Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Para peneliti menemukan beberapa sumber air potensial yang merupakan dampak dari letusan gunung berapi jutaan tahun lalu yang terjadi di Bulan, sehingga para astronaut diprediksi bisa meminum air yang didapat dari permukaan benda langit tersebut.
Letusan tersebut menghasilkan dampak jangka panjang pada kondisi Bulan. Salah satunya adalah permukaan es yang berasal dari uap air akibat letusan.
“Mungkin 5 sampai 10 meter di bawah permukaan, Anda akan mendapatkan lapisan es yang sangat besar,” kata Paul Hayne, asisten profesor di Department of Astrophysical and Planetary Sciences (APS) dan Laboratory for Atmospheric and Space Physics ( LASP) University of Colorado Boulder, seperti dilansir Phys, Rabu (18/5).
Para ahli sepakat dan memiliki kesimpulan demikian setelah melakukan simulasi ulang menggunakan teknologi komputer untuk mengetahui kondisi bulan jutaan tahun lalu. Dari simulasi tersebut, para ahli melihat terjadi berbagai letusan gunung api di bulan menghasilkan jumlah uap air yang sangat banyak.
Hal ini mengakibatkan adanya efek seperti embun perak di permukaan bulan yang terlihat di antara pergantian siang ke malam. Para ahli juga memperkirakan Bulan pernah dilapisi oleh zat berupa es selebar 6 ribu mil persegi.
Mayoritas lapisan es itu berada di sekitar Kutub Utara dan Selatan Bulan. Namun, para ahli belum mengetahui asal-usul mengenai kuantitas dari air tersebut.
“Ada banyak sumber potensial saat ini,” kata Hayne.
Penemuan tentang lapisan es di Bulan ini juga dipublikasikan dalam The Planetary Science Journal. Masih dalam jurnal yang sama, para ahli menduga bahwa 18 kuadriliun pound air vulkanik yang terjadi akibat letusan tersebut berubah menjadi es jutaan tahun lalu sehingga mengendap di bawah tanah Bulan. Akan tetapi, lapisan es tersebut tidak mudah untuk ditemukan karena berada di kedalaman tanah.
“Kita benar-benar harus mengebornya dan mencari lapisan es itu,” kata Hayne.
Sementara itu, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana mengirim kembali astronaut ke Bulan untuk menjalankan sebuah misi Artemis III. Pengiriman itu kemungkinan dapat dilaksanakan pada 2026 dengan tempat tujuan ke wilayah Kutub Selatan Bulan. Misi Artemis juga dilakukan untuk menindaklanjuti temuan air di Bulan. (M-4)
Kemitraan ini mendukung pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering and Math) bagi pemuda kurang mampu dalam program enam tahun.
Nestlé terus memberi dukungan terus mendorong karyawan perempuannya untuk berkarya di bidang STEM (Science, Technology, Engineering and Math).
Kontestan asal Arab Saudi meraih medali emas dalam ajang World Invention Creativity Olympics (WICO) 2022.
Egelman mengatakan penelitiannya dapat memberikan pemahaman baru dan membantu untuk membuka jalan bagi teknologi yang didasarkan pada baling-baling mini.
PRESTASI membanggakan dicetak Imran, siswa Madrasah Tsanawiyah (MTsn) 1 Tangerang Selatan, Banten di Internasional Youth Metaverse Robot Challenge 2022.
INOVASI dari dunia farmasi terutama obat berbahan dari alam atau Green Pharmacy/fitofarmaka bisa menjadi jawaban bagi dunia kesehatan untuk isu penaggulangan bahan kimia.
Dua astronot NASA, Sunita Williams dan Barry "Butch" Wilmore, menghadapi ketidakpastian terkait jadwal kepulangan mereka dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
NASA telah mengungkap temuan awal yang mungkin menjadi petunjuk tentang asal usul kehidupan di Bumi setelah misi bertahun-tahun
Komandan penerbangan Barry "Butch" Wilmore dan pilot penerbangan Sunita "Suni" Williams terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS
Penemuan meteorit ALH84001 dari Mars menjadi terobosan dalam ilmu pengetahuan planet. Meteorit ini ditemukan di Antartika tahun 1984 dan memberikan bukti adanya air di Mars.
Setelah upaya ketiga, misi Starliner Boeing berhasil meluncurkan uji terbang berawak pertamanya dari Cape Canaveral pada Rabu pagi.
Salah satu dari tiga komputer yang mengatur hitungan mundur dari dasar landasan peluncuran mengalami masalah saat para astronaut sudah berada di kapsul dan bersiap mengangkasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved