Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEIRING dengan makin dekatnya akhir pandemi dan bangkitnya perekonomian, memunculkan bisnis sektor makana dan minuman (F&B) yang baru, baik berupa restoran, cafe, hingga rumah makan, sehingga ikut menaikkan permintaan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap kerja.
Namun, sektor F&B selama ini dikenal sebagai sektor yang amat dinamis, terutama berkaitan dengan supply dan demand tenaga kerja.
Faktanya, pergantian karyawan (turnover rate) di dunia F&B termasuk tinggi dibandingkan industri lain, yakni mencapai 75%. Ini berarti satu restoran rata-rata kehilangan 3 dari 4 karyawannya dalam waktu setahun.
Di industri makanan cepat saji, angka turnover bisa meningkat hingga 130-150% per tahun. Data dari Restaurant Insider pun menemukan bahwa rata-rata 42% pelayan mengundurkan diri dalam tiga bulan pertama, dan 43% manajer mengundurkan diri di tahun pertama.
Karena itu, dalam rangka menjembatani supply dan demand dalam bisnis F&B, usaha rintisan (startup) Kukerja menciptakan platform yang menghubungkan pengusaha F&B dengan tenaga siap kerja dalam hitungan jam.
Dikembangkan dari Pontianak, Kalimantan Barat, Kukerja merupakan startup manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) untuk UMKM dan pekerja kerah biru, khususnya di segmen F&B. Klien Kukerja yang berasal dari kalangan pemilik bisnis bisa mendapatkan akses ke tenaga kerja yang telah diseleksi secara ketat, sehingga proses rekrutmen berjalan lebih cepat dan efektif, bahkan hanya dalam hitungan jam.
Ide pendirian Kukerja terinspirasi dari tantangan yang dihadapi Founder & CEO Kukerja Aprianto You ketika mengurus bisnis F&B milik keluarga. Saat itu, ia mengaku semua perkembangan dan rencana ekspansi harus terhenti karena tantangan SDM, dimana sebagai pelaku bisnis kecil, ada kesulitan tersendiri dalam menemukan talenta yang tepat, melakukan seleksi, dan mengetes kemampuan calon karyawan.
Pemain F&B pun tidak memiliki banyak waktu untuk menghadapi pergantian karyawan (turnover), karena setiap hari bisnis harus tetap dibuka.
“Di samping itu, saya melihat bahwa banyak tenaga kerja usia produktif yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, terutama karena banyak lowongan yang mewajibkan kandidat memiliki pengalaman. Inilah yang membuat saya yakin untuk membangun Kukerja. Kami ingin menjadi partner yang dapat diandalkan para pebisnis untuk mendapatkan tenaga kerja yang terlatih dan berpengalaman, sementara di saat yang sama, kami menyediakan akses pengembangan diri & pelatihan keuangan kepada para pekerja informal di Indonesia,” jelas Aprianto dalam keterangannya.
Baca juga : Produk Teknologi Encobus Indonesia Curi Perhatian ITS World Congress di LA
Dalam proses pengembangannya, Aprianto dan tim Kukerja menghadapi beberapa hambatan, terutama yang disebabkan oleh pandemi. Misalnya, berbagai aktivitas seperti rencana job fair, sosialisasi, hingga pembukaan booth yang sudah direncanakan terpaksa tertunda sementara.
Namun, justru tim Kukerja memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan mapping pasar, uji coba, dan fokus pengembangan produk digital, kemudian mengukuhkan strategi akuisisi pengguna demi mencapai Product-Market Fit (PMF).
Menyadari bahwa Kukerja membutuhkan informasi dan pengetahuan lebih mendalam tentang industri teknologi F&B, Aprianto memutuskan untuk mendaftarkan diri dalam “ImpacttoBuild”, program inkubasi eksklusif dari platform pengembangan startup, Impactto.
Salah satu tujuan program itu adalah pencapaian PMF tidak hanya semata-mata dari ukuran/skala startup, namun juga hal-hal lain seperti loyalitas pengguna, kesesuaian dengan kebutuhan pasar, dsb.
“Impactto sangat berperan aktif dari sisi mentoring, analisa, dan transfer pengetahuan langsung dari para praktisi. Misalnya, Gustaf Alstromer, growth specialist dari Y Combinator memberikan saran dan evaluasi personal tentang strategi dan model bisnis yang baik bagi Kukerja. Sementara Melisa Irene dari East Ventures memberikan wawasan yang mendalam tentang penggalangan dana. Bimbingan langsung dari coach serta networking yang luar biasa dari Impactto, membekali kami dengan langkah eksekusi yang lebih baik dibanding sebelumnya,” jelas Aprianto.
Langkah yang dimaksud diantaranya adalah meningkatkan retensi pengguna, menciptakan produk dengan Unit Economics yang jelas, melakukan fokus ke industri yang tepat, hingga mendapatkan akses untuk bertemu dengan lebih banyak Venture Capitals.
Hasilnya, Kukerja mencatatkan total pertumbuhan demand 34 kali lipat dalam periode waktu tiga bulan, dan memiliki lebih dari 5.000 pengguna aktif bulanan serta 200 bisnis yang telah terdaftar di platform.
Dalam waktu dekat, Kukerja berencana untuk terus mempertajam kontribusinya bagi para pencari kerja, seperti dengan menanamkan pengetahuan dasar di industri dan mengadakan program upskilling. Salah satu misi besarnya adalah untuk membawa para pekerja di segmen F&B untuk mendapatkan pekerjaan dan upah yang lebih baik.
“Sebagai startup yang baru memulai perjalanan, kami percaya bahwa para pendiri harus memiliki mindset ‘think big, but start small’. Selalu berfokus untuk mencapai PMF sedini mungkin dalam perjalanan mengembangkan perusahaan rintisan, dan jika ada kesempatan, bergabunglah dengan program inkubator/akselerator. Tidak hanya berdampak positif untuk pengembangan pengetahuan, tapi kita pun bisa mendapatkan akses networking yang lebih luas,” tutupnya. (RO/OL-7)
Sustainability tourism bakal jadi tren terutama di kalangan gen Z. Liburan itu menjadi prioritas gen Z.
Korea Selatan terus mempromosikan produk-produk makanan dan minuman ke Indonesia. Salah satunya, produk pertanian seperti buah-buahan seperti strawberry dan peach.
Tren makanan dan minuman Korea yang semakin mendunia berkat Hallyu atau Korean Wave berhasil mendongkrak ekspor Korean Food ke pasar Indonesia. Hal itu pun dimanfaatkan
Jika produk obat, makanan, serta kosmetik yang beredar sudah terjamin keamanannya, maka konsumen atau masyarakat bisa tenang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi 0,08% secara bulanan (month to month/mtm) pada Juni 2024.
Depresiasi rupiah sangat berdampak pada industri makanan dan minuman (mamin). Pasalnya, suplai bahan baku dari industri tersebut bergantung dari impor.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor, menegaskan komitmen Kemnaker untuk mendukung dan mengembangkan program pemagangan antara Indonesia dan Jepang.
PEMERINTAH berupaya untuk menarik investasi masuk ke sektor padat karya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri.
Perusahan multinasional maupun nasional di Korsel terapkan budaya kerja yang cepat
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyatakan bahwa kondisi ketenagakerjaan di Indonesia pada tahun 2024 terus mengalami perbaikan.
AIBP Conference and Exhibition akan membahas tantangan dan peluang teknologi utama di Indonesia.
PEMERINTAH berkomitmen menjaga ketersediaan pangan asal ternak sebagai sumber protein hewani tinggi bagi masyarakat. Daging dan telur ayam merupakan komoditas utama peternakan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved