Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENGONSUMSI pemanis buatan dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Satu studi skala besar menyimpulkan hal itu pada Kamis (26/3). Namun para ahli yang tidak terlibat dalam penelitian itu mengatakan hal tersebut tidak cukup bukti untuk mempertimbangkan mengubah saran kesehatan saat ini.
Pemanis dikonsumsi oleh jutaan orang setiap hari dalam produk seperti soda diet--sebagian cara untuk menghindari penambahan berat badan dari gula--tetapi seberapa sehat pengganti ini telah lama menjadi kontroversi. Untuk menilai risiko kanker dari pemanis, para peneliti menganalisis data lebih dari 100.000 orang di Prancis yang melaporkan sendiri pola makan, gaya hidup, dan riwayat medis mereka dalam interval antara 2009-2021 sebagai bagian dari studi NutriNet-Sante.
Mereka kemudian membandingkan konsumsi dengan tingkat kanker, sambil menyesuaikan variabel lain seperti merokok, pola makan yang buruk, usia dan aktivitas fisik. Para peserta yang mengonsumsi pemanis dalam jumlah terbesar, "Di luar jumlah rata-rata, memiliki peningkatan risiko kanker 13% dibandingkan dengan nonkonsumen," ujar Mathilde Touvier, direktur penelitian di institut Inserm Prancis dan pengawas studi tersebut, mengatakan kepada AFP.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine mengatakan bahwa risiko kanker yang lebih tinggi terutama terlihat dengan pemanis aspartam dan acesulfame potassium. Keduanya digunakan dalam banyak minuman ringan termasuk Coke Zero.
Dari 103.000 peserta, 79% ialah perempuan dan 37% mengonsumsi pemanis buatan. Minuman ringan menyumbang lebih dari setengah pemanis buatan yang dikonsumsi dan pemanis tabble-top mewakili 29%.
Studi ini menemukan bahwa risiko yang lebih tinggi diamati untuk kanker payudara dan kanker terkait obesitas. Touvier mengatakan, "Kami tidak dapat sepenuhnya mengecualikan bias yang terkait dengan gaya hidup konsumen." Ia menyerukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil penelitian.
Institut Kanker Nasional AS dan Penelitian Kanker Inggris mengatakan bahwa pemanis tidak menyebabkan kanker. Pemanis telah diizinkan untuk digunakan oleh Otoritas Keamanan Makanan Eropa.
"Hubungan antara konsumsi pemanis buatan dan risiko kanker masih kontroversial. Ini kembali ke 1970-an ketika siklamat (pemanis) dilarang karena terkait dengan kanker kandung kemih pada tikus, meskipun ini tidak pernah terbukti terjadi pada manusia," kata James Brown, seorang ilmuwan biomedis di Universitas Aston Inggris.
Brown, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa itu, "Dirancang dengan cukup baik dan memiliki ukuran sampel yang mengesankan." Akan tetapi dia menambahkan dia tidak percaya penelitian saat ini memberikan bukti yang cukup kuat untuk Layanan Kesehatan Nasional Inggris mengubah izinnya dulu.
Michael Jones dari The Institute of Cancer Research, London, mengatakan bahwa hubungan yang dilaporkan dalam penelitian itu tidak menyiratkan sebab-akibat dan bukan bukti bahwa pemanis buatan menyebabkan kanker. Dia mengatakan temuan itu dapat menunjukkan bahwa risiko kanker dapat meningkat pada tipe orang yang menggunakan pemanis buatan daripada pemanis itu sendiri.
Temuan Kamis itu juga tidak berarti konsumen dapat kembali ke minuman manis. Studi NutriNet-Sante 2019 menemukan bahwa minuman manis juga terkait dengan risiko beberapa jenis kanker yang lebih tinggi.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Keempat Berikan Sedikit Manfaat terhadap Infeksi Omikron
Brown mengatakan bahwa tidak semua pemanis sama. Beberapa seperti stevia menunjukkan manfaat kesehatan. Pemanis buatan, "Mungkin masih merupakan alat yang berguna untuk membantu mengurangi penambahan berat badan saat mengganti gula jika pemanis yang tepat digunakan," katanya. (OL-14)
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Umumnya tomat ini biasa dijadikan lalap atau bisa juga dibuat jus hingga salad. Namun dari semua cara tersebut tomat memiliiki segudang nutrisi yang baik untuk tubuh.
Pemberian vaksin HPV pada laki-laki ternyata membantu menurunkan angka kejadian kanker serviks, dengan perempuan terlindungi oleh manfaat vaksin ketika berhubungan seksual.
Ada kekhawatiran tentang radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel dan dampaknya terhadap kesehatan. Berikut daftar ponsel dengan radiasi paling tinggi
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia.
Pascapemberian kemoterapi dan dinyatakan sembuh, 85% penderita kanker ovarium tipe germ cell bisa hamil dan melahirkan bayi.
Studi di Denmark menunjukkan orang dewasa yang sering pindah rumah saat kecil berisiko lebih tinggi mengalami depresi, dibandingkan yang tinggal di komunitas yang sama.
KISAH Nabi Musa membelah Laut Merah dalam tradisi religius telah lama menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang.
Dengan kunjungan kapal ini memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan kajian dan pemetaan laut dengan lebih efisien.
Jawaban yang dihasilkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sering kali luput dari deteksi dalam penilaian akademis dan dapat mengungguli respons siswa.
PENELITI Finlandia mengembangkan teknologi yang memungkinkan komputer memahami emosi manusia guna meningkatkan interaksi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Studi baru menyoroti potensi risiko penggunaan rutin suplemen minyak ikan bagi kesehatan kardiovaskular.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved