Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BANK sentral AS atau The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level 5,25%-5,50% pada pertemuan Juli 2024. The Fed masih berhati-hati melakukan pemangkasan suku bunga sebelum angka inflasi konsisten turun mendekati target yang sebesar 2%.
"Diperkirakan The Fed hanya menurunkan FFR (Fed Fund Rate) sebanyak satu kali pada tahun ini, lebih kecil dibandingkan rencana sebelumnya sebanyak tiga kali pada Maret 2024. Hal ini menyebabkan aliran dana asing masih keluar dari pasar domestik dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih berlanjut," kata Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/7).
Data terakhir AS yang membaik diharapkan dapat mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga menjelang akhir tahun sehingga dapat membuat rupiah menguat dan menarik aliran dana asing masuk ke Indonesia. Secara teknikal, rupiah akan cenderung bergerak ke kisaran 16.300-16.500 per dolar AS.
Baca juga : Suku Bunga The Fed Dipangkas, Dolar AS Melemah, IHSG Menguat
Asmo menganalisa berdasarkan risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC Meeting) terakhir, mayoritas pejabat The Fed mengatakan bahwa ada potensi penurunan suku bunga The Fed menjelang akhir tahun. Pada saat yang sama mereka juga menunjukkan tingkat kekhawatiran berbeda terkait risiko penurunan suku bunga. Hal ini menunjukkan bahwa The Fed masih berhati-hati dalam penentuan pemangkasan suku bunga.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa inflasi kembali mengalami penurunan, tetapi tidak mengatakan pihaknya sedang menyiapkan kemungkinan penurunan suku bunga pada September 2024. Kendati laporan inflasi baru-baru ini cukup menjanjikan, The Fed masih membutuhkan lebih banyak bukti dari data lain sebelum menurunkan suku bunga.
Berdasarkan perkiraan pasar (CME Group) per 5 Juli 2024, penurunan suku bunga The Fed pertama di tahun ini akan terjadi pada September 2024 dengan probabilitas sebesar 66,5% dan penurunan kedua pada Desember 2024 dengan probabilitas sebesar 45,2%. Investor akan mencermati laporan dari sektor tenaga kerja AS pada hari ini.
Baca juga : Rupiah Menguat ke Rentang 16.200 per Dolar AS
Para ekonom memperkirakan penambahan non-farm payrolls sebesar 190 ribu pada Juni 2024, lebih rendah dari bulan sebelumnya. "Sementara angka pengangguran AS diestimasi masih akan bertahan di level 4%. Diharapkan bahwa data akan menunjukkan perekonomian melambat secara terbatas untuk membuktikan bahwa inflasi terkendali, tetapi tidak sampai menyebabkan resesi," ujar Asmo.
Adapun ia melampirkan, indeks pasar saham Asia bergerak melemah dengan Shanghai turun sebesar 0,29% menjadi 2.949,1 dan Hang Seng turun sebesar 0,86% menjadi 17.872,8. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,34% ke level 7.245,2 dengan delapan dari 11 sektor yang diperdagangkan menguat dipimpin oleh industri.
Sementara imbal hasil obligasi Rp pemerintah Indonesia dengan tenor 10 tahun turun 1,3 bps menjadi 7,00%. Yield obligasi pemerintah AS (US Treasury Notes) acuan tenor 10 tahun turun 0,6 bps menjadi 4,35%. (Ant/Z-2)
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan khusus dalam Best Insurance Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Investortrust
Agunan adalah aset atau barang berharga yang dijadikan jaminan saat melakukan pinjaman uang melalui bank atau lembaga keuangan lainnya.
Penurunan suku bunga bisa mulai September dan Desember atau November.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengapresiasi langkah BI dalam mempertahankan suku bunga tersebut.
Kisi Asset Management menggelar acara Market Outlook 2nd Half 2024 dengan tujuan memberikan wawasan mendalam mengenai strategi investasi di Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan alasan mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate pada level 6,25%.
ANALIS kebijakan ekonomi Apindo Ajib Hamdani berpendapat dengan suku bunga acuan atau BI Rate yang kembali ditahan pada posisi 6,25% pada Juli 2024 dapat menjaga daya beli masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved