Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETELAH sempat mengalami sejumlah prosedur perizinan pementasan yang di luar kebiasaan dalam pementasan Indonesia Kita ke-41, yaitu “Musuh Bebuyutan” telah tampil di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 1 dan 2 Desember 2023.
Butet Kartaredjasa, Agus Noor, dan Kayan Production, memboyong lakon yang sama, yaitu “Musuh Bebuyutan” ke Yogyakarta, tepatnya di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, pada Selasa, 23 Januari dan Rabu, 24 Januari 2024.
Pementasan ke-42 ini diharapkan bisa menjawab kerinduan penggemar Indonesia Kita di Yogyakarta sekaligus menjawab keingintahuan dan rasa penasaran publik budaya di Yogyakarta akan pertunjukan “Musuh Bebuyutan” yang mendapatkan pemberitaan cukup hangat pada akhir tahun 2023.
Baca juga: Indonesia Kita Usung Tema Perebutan Takhta dan Kuasa di Lakon 'Musuh Bebuyutan'
Menandai pertunjukan Indonesia Kita yang ke-42 ini, Kementerian Pendidikan ,Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) turut memberikan dukungannya terhadap lakon yang ditulis dan disutradarai oleh Agus Noor.
Selain Butet Kartaredjasa yang akan tampil di atas panggung, “Musuh Bebuyutan” dimeriahkan sejumlah aktor dan aktris seperti Inaya Wahid, Oppie Andaresta, Cak Lontong, Akbar, Susilo Nugroho, Marwoto, dan masih banyak lagi.
“Musuh Bebuyutan” mengisahkan hubungan seorang pemuda dan seorang perempuan yang bertetangga dan berteman baik. Namun sebuah peristiwa menjadikan keduanya berseteru dan berbeda pilihan politik.
Baca juga: Taman Ismail Marzuki Gelar Rangkaian Perayaan HUT ke-55
Permusuhan keduanya merembet ke manamana, membuat situasi kampung menjadi penuh kasak kusuk. Masyarakat menjadi terbelah sikap, ada yang mendukung si pemuda, dan ada juga yang mendukung si perempuan. Ketegangan makin menjadi ketika keduanya sama-sama maju untuk merebutkan kursi anggota dewan
Seperti halnya pertunjukan sebelumnya di Jakarta, Musuh Bebuyutan akan menampilkan setting kehidupan di sebuah perkampungan yang menggambarkan perseteruan-perseteruan di tingkat tapak yang diakibatkan oleh sebuah proses demokrasi.
“Setting ini menjadi pas untuk ditampilkan di Yogyakarta atau daerah-daerah lainnya, melihat semakin dekatnya kita dengan pesta demokrasi yang akan berlangsung sebulan lagi," jelas Agus Noor.
"Lakon ini merupakan cermin akan situasi yang nyata terjadi di kehidupan masyarakat. Hubungan bertetangga bisa menjadi runyam ketika para elit politik mulai saling serang di dalam kampanye-kampanyenya termasuk saat perdebatan di layar kaca," katanya.
Baca juga: Banyak Peminat, Pagelaran Musikal Ken Dedes Dipentaskan Kembali
"Kami mementaskan Musuh Bebuyutan ini untuk bisa merilekskan ketegangan yang terjadi dengan ciri khas Indonesia Kita selama ini yang dalam pementasannya penuh parodi, banyolan, dan celetukan-celetukan satir untuk menggugah tawa dan keakraban di antara penonton,” ujar Agus Noor.
Memboyong “Musuh Bebuyutan” ke Yogyakarta, diharapkan Butet Kartaredjasa bisa membuat para pemain tampil total tanpa penuh kekhawatiran seperti yang sempat dialami dalam pementasan di Jakarta.
“Indonesia Kita sudah mengalami pementasan yang melalui siklus pemilihan kepala negara selama beberapa putaran, dari sejak masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Butet Kartaredjasa.
Baca juga: Sambut Pesta Elektoral, Indonesia Kita Usung Lakon Pertarungan Dunia Bawah Tanah
"Namun baru pementasan kemarin itulah, kami harus melalui proses perizinan yang tidak biasa. Dengan memboyong “Musuh Bebuyutan” di Yogyakarta, kami dari seluruh tim Indonesia Kita, berharap tidak lagi mengalami prosedur berbelit yang seolah-olah menghambat ekspresi kebudayaan kita," papar Butet.
"Kami para seniman dan budayawan juga ingin ikut terlibat mempersiapkan pentas demokrasi yang akan kita jalani bersama, dengan cara kami sendiri tentunya yaitu dengan berkesenian,” ujar Butet. (RO/S-4)
Pentas ke : 42
Judul Pentas : Musuh Bebuyutan
Jadwal : 2 kali pentas
Selasa, 23 Januari 2024 - Pukul 20.00 WIB
Rabu, 24 Januari 2023 - Pukul 20.00 WIB
Venue : Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta
Pendiri : Djaduk Ferianto, Butet Kartaredjasa, dan Agus Noor
Naskah & Sutradara : Agus Noor
Penata Set : Ocklay | Sigit
Penata Musik : Arie Pekar
Koreografer : Davit Fitrik
Pemain : Butet Kartaredjasa | Cak Lontong | Akbar | Oppie Andaresta | Inaya Wahid | Bonita | Yu Ningsih | Marwoto | Susilo Nugroho | Wisben | Joned | Joind Bayuwinanda | Arie Pekar & Jakarta Street Music | Davit Fitrik & Dvk Art Movement
HTM Musuh Bebuyutan Tiket Donasi
Zona Kuning : Rp. 300.000
Zona Biru : Rp. 200.000 Zona Merah : Rp. 100.000
Zona Ungu : Rp. 75.000
Reservasi Tiket : 0813 622226 10 | 0813 622226 17 Informasi: Website : www.kayan.co.id Instagram : kayanproduction Twitter : @infoKAYAN #JanganKapokMenjadiIndonesia
Generasi muda harus berani menjadi diri mereka sendiri dan bersinar dengan cara masing-masing karena kita semuanya berharga.
Misi utamanya, pendidikan vokasi harus berkontribusi terkait perkembangan ekonomi di daerah.
Yogyakarta dan Solo punya historis yang cukup panjang dalam perjalanan sepak bola di Indonesia.
Workshop ini digelar untuk membangun pemahaman masyarakat terkait pengelolaan keuangan secara bijak dalam keseharian.
Yogyakarta jadi lokasi turnamen karena dianggap sebagai barometer sepak bola putri di Tanah Air.
PP Muhammadiyah mengadakan konsolidasi nasional di kampus Universitas 'Aisyiyah. Acara ini membahas berbagai topik penting, termasuk izin pengelolaan tambang.
Orang dewasa dan remaja pernah melakukan sleep call. Sleep call menjadi salah satu tren di kalangan orang dewasa dan remaja ketika menjalin hubungan spesial jarak jauh dengan seseorang.
Berikut ini 7 pilihan serial drama romantis barat yang populer dan bisa ditonton di Netflix.
SUTRADARA Hadrah Daeng Ratu menyutradarai film drama romansa religi terbaru berjudul Pantaskah Aku Berhijab yang dibintangi Bryan Domani dan Nadya Arina.
Bahkan, beberapa film diantaranya ada yang masih tayang di bioskop. Maka dari itu kalian masih bisa menyaksikannya di bulan Juni 2024 ini.
Berikut adalah daftar 27 film Netflix berating tinggi yang wajib kamu tonton:
Bahkan, banyak drama Korea yang selalu menjadi favorit hingga saat ini. Namun, film Korea tidak hanya soal drama percintaan saja, tetapi banyak juga film-film aksinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved