Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENGAMAT energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Wawan Gunawan A Kadir menilai PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai subholding upstream Pertamina tidak mungkin menelantarkan sumur-sumur tidak aktif (idle well).
Apalagi, lanjutnya, saat ini PHE juga melakukan studi analisis terkait kondisi sumur-sumur tersebut.
“Ribuan sumur dianalisis. Makanya kami nilai, PHE masih aware terhadap sumur-sumur idle tersebut untuk dioptimalkan. Baik digarap sendiri jika memungkinkan, maupun melalui kerja sama seperti KSO (kerja sama operasi)."
"Namun, yang menjadi poin penting adalah sumur itu tidak ditelantarkan begitu saja,” kata Wawan, dalam keterangannya, hari ini.
Baca juga: Tingkatkan Fokus Aspek Keberlanjutan, PHE Gelar CID Upstream Award 2023
Menurut Guru Besar di Teknik Geofisika ITB tersebut, analisis memang ditujukan untuk mengetahui kondisi sumur-sumur idle. Dengan demikian diketahui, apakah sumur tersebut masih bisa dioptimalkan atau tidak.
Akan tetapi memang tidak sederhana. Untuk yang bisa dioptimalkan pun masih harus dianalisis, termasuk menentukan teknologi dan alat yang digunakan dalam mengoptimalkan tiap sumur. Sebab, tiap sumur memiliki karakteristik berbeda.
“Jadi, sumur-sumur idle itu tidak bisa dioptimasi dengan satu teknologi saja. Harus dipilah-pilah teknologinya dan dilihat lagi kondisi reservoir-nya,” kata dia.
Menurut Wawan, teknologi yang banyak digunakan untuk peningkatan produksi adalah dengan injeksi fluida/gas yang dikenal sebagai enhance oil/gas recovery (EOR/EGR), misalnya menggunakan CO2, air, sulfaktan, dan sebagainya.
Baca juga: PHE Terapkan Strategi Sinergi Operasi Tingkatkan Produksi Migas
Wawan menambahkan yang jadi perhatian paling utama dalam mengoptimasi sumur-sumur tua, antara lain kadar tekanan yang diharapkan mampu mendorong minyak ke permukaan tanah.
“Jika tidak ada atau tekanannya melemah, harus dilakukan pemeliharaan tekanan,” paparnya.
Bagaimana pun, Wawan optimistis, bahwa optimasi sumur-sumur idle akan berkontribusi meningkatkan produksi migas nasional. Caranya, bisa saja PHE mengelola sendiri atau bekerja sama dengan mitra.
Selain itu, Wawan meyakini, optimasi sumur tua itu bisa menggerakkan perekonomian suatu daerah dan meningkatkan produksi minyak nasional.
“Ya betul. Misalnya dari sumur yang bisa dioptimalkan, digarap PHE atau dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), maka akan meningkatkan produksi. Selain itu, tentu akan terjadi kegiatan ekonomi,” tutup Wawan. (RO/S-2)
Prabowo dalam pertemuannya dengan Putin juga menyampaikan minatnya untuk mengirim lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan di universitas-universitas Rusia.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Poco Leok, Flores, NTT, bakal berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi setempat.
KPK puji pengelolaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Desa Mata Redi, Sumba Tengah, NTT. Pemerintah setempat berhasil mengoperasikan aset itu dan memberikan manfaat bagi masyarakat
PLTU Jawa 9 dan 10 menjadi pembangkit listrik pertama di Indonesia yang akan menggunakan amonia dan hidrogen hijau, mendampingi batu bara.
MDA berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dengan penggunaan listrik hijau.
Di era digital dan modern saat ini, kebutuhan energi terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.
PENGAMAT energi dari UGM Deendarlianto menilai pemerintah tidak perlu membentuk satuan tugas (satgas) untuk memperbaiki investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia.
SKK Migas mendorong eksplorasi masif untuk mengejar target investasi hulu minyak dan gas sebesar US$15,7 miliar atau setara Rp254 triliun (kurs Rp16.195) di akhir tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$20,84 miliar pada Juni 2024. Angka tersebut turun 6,65% dibandingkan raihan Mei 2024.
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian ESDM yaitu meminta KKKS Migas untuk segera mengusahakan Bagian Wilayah Kerja migas potensial yang tidak diusahakan (idle) atau mengembalikannya.
Riau merupakan provinsi besar dalam industri migas, dengan menghasilkan 180 ribu barel per hari atau 30 persen dari lifting nasional.
Incar Blok Baru, Pertamina Internasional EP Ekspansi ke Timur Tengah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved