Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Air Minum dalam Kemasan Penyumbang Dominan Industri Minuman Ringan

Naufal Zuhdi
13/3/2024 21:20
Air Minum dalam Kemasan Penyumbang Dominan Industri Minuman Ringan
Pekerja mengepak air minum dalam kemasan Air Rerami di Jalan Mariadei, Serui, Kabupaten. Kepulauan Yapen, Papua, Sabtu (14/5/2022).(Antara/Gusti Tanati)

ASOSIASI Industri Minuman Ringan (Asrim) mengungkapkan penjualan industri minuman ringan tumbuh 3,1% year-on-year (yoy) pada 2023. Ini didorong oleh permintaan produk air mineral dalam kemasan (AMDK).

Ketua Umum Asrim Triyono Prijosoesilo menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan minuman ringan masih stagnan. Ini disebabkan industri masih dalam proses pemulihan daya beli konsumen pascapandemi covid-19.

"Secara garis besar 2022-2023 ada pertumbuhan 3,1% kalau total, tetapi penyumbang utama dari pertumbuhan itu hanya AMDK. Kalau kita keluarkan AMDK, pertumbuhan industri -2,6%," ujar Triyono dalam di Jakarta pada Rabu (13/3).

Baca juga : Butuh 0,25% untuk Capai Target Pertumbuhan 5,3% di 2023

Hal tersebut, sambungnya, menjadi tantangan karena secara industri dengan mengandalkan satu kategori menandakan bahwa industri tersebut belum berkelanjutan. "Struktur industrinya masih belum kuat karena masih bergantung pada satu kategori. Idealnya kategori-kategori lain bisa tumbuh, nyatanya tidak. Ini menjadi tantangan bagi kami," papar dia.

Kemudian ia menegaskan bahwa penjualan industri minuman siap saji dari 2015-2022 selalu berada di angka yang stagnan, yakni 8 miliar liter per tahun. Namun pada masa covid-19 terjadi penurunan sampai 6,7 miliar liter per tahun.

"Yang mesti dilihat yaitu compunded annual growth rate (CAGR) industri 3 tahun terakhir dari 2022. Pertumbuhan pendapatan nol. Artinya, industri tidak ada pertumbuhan. Dan ini menjadi masukan bagi kita semua sebagai pelaku usaha industri minuman," imbuhnya.

Baca juga : Penjualan Ritel dan Harga Produsen AS Catat Penurunan di Oktober

Di sisi lain, dirinya menuturkan bahwa tantangan utama dalam pertumbuhan industri ini ada pada konsumsi rumah tangga yang masih melambat. Pada kuartal IV di 2023, misalnya, konsumsi hanya bergerak di angka 4,7% secara tahunan.

"Hal ini berimbas terhadap menurunnya daya beli masyarakat. Fokus konsumen tersita oleh kebutuhan primer," tegas dia.

Selain itu, masalah geopolitik yang berimbas pada biaya logistik dan supply chain, kemarau berkepanjangan, dan laju inflasi yang cukup tinggi juga menjadi tantangan bagi industri di tahun ini.
Namun, ia optimistis tahun ini menjadi kebangkitan industri kembali.

"Kami melihat 2024 kesempatan untuk rebound karena covid-19 sudah lewat dan orang-orang sudah bebas. Memang ada sedikit tantangan karena ada pilpres sehingga sedikit membuat kami berpikir ke depan bagaimana policy-nya," pungkasnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya