Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (LPEM UI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 berada di kisaran 5,12% hingga 5,17% dengan titik tengah 5,15%. Secara triwulanan, proyeksi itu sedikit lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat 5,04%.
"Kami memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh sebesar 5,15% secara tahunan (year on year/yoy) di triwulan I 2024 dari kisaran proyeksi 5,12% - 5,17% dan 5,1% untuk sepanjang tahun 2024 dengan kisaran proyeksi 5,0% - 5,1%," ujar ekonom Makroekonomi dan Keuangan LPEM UI Teuku Riefky melalui keterangannya yang dikutip, Minggu (5/5).
Proyeksi pertumbuhan itu berdasarkan hitungan dari berbagai peristiwa yang terjadi di tiga bulan pertama tahun ini. Kondisi eksternal yang memengaruhi ekonomi Indonesia pada awal 2024 dinilai menunjukkan kombinasi tren positif dan tantangan yang muncul.
Baca juga : Butuh 0,25% untuk Capai Target Pertumbuhan 5,3% di 2023
Meskipun investasi kuat pada triwulan pertama, dengan total investasi mencapai Rp401,5 triliun, meningkat 22,1% (yoy), neraca perdagangan mengalami penurunan. Surplus perdagangan turun menjadi US$7,34 miliar pada triwulan I 2024, penurunan sebesar 39,40% (yoy).
Itu terutama karena penurunan ekspor yang lebih signifikan dibandingkan dengan impor. Perlambatan ekspor dapat dikaitkan dengan faktor-faktor seperti perlambatan ekonomi Tiongkok dan harga komoditas yang lebih rendah.
Secara bersamaan, kata Riefky, terjadi aliran keluar modal dari pasar obligasi Indonesia, dengan US$1,89 miliar keluar selama tiga bulan pertama, kemungkinan karena perubahan ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve AS dan ketidakpastian geopolitik global.
Baca juga : Melepaskan Status sebagai Ibu Kota Negara, Jakarta Fokus Menjadi Kota Global
"Aliran keluar modal ini, bersama dengan pelemahan rupiah yang turun 2,96% (year to date/ytd) pada akhir Maret 2024, menunjukkan tekanan yang terus berlangsung pada stabilitas eksternal Indonesia," jelasnya.
Penurunan cadangan devisa, yang turun hampir US$6 miliar sejak Desember 2023, menekankan tantangan dalam menstabilkan mata uang. Melihat ke depan, LPEM memandang Indonesia menghadapi tantangan untuk mengelola risiko dari pasar global yang tidak stabil, menyoroti perlunya manajemen kebijakan ekonomi dan moneter yang hati-hati untuk menghadapi tekanan eksternal tersebut.
Sedikit berbeda dengan kondisi eksternal, kondisi perekonomian domestik dipenuhi berbagai peristiwa yang cenderung berdampak positif bagi ekonomi selama tiga bulan pertama 2024.
Baca juga : Pemerintah Berupaya Jaga Pertumbuhan Ekonomi di Level Tinggi
Penyelenggaraan Pemilu, dibarengi dengan adanya beberapa periode libur panjang memiliki potensi untuk mendorong tingkat konsumsi secara umum. Perayaan musiman Ramadan dapat memacu pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
"Di sisi lain, realisasi investasi yang jauh melampaui target mencerminkan tingkat kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia saat ini," kata Riefky.
Titik atas proyeksi pertumbuhan LPEM sama dengan angka yang dikeluarkan oleh pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu memproyeksikan ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,17% di triwulan I 2024.
Baca juga : Konflik Timur Tengah, Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh Kurang dari 5%
"Kita prediksi untuk triwulan I pertumbuhan kita di 5,17%. Jadi Januari-Maret kita masih bertahan di atas 5%. Namun kita waspada terhadap turbulensi global dan regional yang terjadi," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN di kantornya, Jakarta, Jumat (26/4).
Dia menambahkan, proyeksi pertumbuhan itu serupa dengan berbagai prakiraan yang dikeluarkan oleh lembaga. Bloomberg, misalnya, memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,0%, Moody's memproyeksikan ekonomi triwulan I Indonesia tumbuh 4,7%.
Lalu Nomura memprediksi ekonomi Indonesia di tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 5,3% dan BCA memperkirakan ekonomi dalam negeri akan tumbuh 5,1% di triwulan pertama 2024.
Adapun angka resmi pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (6/5).
(Z-9)
INCREMENTAL Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia dinilai masih perlu diperbaiki guna mendorong investasi yang lebih efisien di Tanah Air.
KETIMPANGAN Indeks Pembangunan Manusia (HDI) yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia disoroti. Sebagai contoh, HDI Jakarta mencapai 82,46 dan Papua masih di angka 62,25.
Bank Dunia juga mengapresiasi program pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan oleh Indonesia.
PADA kuartal I Indonesia merealisasikan pertumbuhan ekonomi di angka 5,11%. Untuk kuartal II Center of Reform on Economics (CoRE) memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 4,9%-5%.
PRESEIDEN terpilih, Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya optimis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen di masa jabatannya yang akan datang.
Dengan durasi kerja tersisa tiga bulan, fokus pekerjaan Wameninves lebih kepada penyelesaian regulasi dan pelaksanaan kegiatan investasi.
ANGGARAN Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semester I 2024 mengalami defisit Rp77,3 triliun atau setara 0,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
NILAI utang Indonesia kian membengkak dari tahun ke tahun, terutama dalam satu dekade terakhir. Hal itu dinilai akan memberatkan fiskal.
MANFAAT dari ekonomi sirkular dapat menambah PDB sebesar Rp593 triliun-Rp638 triliun di 2030. Selain itu, ekonomi sirkular sebagai menciptakan jutaan lapangan pekerjaan baru.
Pendidikan berkualitas diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Isu defisit anggaran bakal melampaui 3% juga dianggap rumor yang tak berdasar, sehingga tak ada alarm bagi perekonomian nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved