Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
NATIONAL Professional Tuberculosis WHO Indonesia, dr Setiawan Jati Laksono mengungkapkan bahwa kegiatan penemuan aktif untuk Tuberkulosis (Tb) sangat efisien dan efektif bila digabungkan dengan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).
Hal itu ditunjukkan dari temuan dokumen yang dikeluarkan WHO dalam rangka menyangkut peringatan Hari Tb sedunia tahun 2024 untuk menggugah semangat kontribusi juga investasi untuk kegiatan penemuan secara aktif dan TPT.
"Data menunjukkan di 4 negara Brazil, Georgia, Kenya dan Afrika Selatan yang dilakukan investigasi ternyata pemberian skrining atau penemuan aktif dengan TPT mampu mengurangi insiden Tb sebesar 18% sampai 44%," kata dr Setiawan, Jumat (22/3).
Baca juga : Kasus Tuberkulosis Anak Naik Dua Kali Lipat Dibanding 2021
Dengan begitu semakin banyak orang yang bisa dihindarkan dari kematian akibat Tb.
Kemudian juga mengurangi beban sosial ekonom. Kombinasi antara penemuan kasus secara aktif dengan pengobatan pencegah juga kalau kita lihat dari sudut pandang ekonomi akan memberikan return of investment yang cukup besar
Pada temuan tersebut mengungkapkan tambahan investasi tahunan per kapita yang dibutuhkan pada tahun 2024 hingga 2050 di masing-masing negara seperti di Brazil US$0,28 per kapita; Georgia US$0,57; Kenya US$0,49; dan Afrika Selatan US$1,11.
"Jadi bisa sampai 39 kali lipat daripada jumlah uang yang kita investasikan untuk kegiatan skrining dan preventif. Jadi bisa kita lihat dampaknya secara epidemiologis maupun secara ekonomi," ujar dia.
Oleh karena itu WHO merekomendasikan orang yang kontak serumah menjadi prioritas utama karena studi terbaru bahwa kontak serumah dapat tertular Tb 16 kali lipat dari populasi umum. Kemudian studi di India juga 71% kontak serumah terinfeksi Tb. (Z-8)
Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Wahyuni Indawati menyatakan bahwa kontak erat di rumah merupakan faktor risiko utama dalam penularan TBC anak
Ketua Tim Kerja Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Tiffany Tiara Pakasi menyebut lonjakan estimasi kasus TB tersebut terjadi karena penemuan atau deteksi yang turun
Heru Budi Hartono menyebut pasien Tuberkulosis (TBC) yang tidak memiliki KTP DKI Jakarta tetap bisa berobat di fasilitas kesehatan di Jakarta
Penyakit tuberkulosis (Tb) pada anak menjadi perhatian pemerintah. Ini karena kenaikan angkanya lebih dari dua kali lipat.
KASUS suspek dan positif tuberculosis (TBC) di Kabupaten Kudus dan Pati tahun 2023 mengalami peningkatan signifikan.
Ada sebanyak 25 portable X-Ray yang akan ditempatkan di 15 kabupaten/kota di 9 provinsi.
Pada 2020 notifikasi kasus TB ada di angka 393.323 kasus. Lalu pada 2021 menjadi 443.235 kasus, pada 2022 sebanyak 724.309 kasus, pada 2023 sebanyak 821.200 kasus.
Kelumpuhan yang disebabkan oleh tuberkulosis (TB) tulang belakang tidak sama dengan kelumpuhan akibat polio.
EDUKASI dan sosialisasi tentang bahaya tuberkulosis (TB) harus dilakukan secara massif. Ini dilakukan agar masyarakat memahami dan peduli dengan pencegahan dan pengobatan TB.
Penularan Tuberkulosis (Tb) masih tinggi dengan 282.281 kasus dilaporkan hingga Juni 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan notifikasi kasus sejak 2021.
Pemberian obat pada waktu yang sama perlu dilakukan dengan tujuan agar tidak lupa dan skip minum obat dan anak jadi terbiasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved