Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Biden Dinilai Beri Harapan Baru dalam Peta Politik Internasional

Faustinus Nua
08/11/2020 20:40
Biden Dinilai Beri Harapan Baru dalam Peta Politik Internasional
Presiden AS Terpilih Joe Biden(AFP/Jim Watson)

SELAIN warga Amerika Serikat (AS) yang menginginkan adanya pergantian pemimpinnya dengan memilih Joe Biden, dunia internasional juga menyambut positif hadirnya pemerintahan baru di negara adikuasa tersebut. Tak heran ucapan selamat dari para pemimpin dunia kepada presiden AS terpilih itu pun membanjiri media media massa dan media sosial.

Ketua Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) Yusran menilai, perbedaan karakter yang cukup kontras antara Biden dan Presiden Donald Trump, memang memberi harapan baru dalam peta politik internasional. Trump dinilai cendrung melakukan pendekatan yang bersifat unilateral. Beberapa kebijakan luar negerinya yang kontroversial sering menimbulkan instabilitas kawasan.

"Nah dengan terpilihnya Joe Biden tentu masyarakat internasional berharap bahwa Amerika Serikat bisa kembali pada konsep multilateralisme dalam menyelesaikan berbagai persoalan dunia, termasuk juga dengan soal-soal bagaimana dunia mengatasi pandemi ini berasama," ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (8/11).

Menurutnya, bebeapa kebijakan Trump pun telah menimbulkan kemarahan dunia internasional, seperti masalah Israel-Palestina. Begitu pula dengan perang dagang antara AS -Tiongkok yang telah menyebabkan goncangan pada ekonomi dunia, serta keterlibatannya dalam konflik Laut China Selatan.

"Dan ini tentunya tidak menyehatkan bagi pola hubungan antar kedua negara yang berimplikasi pada tatanan ekonomi glonal," imbuhnya.

Meski demikian, Yusran juga mengatakan bahwa ada juga masyarakat dunia yang mengharapkan Trump kembali memimpin AS. Hal itu tidak terlepas dari kebijakannya yang cedrung mengarah pada investasi dan perdagangan untuk memperkuat perekonomian.

Sementara, Biden dalam berbagai kampanyenya ingin kembali meletakan dasar-dasar politik AS yang lebih bisa diterima secara umum di mata internasional. Misalnya terkait kebijakan politik di Timur Tengah terurama Israel dan Paletina dengan prinsip yang tegas. Kemudian soal pemulihan hubungan dengan Tiongkok dan juga negara mayoritas Islam.

Baca juga : Keluar Gedung Putih, Trump Bakal Hadapi Masalah Hukum

"Termasuk juga Biden berusaha menormalisasi dengan lembaga dunia WHO yang secara sepihak waktu di pemerintahan Trump, AS keluar dari WHO," katanya.

Biden juga dinilai akan fokus pada masalah lingkungan seperti kembali bergambung dengan perjanjian Paris. Hal itu tentu akan mengembalikan citra AS di mata dunia internasional.

Terkait penolakan Trump terhadap hasil pilpres, Dosen Hubungan Internasional Universitas Budi Luhur itu menilai sebagai hal yang wajar dalam kontestasi politik. Apalagi proses pemilihannya berjalan ketat dengan berbagai klaim dan tuduhan kecurangan.

Trump, lanjutnya sejal wala sudah yakin akan kembali memenangkan periode keduanya. Namun, masyarakat AS ternyata menginginkan pemimpin baru setelah berbagai persoalan domestik seperti masalah pandemi, rasisme, hingga imigran.

"Donald Trump sejak awal proses kampanye sangat percaya diri memenangkan kontesatasi ini dan kemudian tiba-tiba persoalannya berbah," tambahnya.

Dia pun menambahkan, terpilihnya Biden juga akan berdampak pada politik, keamanan dan ekonomi Indonesia. Sebagai mitra strategis tentu hubingan kedua negara akan menghadirkan berbagai kerja sama yang menguntungkan kedua negara.

Namun, di satu pihak Indonesia perlu mewaspadai kebijakan Biden yang berkaitan dengan isu lingkungan. Mengingat, sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar dunia, Indonesia akan menghadapi tantangan cukup berat dari pemimpin dunia yang concern pada isu lingkungan.(OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya