Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEPALA Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh mengungkapkan bahwa jumlah produk lokal yang tayang di e-katalog sudah melebihi produk impor.
Dari total 206 ribu komoditas, sebanyak 104 ribu atau 50,7% berasal dari dalam negeri. Namun dari segi transaksi, pengadaan barang dan jasa kementerian/lembaga dan pemerintah daerah masih didominasi pembelian produk asing.
"Produk lokal sudah mendominasi e-katalog, tapi secara transkasi, pembelian produk impor masih lebih tinggi," jelas Atep di Istana Negara, Selasa (14/6).
Baca juga: Asosiasi UMKM Ungkap Penyebab Belanja Pemda Masih Rendah
Secara total, jumlah pengeluaran yang digelontorkan pemerintah pusat dan daerah, serta BUMN, untuk pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri, baru sebesar Rp180,2 triliun.
Angka tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo, yakni Rp400 triliun, sepanjang tahun ini. Ada beberapa faktor yang membuat jumlah pembelian produk lokal oleh kementerian/lembaga dan daerah masih rendah.
Faktor pertama, jelas Atep, harga yang belum bersaing. "BPKP mencatat ada 842 barang impor yang dibeli di e-katalog, meski ada substitusinya di Tanah Air. Itu terjadi karena harga produk lokal lebih tinggi dari produk impor," ungkapnya.
Baca juga: Jokowi Kesal APBN-APBD Buat Beli Barang Impor
Kemudian, faktor lainnya adalah kesulitan dalam mengidentifikasi barang dan jasa dari dalam negeri, karena belum adanya rujukan.
Untuk mengatasi hal tersebut, BPKP merancang desain pengawasan kolaboratif, yang bekerja sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah dan BUMN.
"Langkah ini untuk memastikan efektivitas dan akuntabilitas belanja produk dalam negeri," kata Atep.(OL-11)
Meskipun pemerintah masih memberlakukan kebijakan AA, ada data yang menunjukkan pertumbuhan belanja pemerintah masih cukup tinggi bahkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan 2023.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara lebih baik dan tepat. Kebiasaan untuk menumpuk belanja di akhir tahun mesti bisa ditinggalkan agar uang negara
INISIATIF pemerintah melalui beragam guliran bantuan sosial dinilai cukup masif. Karenanya, pelebaran defisit anggaran negara bukan menjadi sesuatu yang mengagetkan
Menko Airlangga sebut Menteri Keuangan sudah menyampaikan adanya kebijakan itu pada saat penyampaian DIPA.
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyoroti banyaknya belanja negara yang mubazir karena hanya untuk mempersolek gedung-gedung atau kantor-kantor pemerintahan.
Pemerintah menetapkan anggaran belanja produktif untuk periode 2024 lebih rendah ketimbang realisasi di 2023.
MENDAG resmikan Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor untuk memberantas barang-barang ilegal dari luar negeri, Jumat (19/7).
Kemenperin khawatir kebijakan BMAD tidak akan efektif bendung impor ubin keramik seperti halnya kebijakan BMTP.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juni 2024 mencapai US$18,45 miliar. Angka tersebut turun 4,89% dibandingkan Mei 2024 atau naik 7,58% dibandingkan Juni 2023.
DPR cemas pemerintah gagal bendung produk impor TPT
DIREKTUR Ekonomi Celios, Nailul Huda menyatakan kondisi industri tekstil dalam negeri yang sedang terpukul saat ini terjadi karena adanya kelebihan pasokan di pasar domestik Tiongkok.
PENGAMAT meminta pemerintah hati-hati dalam menerapkan bea masuk 200% untuk produk-produk impor asal Tiongkok selama dikenakan pada produk-produk siap pakai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved