baca juga: Wisconsin dan Arizona Konfirmasi Kemenangan Biden

Mereka berupaya mencegah kemenangan Biden yang akan diumumkan secara resmi di Electoral College pada 14 Desember 2020 mendatang.

"Dengan segala hormat kepada Jaksa Agung, belum ada kemiripan penyelidikan Departemen Kehakiman," kata pengacara Trump, Rudy Giuliani dan Jenna Ellis, dalam sebuah pernyataan menanggapi pengumuman Barr.

"Kami akan terus mengejar kebenaran melalui sistem peradilan dan badan legislatif negara bagian,” imbuh mereka.

Pengacara Trump telah mengklaim berbagai hal, mulai dari pengisian kotak suara dan pencetakan surat suara palsu, ribuan orang mati yang ikut memilih, hingga mesin penghitung suara yang diprogram untuk mendukung Biden.

Dalam beberapa gugatan hukum, seluruhnya ditolak oleh pengadilan. Timses Trump telah berusaha membatalkan jutaan suara untuk Biden berdasarkan klaim yang tidak memiliki bukti.

Namun, Barr mengatakan, "Ada satu pernyataan yang akan menjadi kecurangan sistemik dan itu akan menjadi klaim bahwa mesin pada dasarnya diprogram untuk membelokkan hasil pemilu".

"Dan DHS dan DOJ telah memeriksanya, dan sejauh ini, kami belum melihat apa pun untuk memperkuat pernyataan itu," katanya, merujuk pada departemen Keamanan dan Kehakiman Dalam Negeri.

Barr, yang sejak lama dipandang sebagai loyalis politik kepada Trump mengatakan, satu-satunya klaim penipuan yang berpotensi dibenarkan sangatlah khusus untuk serangkaian keadaan atau aktor atau perilaku tertentu.

"Itu bukan tuduhan sistemik," katanya. "Beberapa sudah meluas dan berpotensi mencakup beberapa ribu suara. Mereka telah ditindaklanjuti."

Komentar Barr dilaporkan pada waktu yang sama ketika dia tiba di Gedung Putih untuk pertemuan pada Selasa (1/12).

Selama pemilihan, laporan media mengatakan Trump tidak senang dengan Kepala Departemen Kehakiman karena tidak berusaha mendukung pemilihannya kembali, dan Barr dapat dipecat. (CNA/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya