Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MEREDANYA pandemi Covid-19, dinilai menjadi momen yang baik bagi dunia industri untuk meningkatkan kinerja.
Dan dari berbagai industri, peluang besar dimiliki perusahaan yang menempatkan Environment Sosial Governance (ESG) dalam pengelolaan bisnisnya.
Dalam hal ini, perusahaan yang menerapkan ESG akan memiliki daya saing yang cukup tinggi.
“Setiap perusahaan yang concern menjalankan ESG bisa memperoleh sejumlah keuntungan. Apalagi setelah pandemi mulai reda. Antara lain memiliki daya saing serta mengelola manajemen risiko dengan baik,” kata Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah, dalam keterangannya, Rabu (25/5).
Menurutnya, manajemen risiko memberikan arahan terhadap ketahanan risiko terburuk dalam hal pengembangan perusahaan di masa depan.
Baca juga: Pertamina Geothermal Perkuat ESG Menuju World Class Green Energy Company
Selain itu ESG punya pengaruh terhadap cost of capital yang rendah dan valuasi yang tinggi, efisien, serta berkelanjutan.
Bagi perusahaan yang sudah menerapkan ESG kata Trubus, akan memiliki daya tahan terhadap perubahan terhadap situasi yang berkembang.
“Produk yang dihasilkan akan mudah diterima oleh semua pihak dan masyarakat merasa aman dan terlindungi serta menjadi bagian dari produk tersebut,” sambung Trubus.
Meskipun memerlukan penggunaan teknologi yang tepat, tapi penerapan ESG ini memberikan dukungan terhadap lingkungan masa depan.
Salah satu perusahaan tanah air yang berkomitmen terus mengembangkan inisiatif ESG adalah PT Gunung Raja Paksi Tbk, pabrik baja nasional terbesar di Tanah Air.
Perusahaan yang berpusat di Cikarang, Jawa Barat ini menunjukkan komitmen dalam menjalankan strategi hijau dengan membeli kredit karbon.
Menurut Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, meski regulasi kredit karbon masih memerlukan studi lanjutan, upaya ini menjadikan GGRP menjadi salah satu perusahaan baja pertama di Asia yang menjalankan strategi hijau dengan membeli kredit karbon.
Pria yang akrab disapa Argo ini menambahkan, korporasi berkode emiten GGRP tersebut, baru saja mendapatkan sertifikat Environmental Product Declaration (EPD) untuk ketiga produk yang merupakan Label Lingkungan Tipe III, yang menunjukan kinerja lingkungan produk baja sepanjang daur hidupnya.
“Strategi hijau memiliki peran strategis. Karena ke depan, para pemain dan pengembang infrastruktur dunia akan bergerak menuju logam hijau dengan menekan pemasok baja untuk bersertifikasi hijau,” kata Argo. (RO/OL-09)
kesadaran bahwa momen kesempatan dalam menanggulangi perubahan iklim itu harus diambil.
SEKTOR industri di Indonesia berperan vital sebagai penopang utama dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang diorientasikan
Indonesia mengajak negara anggota ASEAN memandang penghijauan industri manufaktur sebagai peluang, alih-alih sebagai kebuntuan.
TEMA global saat ini yang kian memukau ialah mendorong masa depan yang lebih baik dengan keuangan berkelanjutan dan pelaporan implementasi prinsip environmental, social and governance (ESG).
ANTAM akan memperkuat hilirisasi mineral lewat proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel per tahun di Halmahera Timur, Kepulauan Maluku.
Kedatangan mahasiswa-mahasiswa yang disponsori oleh pemerintah Australia melalui program New Colombo Plan (NCP).
Menurut Maria, sesimpel itu saja dan tidak sesulit seperti perusahaan besar lakukan.
PRINSIP environment (lingkungan), social (sosial), governance (tata kelola) atau ESG bukan sekadar jargon. Namun perusahaan harus melaksanakan ESG dengan sesungguhnya.
PT Vale menekankan pentingnya penerapan prinsip-prinsip Environment, Social and Government (ESG) untuk menjaga masa depan industri, khususnya pertambangan.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, Governance/ESG) kini menjadi pilar penting dalam bisnis properti
ESG Risk Rating, secara umum memang dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko-risiko lingkungan, sosial dan tata kelola atau governance dalam jangka panjang.
Kalla Group kini fokus kepada tahap persiapan hingga pembangunan fasilitas seperti akses jalan masuk, konstruksi, hingga menunggu tender dari perusahaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved