Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Inflasi Terjaga, BI Tahan Suku Bunga Acuan 6,25%

Insi Nantika Jelita
17/7/2024 16:22
Inflasi Terjaga, BI Tahan Suku Bunga Acuan 6,25%
Kantor Bank Indonesia, Jakarta.(MI)

RAPAT Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 16-17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6,25%, suku bunga deposit facility atau penempatan dana rupiah sebesar level 5,50%, dan suku bunga lending facility atau penyediaan dana rupiah tetap 7%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan keputusan tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dengan inflasi terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%.

"Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025," ujarnya dalam konferensi pers RDG Juli di Kantor BI, Jakarta, Rabu (17/7).

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III dan triwulan IV 2024 diperkirakan tetap baik dengan rencana peningkatan stimulus fiskal dari 2,3% menjadi 2,7% dari produk domestik bruto (PDB) serta kinerja ekspor yang meningkat dengan kenaikan permintaan dari mitra dagang utama. Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2024 diproyeksi berada dalam kisaran 4,7%-5,5%.

Baca juga : Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Angka 5,75%

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergitas antara stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya dari sisi permintaan," jelas Perry.

Selanjutnya, Perry mengungkapkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) Juni 2024 tercatat 2,51% secara year on year (yoy), lebih rendah dari inflasi pada Mei 2024 sebesar 2,84% (yoy). Perkembangan ini dipengaruhi oleh rendahnya inflasi inti dan inflasi administered prices (AP) yang masing-masing sebesar 1,90% (yoy) dan 1,68% (yoy).

Inflasi volatile food (VF) tercatat turun cukup dalam di sebagian besar wilayah Indonesia sehingga tercatat sebesar 5,96% (yoy) dari bulan sebelumnya 8,14% (yoy). Perkembangan positif ini dipengaruhi oleh peningkatan pasokan pangan seiring berlanjutnya musim panen. Bank Indonesia meyakini inflasi IHK 2024 tetap terkendali dalam sasarannya.

Baca juga : BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25%

"Inflasi inti juga diperkirakan terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik," jelas Perry.

Fokus kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menarik aliran masuk modal asing. Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga. Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya