Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INDONESIA masih memiliki pekerjaan rumah (PR) besar untuk mengatasi masalah sampah. Ketua Dewan Pembina Indonesia Solid Waste Association InSWA Sri Bebassari menilai bahwa yang terpenting adalah membentuk mindset semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama dan kebersihan merupakan investasi.
Menurut Sri, ada lima aspek dalam pengelolaan sampah, yakni aspek peraturan, kelembagaan, pendanaan, sosial budaya dan teknologi. Namun, hingga kini Indonesia dinilainya masih berfokus pada aspek teknologi.
"Misalnya saat saya mewawancarai seseorang tentang sampah, apa yang anda pikirkan tentang sampah? Kebanyakan menjawab kompos, daur ulang, waste to energy. Jadi selalu yang ada di pikiran orang adalah teknologi tentang sampah," kata Sri, Rabu (14/6).
Baca juga: KLHK Akui Pengelolaan Sampah di Indonesia Ketinggalan Jauh dari Eropa
Sri yang sudah berkecimpung di dunia persampahan selama 40 tahun lebih itu menilai, meski penting, urusan teknologi bukanlah prioritas utama. Pasalnya, kini sudah banyak teknologi pengelolaan sampah yang berkembang, mulai dari dalam hingga luar negeri. Yang paling penting justru meningkatkan empat aspek lainnya.
Dari segi pendanaan misalnya, ia mengatakan bahwa itu merupakan aspek krusial. Bukan hanya bicara soal investasi pengelolaan sampah saja, tapi harus secara detail dihitung berapa kebutuhan untuk pengumpulan, pengangkutan hingga pemrosesan akhir setiap ton sampah.
Baca juga: Harus Ada Upaya dari Hulu ke Hilir Menuntaskan Persoalan Sampah
Hingga kini pun, APBD daerah yang dialokasikan untuk pengelolaan sampah kurang dari 1%. Angka itu jauh di bawah alokasi untuk kesehatan sebesar 10% atau pendidikan sebesar 20%.
"Padahal pendanaan kebersihan adalah investasi. Kalau kita pakai persentase APBN dan APBD, ya paling tidak sampah masuk ke prioritas, tidak hanya di bawah 1% anggarannya, tapi harusnya mencapai 5% atau 6%," jelas dia.
Sri mengakui, biaya operasional pengelolaan sampah bukanlah sesuatu yang murah. Untuk pengumpulan sampah tercampur misalnya, dibutuhkan dana sebesar US$60 sampai US$80 perton. Lalu untuk komposting sebesar US$20 sampai US$40 Pperton. Kemudian untuk waste to energy sebesar US$40 sampai US$80 perton dan untuk sanitary landfill sebesar US$10 sampai US$120 perton.
Bukan hanya dari pemerintah saja, biaya pengelolaan sampah juga dinilai perlu dibebankan kepada masyarakat. Ia mengambil contoh negara Singapura yang iuran pengumpulan sampahnya bisa mencapai Rp300 ribu per rumah.
"Jadi kenapa Singapura bisa bersih? Karena iuran sampahnya itu besar. Berbeda dengan kita yang kadang-kadang diminta Rp2.000 saja masih ada yang tidak mau. Ini yang perlu kita amati," jelas dia.
Selain itu, untuk mempercepat upaya pengelolaan sampah di Indonesia, dirinya menilai perlu revisi UU 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Menurutnya, ada beberapa pasal yang harus ditambahkan dan ada yang perlu disederhanakan.
"Misalnya saja untuk TPA sanitary landfill, kita butuh dana sekian dolar perton. Itu harusnya nanti ada pasal pendanaan. Tapi kalau sementara belum ada revisi, ya kita baca dulu dan terapkan pasal-pasal yang ada untuk menciptakan Indonesia yang bersih," pungkas dia. (Ata/Z-7)
TPA Samosir dibangun di lahan seluas 10 Ha sudah mencapai 100 persen dengan pagu senilai Rp29 M lebih.
Pemerintah juga memberikan insentif berupa penghargaan publikasi untuk kinerja yang baik dalam pengelolaan sampah plastik.
WARGA Denpasar, Bali, mulai gencar menjalankan konsep Teba Modern untuk pengelolaan sampah organik. Teba Modern dikenalkan pada masyarakat Denpasar oleh komunitas Malu Dong,
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Kerja kolaboratif ini akan dilakukan antara Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang dengan Fakultas Ilmu Terapan Telkom University.
Dia melihat upaya warga mengelola sampah organik dan anorganik menjadi barang bermanfaat.
PARA ilmuwan mengembangkan metode inovatif untuk mendaur ulang baterai ion litium. Caranya, mereka menggunakan teknik pemisahan magnetik yang memurnikan bahan baterai.
Alifiah Azzahrah menampilkan karya desain interior Payabo House: Scavenger House. Karya itu menggunakan lebih dari 1.000 botol plastik daur ulang.
Jakarta Fair Kemayoran menjadi ajang untuk memperkenalkan inisiatif daur ulang botol plastik yang inovatif
Upaya Alba Tridi mendukung proses daur ulang dan pengelolaan sampah disebut sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Perusahaan mampu memangkas jejak karbon hingga 60% pada setiap kemasan cat berukuran 2,5-liter atas pengurangan rangkaian produksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved