Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SULISTYOWATI Irianto, termasuk salah satu nama yang bakal menjadi panelis dalam debat cawapres pada Minggu, 21 Januari 2024 pukul 19.00 WIB di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. Seperti apa sosoknya?
Sulistyowati Irianto merupakan seorang akademisi dan peneliti ulung di bidang Antropologi Hukum.
Bidang keilmuannya sangat relevan dengan materi debat cawapres kali ini yang mengambil tema pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, sumber daya alam, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.
Baca juga : Sosok Tubagus Furqon Sofhani, Ahli Perdesaan ITB yang Didaulat Jadi Panelis Debat Cawapres
Sulistyowati Irianto memulai karier akademisnya sebagai staf pengajar di Bidang Studi Hukum, Masyarakat, dan Pembangunan, Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1986. Sejak saat itu, ia telah menunjukkan dedikasinya dalam mengembangkan pemahaman tentang hukum, masyarakat, dan pembangunan di Indonesia.
Pendidikan formal Sulistyowati mencakup gelar Sarjana Administrasi Negara dari Universitas Gadjah Mada dan gelar Magister Antropologi Hukum dari Universitas Leiden dan Universitas Indonesia.
Baca juga : Debat Cawapres, Simak Profil Rukka Sombolinggi Panelis yang Wakili Masyarakat Adat
Kemudian berkat keinginannya untuk terus memperdalam pengetahuan membawanya meraih gelar Doktor Antropologi (Hukum) dari Universitas Indonesia.
Pada 2008, ia dianugerahi jabatan Guru Besar Antropologi Hukum dengan pidato pengukuhan yang berjudul "Meretas Jalan Keadilan bagi Kaum Terpinggirkan dan Perempuan: Suatu Tinjauan Sosio-Legal."
Sulistyowati Irianto tidak hanya berkutat di lingkungan akademis Indonesia. Ia juga berkontribusi menjadi visiting researcher/professor dan terlibat dalam CORE University Program oleh JSPS and NRCT di Kyoto University untuk Program on Changing Families in Asia (2007-2009).
Selanjutnya, menjadi Researcher & Visiting Professor di bidang family law di Van Vollenhoven Institute – Leiden Law School (Post Doctoral Program, 2010-2013) dan Researcher & Visiting Professor untuk Program on Social Justice and Global Migration di International Social Studies – The Hague (2012).
Pakar hukum ini juga aktif dalam mengembangkan kajian gender dan hukum serta studi socio-legal di Indonesia. Keanggotaannya di berbagai asosiasi profesi, seperti International Commission on Legal Pluralism dan the Asian Initiative on Legal Pluralism, mencerminkan komitmen Sulistyowati terhadap pengembangan pengetahuan dan pemahaman di bidangnya.
Ia juga menjadi dosen tidak tetap di beberapa institusi ternama, termasuk di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, Program Studi Kajian Gender, dan Program Studi Ilmu Kepolisian di Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI.
Prestasi Sulistyowati tidak hanya tercermin dalam karier akademisnya, tetapi juga diakui dengan berbagai penghargaan, termasuk Cendekiawan Berdedikasi dari Kompas (2014), Soetandyo Wignjosoebroto Award dari Universitas Airlangga (2015), dan Humanity Award dari International Forum for Peace and Human Rights dari Sandya Institute bekerjasama dengan Erasmus Huis, the Netherlands Embassy (2019).
Dukungan finansial dari berbagai lembaga untuk penelitian dan kolaborasi akademiknya pun menegaskan kontribusi Sulistyowati dalam menghasilkan pengetahuan yang relevan dan bermanfaat.
Terbukti ia menerima dana penelitian dari lembaga seperti Kemenristek Dikti, ILO-UN, Newton Fund, UNESCO, International Development Research Center (IDRC) Canada, Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenshcappen (KNAW), dan lainnya.
Profil Sulistyowati Irianto mencerminkan seorang intelektual yang tidak hanya memiliki keahlian di bidangnya tetapi juga berkomitmen pada peran sosial dan advokasi keadilan.
Kehadirannya sebagai panelis dalam debat Cawapres menjanjikan pandangan mendalam dan perspektif yang kaya dalam diskusi terkait hukum, masyarakat, dan pembangunan di Indonesia. (Z-4)
Fenomena cek khodam online disebut sebagai media hiburan masyarakat masa kini
KETUA Umum Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) Suraya Afiff mengatakan seruan keprihatinan dan kegusaran yang dituangkan dalam sepuluh poin Masyarakat Antropologi Indonesia (MAI)
MASYARAKAT Antropologi Indonesia menyatakan sepuluh poin kegusaran dengan situasi bangsa saat ini. Dalam seruannya di Jakarta, Sabtu (10/2).
Paschalis Maria Laksono, seorang tokoh terkemuka dalam bidang Antropologi akan menjadi salah satu panelis yang memberikan pertanyaan kritis kepada para calon.
Hubungan antara burung honeyguide dan pemburu madu itu nyata, bukan sekadar cerita rakyat atau takhayul.
Secara singkat, syariah merupakan sistem hukum agama yang diambil dari Al-Qur'an sebagai kalam Allah dan Hadis atau perkataan atau tindakan Nabi Muhammad SAW.
Betapa kekuasaan saat itu telah menjadikan hukum sebagai alat untuk menindas lawan politik.
Polres Sukabumi digugat ke praperadilan
KETUA Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Azrul Tanjung mengakui bahwa pihaknya menerima tawaran untuk mengelola tambang dari pemerintah.
Pemberitaan tentang keputusan Presiden Biden untuk mundur dari kampanye 2024 dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai penggantinya telah mengejutkan banyak pihak
Pemerintah juga memberikan insentif berupa penghargaan publikasi untuk kinerja yang baik dalam pengelolaan sampah plastik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved