Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Salah Jika Bansos untuk Cara Mengentaskan Kemiskinan

Despian Nurhidayat
18/2/2024 15:30
Salah Jika Bansos untuk Cara Mengentaskan Kemiskinan
KEMISKINAN EKSTREM: Warga beraktivitas di permukiman kumuh dan padat penduduk di Kampung Bandan, Pademangan, Jakarta Utara.(MI/ Usman Iskandar)

   STRATEGI pengentasan kemiskinan yang cenderung menggunakan bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah saat ini dinilai tidak efektif. Bahkan dikhawatirkan pemerintah akan meninggalkan permasalahan kemiskinan yang lebih besar.

   Hal itu dikemukakan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal, Minggu (18/2). Sebelumnya, pemerintah dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyatakan pemerintah optimis target untuk mengentaskan kemiskinan di tahun ini (2024) dapat tercapat.   Menurutnya, sejauh ini program pemerintah masih sesuai target.

   “Tahun 2023 (kemiskinan) masih berada di 9,36%. Target RPJMN 7,5%. Berarti 2024 harus turun sekitar 1,86%. Untuk kemiskinan ekstrem 2023 berada di 1,12%. Target 2024 0%. Paling tidak harus di bawah 0,5%,” ungkap Muhadjir kepada Media Indonesia/

Baca juga : Penyaluran Bansos PKH dan Sembako 2024 Dimulai, KPM Apresiasi Pelayanan Kantor Pos

   Faisal menjelaskan bahwa dalam melihat permasalahan kemiskinan tidak dapat dilihat hanya dari capaian indikator tingkat kemiskinan. Pasalnya, standar yang digunakan pemerintah jauh di bawah garis kemiskinan atau tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh PBB.

   "Memang kalau kita lihat yang di bawah garis kemiskinan jumlahnya melonjak karena pandemi, saat ini sudah kembali ke posisi sebelum pandemi. Tapi permasalahan besarnya banyak masyarakat yang berada sedikit di atas garis kemiskinan tapi bukan orang sejahtera, tetap masuk kategori miskin,” kata Faisal.

   Hal itu disebabkan pemerintah fokusnya cenderung hanya untuk menekan garis kemiskinan melalui program bansos. Padahal hal itu harusnya bukan jadi strategi utama.  Jika hanya bansos yang menjadi strategi pemerintah, terutama di tahun ini bansos dikucurkan secara masif, memang target penurunan kemiskinan dapat tercapai, namun masyarakat tidak dapat naik kelas menuju sejahtera dan tetap berada di posisi yang sama.

Baca juga : Bansos Sangat Jelas Digunakan sebagai Alat Politik, Ini Argumennya

   “Akar permasalahannya belum jelas sampai saat ini karena belum ada yang bisa naik kelas ke sejahtera dan tidak bisa mereka dapatkan (kesejahteraan) hanya dengan bansos," imbuhnya. Menurut Faisal yang harus ditingkatkan yakni pemberdayaan ekonomi dan harus mendapatkan pekerjaan layak dan sesuai untuk mendapat penghasilan lebih tinggi. Sehingga nantinya penghasilan dan pengeluarannya itu bisa diangkat di atas level kemiskinan.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya