Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jangan Menyerah

Adiyanto Wartawan Media Indonesia
20/6/2021 05:30
Jangan Menyerah
Adiyanto Wartawan Media Indonesia(MI/Ebet)

JAKARTA sedang tidak baik-baik saja. Itu bukan kata saya, melainkan ucapan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran kepada wartawan, Kamis (17/6). Pernyataan Kapolda itu tidak ada kaitannya dengan pungli atau premanisme yang sehari-hari masih menghiasi berbagai sudut Ibu Kota, tetapi pada melonjaknya kasus covid-19. Jika diibaratkan orang sakit, Jakarta bukan sekadar meriang atau batu-pilek, melainkan sudah demam tinggi dan ngap-ngapan alias susah napas. Bayangkan, pada Jumat (18/6) saja ada 4.737 kasus dalam sehari di Jakarta. Penambahan ini merupakan yang tertinggi sepanjang pandemi covid-19 melanda kota ini. Bangsal di sejumlah rumah sakit, termasuk Wisma Atlet, Kemayoran, penuh disesaki pasien covid-19.

Seperti halnya Kapolda, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga sadar kondisi kota yang ia pimpin mengkhawatirkan. Ia pun berjanji akan kembali menegakkan aturan protokol kesehatan di lapangan. Anies memang mesti tegas, begitu pula aparatnya di lapangan. Soalnya, tingkat kepatuhan warga Jakarta terhadap prokes belakangan kendur. Saat ini, berdasarkan hasil survei dari Pemprov DKI Jakarta, cuma 20%-30% warga yang mau memakai masker. Padahal, berdasarkan survei yang sama pada akhir 2020 dan awal 2021, angkanya mencapai 60%-70%.

Entah karena bosan atau pengap hidung mereka yang sebagian pesek selalu ditutup kain, kini memang banyak warga terlihat tidak mengenakan masker. Pemandangan ini mungkin bisa Anda temukan di sebagian wilayah Ibu Kota, dari Tambora hingga Jagakarsa, dari Palmerah hingga Pasar Rebo. Jika ingin menekan angka penularan covid-19 di Jakarta agar tidak terus melonjak, Anies bersama Muspida setempat, mungkin bisa mengingatkan kembali hal ini kepada warganya demi kemaslahatan bersama. Kalau perlu dengan sanksi tegas seperti ketika wabah ini merebak pada pertengahan tahun lalu.

Anies sepertinya juga perlu mengajak para pemuka agama untuk mengingatkan lagi kepada para pengurus tempat ibadah agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Kalau perlu dengan safari berkeliling ke beberapa wilayah. Begitu juga kantor-kantor yang bertebaran di Ibu Kota, sesekali juga perlu disidak siapa tahu banyak yang belum memberlakukan bekerja dari rumah secara bergantian. Para pengelola transportasi umum, seperti Trans-Jakarta, KRL, dan MRT, perlu diingatkan dan ditertibkan lagi dalam hal penerapan prokes, terutama batasan kapasitas penumpang. Gampang kok, datangi saja Halte Harmoni dan Stasiun Manggarai, terutama sore hari. Lihat apa yang terjadi di sana.

Jakarta merupakan barometer dalam bidang apa pun. Dia tidak boleh kolaps dan porak-poranda hanya lantaran covid-19. Penanganan krisis di kota ini harus lebih baik jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya. Kota yang hampir berusia 500 tahun ini jangan seperti Mumbai, India, yang warganya terpapar covid-19 bergelimpangan tak tertangani. Jakarta, yang lusa berulang tahun ke-494, harus bangkit. Jakarta bangkit yang jadi tema HUT kali ini, kiranya relevan dengan kondisi saat ini dan itu harus benar-benar bisa dibuktikan bukan sekadar slogan.

Ini tentu bukan semata tugas Anies dan jajarannya. Perlu kerja sama dan partisipasi seluruh warga. Mereka juga mesti punya kesadaran untuk ikut memutus rantai penyebaran virus dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Jangan lagi ngeyel dan ogah pakai masker. Jangan nongkrong-nongkrong yang enggak perlu, lebih baik diam di rumah. Ingat, sejumlah rumah sakit, termasuk Wisma Atlet, kini penuh pasien korona. Encing, encang, enyak, dan babe ente, mungkin juga sudah jadi korban virus mematikan tersebut. Jangan sampai jumlah korban terus bertambah. Tunjukkan kalau Jakarta sehat, tangguh, dan akan semakin baik ke depannya. Jakarta tidak boleh menyerah!



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya