Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Nadiem Ajak Perguruan Tinggi Jaga Moderasi dan Toleransi

Syarief Oebaidillah
18/7/2024 22:59
Nadiem Ajak Perguruan Tinggi Jaga Moderasi dan Toleransi
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim(Antara)

MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan keragaman suku, ras, dan golongan agama serta kepercayaan yang hidup di Indonesia adalah fakta yang telah diakui dan pahami bersama melalui gagasan Bhinneka Tunggal Ika.

“Para pendiri bangsa menitipkan pesan kepada kita semua untuk senantiasa menjaga keragaman ini dengan semangat kebersamaan, moderasi, dan toleransi,” ujar Nadiem saat memberikan pidato kunci melalui tayangan video pada acara Seminar dan Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama Bersama Perguruan Tinggi di Jakarta, yang dikutip Kamis (18/7). 

Menurutnya, sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk selalu memelihara semangat tersebut, karena menjadi identitas multikultural sebagai suatu kebanggaan dan juga kekuatan. 

Baca juga : UGM Nyatakan tidak Naikkan UKT

“Kebanggaan itu akan kita miliki jika kita terus menanamkan rasa cinta terhadap perbedaan dalam diri setiap anak Indonesia,” ucap Nadiem.

Oleh karena itu, lanjut Nadiem, pihaknya di Kemendikbudristek berupaya menguatkan pendidikan karakter yang bertujuan untuk melahirkan generasi pelajar Pancasila, generasi yang beriman dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mampu bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Di jenjang persekolahan, profil tersebut dikuatkan dengan Kurikulum Merdeka serta asesmen nasional. “Guru-guru sekarang didorong untuk mengembangkan proyek pembuatan profil pelajar Pancasila atau P5 dari berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya mengintegrasikan kebudayaan lokal dalam pembelajaran atau menjadikan alam sebagai ruang kelas,” terangnya.

Baca juga : DPR RI dan Kemendikbudristek akan Rapat soal UKT

Terakhir, Nadiem menegaskan bahwa selain melalui asesmen nasional, peningkatan kualitas satuan pendidikan tidak lagi hanya berfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada perwujudan iklim sekolah yang inklusif, toleran, dan bebas dari kekerasan.

Dalam kesempatan itu,Balitbang Diklat Kementerian Agama selaku penyelenggara juga menggelar seminar dan lokakarya bertajuk "Membangun Ekosistem Moderasi Beragama". Acara ini dihadiri oleh berbagai pimpinan perguruan tinggi dan dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) secara massal.

Dengan dilaksanakannya MoU tersebut Balitbang berharap dapat menciptakan sinergi yang kuat antara lembaga pendidikan dan pemerintah dalam menciptakan generasi yang moderat dan mampu hidup berdampingan dalam keragaman.

Baca juga : Nadiem Beberkan Pencapaian Kemendikbudristek ke Para Penerima KIP

Seluruh Rektor dan Ketua berbagai pimpinan perguruan tinggi yang hadir pada kesempatan tersebut, dari perguruan tinggi di bawah Kemendikbudristek, Kemenag, Kementerian dan Lembaga serta Kedinasan, melakukan MoU massal, dengan Balitbang Diklat.

Secara simbolis MoU dilakukan oleh tujuh institusi yakni Universitas Airlangga, Universitas Lampung, Universitas Pattimura Ambon, Universitas Bengkulu, Universitas Muslim Indonesia Makassar, Politeknik Negeri Bandung, LLDIKTI Wilayah XV NTT

MoU ini menurut Kepala Badan Litbang Diklat Kemenag Suyitno, didasari pada semangat untuk menyatukan persepsi pentingnya penguatan moderasi beragama, “Kita berkepentingan mengawal moderasi beragam sebagai bagian penting dari programnya pendidikan tinggi,” katanya.

Baca juga : Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru ASN PPPK di 2024

Selain itu, MoU ini juga dilatarbelakangi bahwa kampus merupakan tempat yang paling strategis, yang di dalamnya terdapat banyak guru besar yang bisa mengkaji moderasi beragama lintas kampus dengan perspektifnya keilmuannya.

“Di Kampus tedapat guru besar seperti sosiologi, teologi, antropologi dan semua bidang ilmu bisa saling bersapa di dalamnya,” pungkasnya.

Dengan adanya MoU ini, Balitbang dan perguruan tinggi berkomitmen untuk bersama-sama mendukung pendidikan karakter yang mengedepankan nilai-nilai moderasi dan toleransi, demi terciptanya masyarakat yang harmonis dan damai.( Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya