Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Saat film "Avengers: Endgame" berhasil melampaui rekor film terlaris yang dipegang oleh "Avatar" pada pekan lalu, muncul pertanyaan tentang bagaimana Hollywood menentukan film apa yang dianggap meraup penghasilan terbesar.
Ada begitu banyak faktor yang membuat film menjadi box office sukses dan faktor-faktor tersebut telah berubah sejak masa-masa awal kemunculan bioskop. Faktor pertama, konsumen memiliki lebih banyak pilihan untuk membelanjakan uang mereka dalam hal hiburan.
Bahkan jika Anda mengecualikan acara olahraga, konser, dan hiburan di rumah seperti layanan streaming dan video game, jumlah pilihan film yang akan ditonton di bioskop pun tetap lebih besar dari pada 50 tahun yang lalu.
Oleh sebab itu, sebuah film seperti "Gone with the Wind" menjual lebih dari 200 juta tiket selama rilis awal dan tujuh rilis tambahan di Amerika Serikat. Sebagai perbandingan, "Endgame" hanya menjual sekitar 94,8 juta tiket di dalam negeri sejak dirilis di April. Tidak hanya itu, konten film juga telah berubah secara drastis.
Drama tiga jam tentang kehidupan selama Perang Sipil tidak akan sepopuler tahun 2019 seperti pada 1939. Jadi, akan sulit untuk mengatakan dengan pasti bahwa film yang berkembang beberapa dekade yang lalu masih akan tetap dibuat hari ini.
BACA JUGA: Tumbangkan Avatar, Avengers: Endgame jadi Film Terlaris Sejagat
Alasan utama lainnya bahwa Hollywood tidak menyesuaikan dengan inflasi adalah banyaknya film-film pasar luar negeri yang sekarang dirilis. Analis harus terjun ke setiap pasar global untuk menentukan tingkat inflasi di masing-masing negara, sebuah tugas yang hampir mustahil mengingat kebanyakan film dirilis di lebih dari 100 pasar selama peluncuran awal mereka. Seperti yang Media Indonesia kutip dari CNBC (23/7) dimana sebuah perusahaan media pengukuran dan analisis, Comscore membuat perhitungan sebuah perhitungan yang disesuaikan dengan era saat ini. Paul Dergarabedian dan timnya menyusun metode dimana mereka membagi harga tiket rata-rata untuk tahun film yang dirilis ke dalam pendapatan kotor film untuk menentukan perkiraan jumlah tiket film yang akan dijual. Tentu saja, hal itu menjadi sulit, terutama mengingat begitu banyak film terlaris yang dirilis ulang setelah debut awal mereka.
Misalnya film "Snow White and the Seven Dwarfs" dirilis di bioskop pada tahun 1937, 1983, 1987 dan 1993. Jadi, untuk film-film ini, Comscore menggunakan harga tiket rata-rata untuk masing-masing tahun yang berbeda dan membaginya menjadi bruto untuk masing-masing merilisnya. Yang pasti, ini bukan metode yang sempurna. Tidak ada cara untuk menjabarkan harga pemutaran film di studio IMAX maupun 3D, atau penetapan harga berdasarkan wilayah. Belum lagi, harga tiket bervariasi berdasarkan tahun. Pada 2017, harga tiket rata-rata adalah US$ 8,97 sedangkan pada 2018 itu naik menjadi US$ 9,11 dan pada tahun ini turun menjadi US$ 9,01. Jadi jika penyesuaian dilakukan tahun lalu, tentu angkanya akan jauh lebih tinggi.
Berikut daftar 10 film terlaris dalam sejarah Hollywood jika dilakukan penyesuaian Jikbox office berdasarkan harga tiket modern di Amerika Serikat :
1. Gone with the Wind (1939)
Perkiraan penjualan tiket: 201 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$ 1,81 miliar atau Rp 25,3 triliun.
2. Star Wars (1977)
Perkiraan penjualan tiket: 178,1 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 22,3 triliun.
3. The Sound of Music (1965)
Perkiraan penjualan tiket: 157,2 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$1.41 miliar atau sekitar Rp19,7 triliun.
4. E.T. the Extra-Terrestrial (1982)
Perkiraan penjualan tiket:147,9 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$ 1,33 miliar atau sekitar Rp 18,5 triliun.
5. Titanic (1997)
Perkiraan penjualan tiket: 143,5 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$1,29 miliar atau sekitar Rp18 triliun.
6. The Ten Commandments (1956)
Perkiraan penjualan tiket: 131 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$1,18 miliar atau setara dengan Rp 16,5 triiun.
7. Jaws (1975)
Perkiraan penjualan tiket: 128 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$1,15 miliar atau setara dengan Rp 16 triliun.
8. Doctor Zhivago (1965)
Perkiraan penjualan tiket: 124,6 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$1,12 miliar atau setara dengan Rp 15,6 triliun.
9. The Exorcist (1973)
Perkiraan penjualan tiket: 116,5 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$ 1,04 miliar atau setara dengan Rp14,5 triliun.
10. Dwarfs (1937)
Perkiraan penjualan tiket: 109 juta tiket dengan perkiraan pendapatan penyesuaian US$ 982 juta atau setara dengan Rp 13,7 triliun. (M-2)
KOREA Selatan memiliki persoalan pada negara yang cukup serius yaitu mengenai jumlah populasi warganya. Jumlah penduduk Korsel mengalami penyusutan tajam akibat menurunnya angka kelahiran
Kemenperin mengungkapkan bahwa indeks kepercayaan industri (IKI) pada Juli 2024 berada di angka 52,4. Hal tersebut menandakan IKI pada Juli 2024 ini melambat sebesar 0,10 poin
BPP HIPMI Banom Womenpreneur menggelar konferensi pertamanya yang berfokus pada hilirisasi industri sebagai langkah menuju Indonesia Emas
JURU Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh positif dengan pertumbuhan di triwulan I 2024 mencapai 5,11 persen
Situasi perekonomian dalam negeri masih terancam krisis perlu diperhatikan. Industri dalam negeri saat ini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, seperti penutupan pabrik
INDONESIA memiliki potensi geotermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 24 gigawatt (GW). Namun hanya sekitar 10% dari kapasitas yang saat ini dimanfaatkan.
Oakwood Hotel & Apartments Taman Mini Jakarta telah mendapatkan reputasi sebagai salah satu hotel ramah keluarga terbaik di Jakarta Timur.
Pada 2023, Spotify mencatat lebih dari 70% total royalti berasal dari artis atau label independen.
Akhir pekan merupakan waktu yang dinantikan banyak orang untuk bersantai dan melepaskan diri dari rutinitas harian.
Apakah kamu pernah merasa penasaran tentang inisial nama yang bisa membuat kehidupan cintamu selalu bahagia?
Membaca novel tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi kita. Dengan membaca novel, kita dapat memperkaya kosakata
Masa remaja adalah periode penting dalam kehidupan yang dipenuhi dengan pembelajaran dan penemuan jati diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved