Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Paus Biru telah lama dianggap sebagai hewan terbesar dan terberat yang pernah ada, mengalahkan semua dinosaurus raksasa di masa lalu.
Tapi, Perucetus - paus raksasa dari Peru, yang diperkirakan hidup 40 juta tahun lalu, bisa menjadi hewan terberat yang pernah hidup di muka bumi. Hal itu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, Rabu (2/8), diperkirakan berdasarkan kerangka parsial hewan tersebut yang baru-baru ini ditemukan di Peru.
Ekstrapolasi dari beberapa tulang besar yang ditemukan di sebuah gurun di Peru, tim peneliti internasional memperkirakan hewan tersebut memiliki massa tubuh rata-rata 180 ton.
Sejauh ini, Paus biru terbesar yang pernah tercatat memiliki berat 190 ton, menurut Guinness World Records. Namun, para peneliti memperkirakan kisaran berat paus purba yang ditemukan di Peru ini antara 85 dan 340 ton, yang berarti bisa jadi jauh lebih besar dari Paus Biru.
Fosil pertama paus purba itu ditemukan pada tahun 2010 oleh Mario Urbina, seorang ahli paleontologi yang telah menghabiskan puluhan tahun mennggali di gurun di pantai selatan Peru.
"Tidak ada catatan tentang keberadaan hewan sebesar ini. Ini yang pertama, karena itu tidak ada yang mempercayai saya ketika kami menemukannya," kata Urbina kepada AFP di Lima.
Menurut peneliti, penemuan ini akan menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban dan menjadi bahan diskusi bagi banyak ahli paleontologi untuk diperdebatkan.
Kereangka paus tersebut dipresentasikan kepada publik untuk pertama kalinya selama konferensi pers di Museum Sejarah Alam di ibu kota Peru, Rabu. Para peneliti memperkirakan bahwa hewan tersebut mencapai panjang sekitar 20 meter (65 kaki).
Sejarah cetacea
Para peneliti berhati-hati untuk tidak menyatakan bahwa paus purba ini telah memecahkan rekor paus biru. “Tetapi juga tidak ada alasan untuk berpikir bahwa spesimen ini adalah yang terbesar dari jenisnya," kata rekan penulis studi Eli Amson kepada AFP.
"Saya pikir ada peluang bagus bahwa beberapa individu memecahkan rekor - tetapi pesan dari temuan ini adalah bahwa hewan ini berada di rata-rata paus biru," kata Amson, ahli paleontologi di State Museum of Natural History Stuttgart di Jerman.
Sebanyak 13 tulang belakang raksasa -- salah satunya berbobot hampir 200 kilogram (440 pon) -- ditemukan di lokasi, serta empat tulang rusuk dan satu tulang pinggul.
Butuh waktu bertahun-tahun dan banyak perjalanan untuk mengumpulkan dan menyiapkan fosil raksasa ini, dan bahkan lebih lama lagi bagi tim peneliti Peru dan Eropa untuk memastikan dengan tepat apa yang telah mereka temukan.
Pada hari Rabu, mereka mengungkapkan bahwa itu adalah spesies baru basilosaurid, keluarga cetacea yang telah punah.
Cetacea masa kini termasuk paus dan lumba-lumba, tetapi nenek moyang awal mereka hidup di darat, beberapa menyerupai rusa kecil.
Seiring waktu mereka pindah ke air, dan basilosaurid diyakini sebagai cetacea pertama yang memiliki gaya hidup akuatik sepenuhnya. Salah satu adaptasi mereka saat itu adalah gigantisme, tubuh yang berubah menjadi sangat besar.
“Tetapi penemuan baru menunjukkan bahwa cetacea mencapai massa tubuh puncaknya kira-kira 30 juta tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata studi tersebut.
Kepala mungil
Seperti basilosaurid lainnya, Perucetus colossus kemungkinan besar memiliki kepala yang "sangat kecil" dibandingkan dengan tubuhnya, kata Amson -- meskipun tidak tersedia tulang untuk mengkonfirmasi pendapat ini.
Karena tidak memiliki gigi, tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti apa yang mereka makan. Namun Amson berspekulasi bahwa mengais-ngais dasar laut merupakan kemungkinan yang kuat tentang cara mereka mencari makan. Hal itu antara lain karena hewan tersebut tidak dapat berenang dengan cepat.
Para peneliti yakin bahwa hewan tersebut hidup di perairan dangkal di lingkungan pesisir, karena berat tulangnya yang aneh (superbesar).
Seluruh kerangkanya diperkirakan memiliki berat antara lima dan tujuh ton - lebih dari dua kali berat kerangka paus biru.
"Ini -- pastinya -- kerangka terberat dari mamalia dan hewan air dimana pun yang diketahui hingga saat ini,” kata Amson. (M-3)
Maek sendiri dikenal sebagai Negeri Seribu Menhir, yang masih menyimpan misteri tentang peradaban masa lampau di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Jumlah arkeolog Indonesia yang ada saat ini sangat kurang jika dibandingkan dengan potensi temuan peninggalan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Lukisan ini menggambarkan seekor babi hutan dan tiga sosok mirip manusia yang berusia setidaknya 51.200 tahun, lebih dari 5.000 tahun lebih tua dari seni gua tertua sebelumnya.
Penemuan fosil gading gajah purba Stegodon yang diperkirakan berusia 300 ribu tahun di Desa Kapuan, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), cukup mengejutkan para peneliti.
BRIN menemukan pecahan batu candi yang sudah tersebar di Kediri, Jawa Timur. Batu tersebut merupakan pecahan candi Adan-Adan, yang didirikan di era Kerajaan Kediri.
Situs itu berisi sisa-sisa kerabat jauh manusia berotak kecil yang sebelumnya dianggap tidak mampu melakukan perilaku kompleks.
Dari tahun 2012 hingga 2021, jumlah paus bungkuk turun 20% dari sekitar 33 ribu ekor menjadi kurang lebih lebih dari 26 ribu ekor.
Menurut pihak berwenang, hewan itu diperkirakan telah mati sejak di laut sebelum bangkainya terdampar di pantai.
Hewan terbesar yang hidup di bumi itu juga kemungkinan menjadi konsumen atau pemakan mikroplastik terbesar hingga 43,6 kg sehari.
SEEKOR paus biru (Balaenoptera musculus) terdampar dan mati di kawasan pantai Desa Bagang, Kecamatan Pantar Tengah, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved