Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis, (6/6) berpeluang meningkat karena ada potensi penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pada 2024.
Pada awal perdagangan, Kamis (6/6) pagi, rupiah dibuka naik dua poin atau 0,01% menjadi Rp16.285 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.287 per dolar AS.
"Rupiah masih berpotensi menguat karena potensi penurunan suku bunga The Fed yang akan terjadi tahun ini akibat data-data Amerika akhir-akhir ini yang menggambarkan kelesuan ekonomi Amerika," kata analis Finex Brahmantya Himawan, Kamis (6/6).
Baca juga : Selasa (21/5), Rupiah Melemah Akibat Pernyataan Pejabat Fed yang Hawkish
Brahmantya menuturkan angka Indeks harga PCE inti AS, yang direkomendasikan oleh The Fed untuk mengukur inflasi, turun 0,2% pada April 2024, angka tersebut lebih rendah dari bulan lalu yaitu 0,3% pada Maret.
Hal tersebut menandai tingkat kenaikan terendah sejauh ini sejak awal 2024, yang berada di bawah ekspektasi pasar.
Selanjutnya, Laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) pada Selasa (4/6) malam mengumumkan bahwa data pekerjaan JOLTS pada April lebih rendah dari perkiraan.
Baca juga : Dipengaruhi Sentimen Suku Bunga Kebijakan AS, Rupiah Melemah
Jumlah lowongan pekerjaan pada April 2024 mengalami penurunan sebesar 296.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,059 juta, terendah sejak Februari 2021, dan tidak mencapai konsensus pasar sebesar 8,34 juta.
"Hal ini menegaskan bahwa perekonomian AS sedang lesu dan dapat menyebabkan melemahnya dolar AS," ujar Brahmantya.
Dari sisi dalam negeri, pada April, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga secara mengejutkan untuk mendukung rupiah, tetapi mempertahankan suku bunga tetap stabil bulan lalu karena inflasi terkendali dan rupiah telah stabil.
Namun, di tengah gejolak global, BI terus berupaya menjaga nilai tukar rupiah dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing serta menaikkan suku bunga bank sentral untuk mencegah arus keluar dana asing.
Ia memproyeksikan kurs rupiah berpotensi menguat menuju Rp15.900 per dolar AS karena The Fed akan mulai memangkas suku bunga kebijakan utamanya sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, diikuti oleh total 50 basis poin pada paruh pertama 2025 jika dilihat dari data-data Ekonomi AS akhir-akhir ini. (Ant/Z-1)
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved