Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pandemi Covid-19, Kapasitas Rumah Sakit Masih Harus Dibenahi

Putri Rosmalia Octaviyani
19/8/2020 16:47
Pandemi Covid-19, Kapasitas Rumah Sakit Masih Harus Dibenahi
Rumah sakit(Ilustrasi)

KAPASITAS rumah sakit, pemeriksaan atau tes, dan pengobatan menjadi salah satu kendala bagi penanganan covid-19 di derah. Peningkatan kapasitas tes dan rumah sakit hingga saat ini harus terus didorong untuk dilakukan oleh setiap pemerintah daerah.

 “Testing, tracing, dan teratment memang jadi kelemahan kita. Masih banyak keterbatasan,”ujar Deputi Bidang Sistem dan Strategi, BNPB, Wisnu Widjaja, dalam webinar berjudul Aksi Menuju Pembangunan dalam Masa Pandemi, Rabu, (19/8).

Wisnu mengatakan, ada dua kekuatan utama di Indonesia dalam menghadapi pandemi. pertama ialah birokrasi, kedua adalah masyarakat. Birokrasi bisa digunakan untuk memperkuat penanganan, salah satunya saat ini lewat penerbitan aturan-aturan yang terkait penanganan covid-19.

“Masyarakat modalnya gotong-royong. Kalau empat unsurnya yakni dunia usaha, akademisi, media, dan individu atau komunitas bersatu dalam menagakkan disiplin kesehatan, penyebaran covid-19 akan lebih cepat terkendali,” ujar Wisnu.

Baca juga : Perkotaan Jadi Penyumbang Kasus Covid-19 Terbanyak

Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Ede Surya Darmawan, mengatakan kunci keberhasilan penanganan dan pencegahan covid-19 berada di tangan masyarakat. Peran masyarakat sangat besar untuk mencegah covid-19 semakin meluas.

“Memang masih ada masalah di tes dan pengobata, tapi kunci keberhasilan ada di masyarakat, kesadaran masyarakat jadi kunci untuk mencegah penularan,” ujar Ede.

Sementara itu, Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Jibril Al Farabi, mengatakan bahwa di daerah tantangan terbesar salah satunya ialah dalam melakukan sosialisasi pencegahan. Penyampaian informasi harus dilakukan dengan sangat tepat dengan memanfaatkan jejaring, tokoh, atau komunitas setempat. Kalau tidak, sosialiasi akan jau dari efektif.

"Di Jawa Timur misalnya kita sulit sekali mencoba agar masyarakat menghilangkan budaya kumpul-kumpul. Begitu juga agar mereka mau disiplin menggunakan masker," ujar Jibril.

Ia mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan melakukan survei. Dengan survei dapat diketahui pola terbaik agar sosialisasi bisa tepat sasaran dan efektif. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya