Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENUMBUHKAN minat baca pada anak memang bukan perkara mudah. Tanpa didukung fasilitas memadai, rasa-rasanya pekerjaan itu mustahil terwujud. Hal itulah yang dirasakan Mertin Lusi, seorang pegiat literasi di Kabupaten Ngada, Flores - Nusa Tenggara Timur.
Sejak 2013, perempuan kelahiran Mari, 3 November 1988 itu sudah memulai kegiatan pendampingan literasi terhadap anak-anak di Ngada. Dari kepedulian akan rendahnya minat baca pada anak, di 2014 Mertin pun bisa mewujudkan impiannya membuka rumah baca Perpustakaan Isi Langa di kampung tempat tinggalnya.
"Saya rasa baca tidak harus dalam ruangan yang sunyi. Makanya saya buat perpusatakaan untuk umum, semua orang harus punya rasa memiliki dan lebih ramah dengan pembaca, dengan anak-anak," tuturnya menjelaskan konsep rumah baca tersebut.
Berbeda dengan perpustakaan pada umumnya yang terkesan rapi dan sunyi, lulusan S-1 Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang itu ingin memberi warna yang lebih pada rumah baca itu. Baginya, selain membaca anak-anak juga diberi ruang untuk bisa bermain dan berdiskusi.
"Lantas minat baca yang diharapkan itu tumbuh secara alamiah melalui kebiasaan yang dibangun bersama. "Mungkin karena perpustakaan ada mereka mulai sering datang baca dan pinjam buku," harap Mertin.
Selain buku-buku pelajaran dan fiksi yang memenuhi ruang baca, dinding-dindingnya pun dihiasi dengan berbagai gambar dan tulisan menarik. Cara itu menurutnya akan terasa lebih ramah bagi anak untuk lebih dekat dengan perpustakaan sederhana itu.
"Bagaimana anak-anak mau suka baca kalau masuk ruangan (perpustakaan) saja mereka takut. Tidak ramah mau ajak orang untuk baca, tidak ada ruang kreatif, buku-buku tersusun rapi di rak-rak. Kalau saya perpustakaan harus lebih berwarna, terutama bagi anak-anak," ujarnya.
Dia mengungkapkan bahwa minat baca yang tergolong rendah di NTT pada umumnya, termasuk di Ngada juga dipengaruhi oleh keberadaan perpustakaan. Di Ngada sendiri hanya ada satu perpustakaan umum yakni perpustakaan daerah yang memiliki kapasitas cukup besar. Namun, persediaan buku bacaan yang dibutuhkan pun belum memadai, apalagi soal buku-buku terbaru.
Sementara, perpustakaan miliknya dengan sekitar lima ribuan buku turut melengkapi persediaan buku di lingkungan sekitarnya. Bahkan Mertin menjalin kerja sama dengan komunitas dan rumah-rumah baca di daerah lain untuk memenuhi kebutuhan buku para pembaca baik anak-anak maupum orang dewasa.
Meski demikian, Mertin yang juga menginisiasi kegiatan kelas inspiratif di daerah itu mengakui di masa pandemi rumah baca terpaksa ditutup. Dia hanya bisa melayani peminjaman buku untuk menghindari potensi terjadinya kerumunan yang bisa menimbulkan penyebaran covid-19 .
"Mereka datang pinjam buku dan baca di rumah masing-masing. Kalau biasanya saya buat permainan-permainan atau kegiatan-kegiatan begitu, sekarang tidak bisa lagi," ucapnya.
Untuk menjalankan kegitan secara virtual juga sangat tidak memungkinkan. Pasalnya, keterjangkauan akses internet dan masalah sosial ekonomi di Ngada merupakan permasalahan klasik yang belum bisa teratasi.
Mertin berharap, lewat literasi, minat membaca yang tinggi, generasi penerus di daerah itu akan memiliki bekal menghadapi tantangan di masa depan. Anak-anak mempunyai karakter yang kuat dan tidak mudah tergerus perubahan zaman yang begitu cepat.
"Pengetahuan tidak hanya diperoleh di ruang-ruang formal, di sekolah, di perpustakaan besar saja. Tetapi juga di ruang-ruang publik yang memberi kesempatan untuk lebih kreatif, ruang yang mempertemukan berbagai ide, didiskusikan bersama dan kemudian menemukan solusi. Dan tentu saja ruang itu bukan di media sosial yang hanya menghadirkan debat kusir," imbuhnya.
Kebiasaan membaca sejak dini memang memberi pengaruh positif pada perkembangan anak. Selain meningkatkan kemampuan dasar anak, membaca juga akan menambah wawasan, memberi motivasi, meningkatkan kretivitas dan membentuk karakter pada anak. Oleh karenanya, untuk meningkatkan minat baca pada anak dibutuhkan gerakan bersama dan dukungan semua pihak. (H-1)
Kasubdit Kepustakaan Islam Kemenag, Nur Rahmawati, menekankan peran strategis perpustakaan masjid dalam menyebarkan informasi dan edukasi terkait kebencanaan.
Salah satu doa tersebut ialah doa sakinah mawaddah warahmah. Apa maknanya? Simak terus artikel berikut.
Di tengah tantangan arus digital saat ini, kegiatan kelas menulis bermanfaat untuk mengasah kreativitas dan kemampuan menulis anak-anak.
Festival Literasi Berau diharapkan menjadi ruang bagi siswa dan guru untuk memperkenalkan karya-karya mereka kepada khalayak luas.
Sebanyak 27 pelamar kerja diduga menjadi korban penipuan dan penggelapan bermodus pencurian data pribadi untuk pinjaman daring (online/pinjol)
Lomba Esai Universitas Terbuka 2024 diselenggarakan untuk memberikan kesempatan peserta kembangkan bakat menulis dan asah kemampuan kritis dan kreatif
Pada momen Hari Anak Nasonal 2024 yang diperingati pada 23 Juli atau yang jatuh hari ini, unda bisa dukung proses belajar membaca anak yang menyenangkan dengan cara sebagai berikut
Masa remaja adalah periode penting dalam kehidupan yang dipenuhi dengan pembelajaran dan penemuan jati diri.
Proyek ini termasuk pengadaan bahan ajar dan pengembangan kurikulum bagi para edukator, pelatihan untuk guru, serta memberikan pendampingan kepada para guru.
Badan Bahasa berkomitmen menggugah semangat membaca di kalangan masyarakat.
Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2024 resmi ditutup. Plt. Kepala Perpusnas RI E. Aminudin Aziz menyatakan ada beberapa hal yang digarisbawahi dalam rapat tahunan ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved