Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ORANG-ORANG yang jarang bergerak aktif dalam kehidupan sehari-hari bisa berisiko mengalami varises. Hal itu dikatakan dokter spesialis bedah vaskular Febiansyah Kartadinata Rachim.
"Malas bergerak membuat aliran darah jadi melambat," kata dokter dari Universitas Padjajaran itu, dikutip Rabu (23/11).
Ketika aliran darah melambat, darah bisa membeku dan membuat katup di pembuluh darah bekerja lebih keras.
Baca juga: Komplikasi Varises Bisa Sebabkan Serangan Jantung hingga Stroke
Varises adalah insufisiensi vena kronis, saat ada gangguan aliran darah dari pembuluh darah vena tungkai ke jantung.
Varises terjadi akibat dari abnormalitas fungsi sistem vena yang disebabkan inkompetensi katup vena.
Ketika katup bekerja secara baik, darah bisa mengalir dengan lancar ke jantung. Pada varises, katup di pembuluh darah vena mengalami malfungsi.
Selain karena jarang bergerak, faktor risiko dari varises dipengaruhi oleh kehamilan, penggunaan alas kaki hak tinggi juga membuat tekanan di betis terlalu tinggi, akibatnya sirkulasi darah jadi tidak lancar.
Kebiasaan buruk seperti merokok juga berisiko menimbulkan varises.
Dokter Spesialis Bedan Subspesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular Konsultan RS Pondok Indah-Pondok Indah itu mengatakan, yang berbahaya dari rokok adalah zat karsinogenik yang merusak lapisan pembuluh darah di bagian dalam yang bersinggungan dengan darah.
"Akibatnya, katup-katup di pembuluh darah semakin cepat rusak," jelas dia.
Konsumsi alkohol, kegemukan, penambahan usia serta riwayat keluarga juga merupakan faktor risiko dari varises.
Secara statistik, perempuan lebih berisiko terkena varises karena data menunjukkan 81,3% penderita varises adalah kaum Hawa.
Febiansyah menjelaskan sebetulnya angka kejadian hampir sama, namun data menunjukkan lebih banyak perempuan karena mereka cenderung lebih peduli dan segera berobat ketika timbul gejala varises.
Gejala yang patut diwaspadai adalah adanya pelebaran pembuluh darah vena di kaki, kemudian muncul bengkak di pergelangan kaki.
Waspada juga bila kaki mudah kram dan nyeri. Ini terjadi karena 'racun' yang harusnya dialirkan ke jantung malah menumpuk di kaki akibat gangguan sirkulasi.
Akibatnya, warna kulit jadi semakin gelap dan menyebabkan kulit kering, gatal-gatal dan pada akhirnya ketika timbul luka, proses penyembuhannya jadi semakin lama.
Namun, belum tentu gejala tersebut memastikan seseorang varises. Untuk mendapatkan jawaban pasti, seseorang harus menjalani pemeriksaan untuk mengetahui kondisi katup di pembuluh vena dengan Doppler Ultrasonography, dengan dokter akan memeriksa kondisi katup di pembuluh darah. (Ant/OL-1)
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Namun, kabar baiknya ialah ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
Salah satu upaya mengatasi kanker yaitu PET sebagai pemeriksaan noninvasif yang membantu menggambarkan fungsi metabolisme molekuler tubuh pasien secara tiga dimensi.
Orang yang berisiko mengalami varises ialah lansia, orang dengan obesitas, ibu hamil, dan orang yang memiliki kebiasaan berdiri atau duduk dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Varises terjadi karena aliran balik darah untuk kembali ke jantung tidak terpompa dengan baik, tidak seperti ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Varises seringkali dianggap sepele, padahal jika tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi berkepanjangan.
"Kalau kita bicara varises itu biasanya kita bicara masalah vena yang ada di permukaan kulit. Tapi gangguan CVI ini berupa spektrum yang bisa lebih luas dari itu."
"Kalau gumpalan itu tersangkut ke jantung, bisa serangan jantung. Tersangkut ke otak bisa menyebabkan stroke, jika tersangkut di kaki saya sebut stroke kaki (limb ischemic)."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved