Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMERINTAH masih memberlakukan kebijakan automatic adjustment (AA). Kebijakan tersebut menahan sebagian anggaran yang dialokasikan untuk pos-pos tertentu dengan harapan untuk efisiensi belanja sebesar 5%.
Direktur Riset Bidang Makroekonomi dan Kebijakan Fiskal Moneter Center of Reform on Economics (CoRE) Akhmad Akbar Susamto menyatakan meskipun pemerintah masih memberlakukan kebijakan AA, ada data yang menunjukkan pertumbuhan belanja pemerintah masih cukup tinggi bahkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan 2023. "Pada tahun ini dari Januari sampai dengan Mei pertumbuhan belanja mencapai 17%. Itu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan belanja di 2023 pada periode yang sama hanya 9%, di 2022 bahkan hanya 1%," ujar Akhmad dalam acara Midyear Review CoRE Indonesia di Jakarta pada Selasa (23/7).
Berkaca dari hal tersebut, ia mengungkapkan bahwa ada potensi pelebaran defisit akibat dari belanja pemerintah yang cukup kencang itu meskipun kebijakan AA yang masih diberlakukan. "Potensi pelebaran ada dua hal. Belanja tadi yang semakin kencang terjadi lebih awal untuk banyak pos dan yang kedua yakni melambatnya pertumbuhan pendapatan pemerintah, terutama karena berakhirnya windfall harga komoditas. Ini kemudian berimbas pada penurunan pertumbuhan penerimaan perpajakan pemerintah, salah satunya dari pajak penghasilan (PPh) badan," ungkap dia.
Baca juga : Kondisi Utang Luar Negeri Indonesia per Februari 2024
Penerimaan pemerintah yang berasal dari perpajakan, lanjut dia, cenderung bergerak sejalan dengan harga komoditas. Sebagai contoh, di 2023 dan 2024 penerimaan pemerintah yang berasal dari perpajakan dan harga komoditas cenderung turun. Penurunan ini berdampak pada penerimaan perpajakan pemerintah.
Sementara itu, Akhmad menilai bahwa ketika pemerintah mengalami defisit, pendanaan belanja pemerintah sebagian tersebut akan berasal dari utang. "Kebutuhan dana untuk pendanaan semakin ketat. Utang jatuh tempo semakin meningkat dan mencapai puncaknya kemungkinan pada 3 tahun pertama pemerintahan baru, 2025-2027," pesan dia.
Sebagaimana diketahui, utang pemerintah per 31 Mei 2024 mencapai Rp8.353 triliun. Angka ini meningkat sebesar 7,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga : Bunga Tinggi, Indonesia Harus Hati-hati Tambah Utang
Di sisi lain, ia pun mengungkapkan bahwa saat ini rasio utang terhadap pendapatan sudah mencapai 300%. Posisi angka ini, jauh lebih tinggi posisi sebelumnya per Desember 2023 yang baru 292%.
"Kalau dibandingkan dengan utang totalnya sudah jauh banget. Rasionya utangnya itu sudah tiga kali lipat lebih besar dari penerimaan yang kita punya. Posisi utang pemerintah terhadap pendapatan saat ini tidak aman karena melebihi batas yang ditetapkan IMF dalam range 90%-150%," tukas dia.
Selanjutnya, kondisi fiskal mungkin akan diperparah oleh kondisi pelemahan rupiah jika kondisi itu berlanjut. "Akan punya banyak implikasi terhadap APBN kita karena disusun dengan menggunakan sejumlah asumsi di antaranya nilai tukar," pungkasnya.
Karena itu, menjadi sangat penting bagi kita semua untuk memitigasi risiko fiskal jelang pemerintahan baru presiden terpilih Prabowo Subianto. "Satu, pengendalian belanja pemerintah. Belanja pemerintah ini kencang sekarang walaupun masih ada kebijakan AA, jauh lebih kencang dibandingkan 2023 dan 2022," beber dia.
Mitigasi berikutnya, sambung dia, yaitu pentingnya peningkatan penerimaan negara karena situasi saat ini pertumbuhan penerimaan negara melambat terutama dari penerimaan perpajakan. "Yang ketiga pentingnya kita mengendalikan defisit dan mengendalikan utang. Karena kalau tidak hati-hati utang ini akan menjadi beban kita yang serius di masa depan, baik untuk membayar pokoknya maupun membayar dari utang itu, dan ini menghambat belanja-belanja kita yang lain," tandasnya. (Z-2)
Berkat sumbangannya pada Pembangunan Nasional tersebut, Presiden Jokowi dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Konstruksi Indonesia. Presiden mengatakan sejak awal kepemimpinannya
PADA kuartal I Indonesia merealisasikan pertumbuhan ekonomi di angka 5,11%. Untuk kuartal II Center of Reform on Economics (CoRE) memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 4,9%-5%.
Rendahnya penjualan mobil listrik karena demand yang masih kurang dari masyarakat. Lantas, pemerintah terus memberi insentif dalam berbagai kebijakannya untuk meningkatkan demand
Plt Gubernur Lemhannas Eko Margiyono menyebut pihaknya telah memperingatkan pemerintah adanya potensi serangan siber. Namun, peringatan itu tak diindahkan.
Tanah longsor yang menelan korban jiwa di lokasi tambang emas ilegal Desa Tulabolo Timur, Bone Bolango, Gorontalo, diduga buntut dari pembiaran yang selama ini dilakukan pemerintah.
Ketum APPBI Alphonzus Widjaja meminta kepada pemerintah untuk menunda kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari yang sebelumnya 11 persen menjadi 12 persen.
Salah satu aspek penting dalam pengelolaan keuangan adalah bagaimana cara menghemat pengeluaran bulanan, terutama untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
Dunia fashion preloved semakin berkembang dengan adanya berbagai acara dan pasar yang mendukung penjualan barang-barang preloved berkualitas.
KETUA Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyayangkan peraturan dari pemerintah yang tidak bisa menyelesaikan permasalahan impor ilegal.
Selain itu, metode pembayaran yang mudah dilakukan juga turut mendorong konsumen untuk lebih memilih belanja secara daring.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved