Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DIREKTUR Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, merespon mundurnya politisi senior PDI Perjuangan Maruarar Sirait dari partai yang belakangan menjadi sorotan.
Pengunduran diri Ara--sapaan akrab Maruarar Sirait--dilakukan pada Senin (15/1). Ia pun telah mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP ke DPP PDIP dan diterima oleh Wasekjen PDIP Utut Adianto.
Dalam podcast di kanal YouTube Panangian Simanungkalit, Qodari menyoroti latar belakang Sabam Sirait, bapak dari Ara, sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan sekaligus memiliki jasa besar dalam karier politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Hasto: PDI Perjuangan Terima Pengunduran Diri Maruarar Sirait
“Ara ini kan bapaknya Sabam Sirait. Dia termasuk pendiri PDI pada 1973 bahkan pernah menjadi Sekjen PDI,” ujar Qodari dalam keterangannya, dikutip Jumat (19/1).
Dikatakan Qodari, Sabam Sirait memiliki pengaruh besar bagi karier politik seorang Megawati sehingga berhasil menjadi wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 di Indonesia.
“Pak Sabam itu adalah orang yang mengajak Bu Mega masuk ke PDI. Jadi, PDI ini kan kalau dilihat dari ideologi adalah keberlanjutan dari PNI. Nah jadi Bu Mega itu awalnya berada di luar sistem, lalu diajak Pak Sabam masuk ke dalam PDI sampai kemudian jadi anggota DPR dan jadi Ketua PDI,” ucap Qodari.
Baca juga: Mengaku Ikuti Jejak Jokowi, Maruarar Sirait Keluar dari PDI Perjuangan
“Jadi, kalau kemudian Bu Mega lalu jadi Ketua Umum PDIP setelah reformasi lalu PDIP meledak, lalu kemudian Bu Mega jadi wakil presiden, jadi presiden, mungkin itu tidak akan terjadi kalau tidak ada Pak Sabam,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Qodari mengatakan, tanpa andil dari Sabam Sirait mungkin saat ini Megawati hanya akan jadi orang biasa dan tidak menemukan momentumnya menjadi tokoh besar yang disegani hingga kini.
“Jadi bisa dibayangkan kalau Pak Sabam itu tidak mengajak Bu Mega bisa jadi Bu Mega, mohon maaf, jadi ibu rumah tangga seumur hidupnya atau misalnya beliau tetap di partai tetapi partai politiknya dan karier politiknya tidak secemerlang apa yang terjadi,” ungkapnya.
“Kita bayangkan Bu Mega misalnya jadi kayak Rachmawati atau Sukmawati, berpartai tetapi karena gak ada momentum maka kemudian akhirnya so and so aja begitu. Dari sisi Pak Sabam ini sesuatu yang besar dan penting,” tegasnya.
Sabam Sirait meniti awal karier politiknya dengan menjabat sebagai pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967. Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.
Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.
Sabam Sirait disebut menjadi figur yang berhasil membujuk Megawati untuk terjun politik setelah awalnya sempat terus-terusan menolak karena situasi politik pada zaman itu era dekade 1980-an pemerintah melarang keluarga besar Soekarno atau Bung Karno masuk ke dunia politik.
Dalam suatu kesempatan, Megawati, melalui Hasto Kristiyanto, mengakui Sabam adalah figur yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik.
“Pak Sabam yang membujuk terus,” ujar Hasto meniru ucapan Megawati, pada saat merayakan ulang tahun Sabam Sirait yang ke-80 pada 15 Oktober 2016.
Hasto juga menyebut Megawati masih ingat momen ketika dia akhirnya setuju untuk ikut politik karena bujukan Sabam.
“Setelah beberapa kali dibujuk, bujukan terakhir di salah satu airport di Jakarta dan akhirnya mau,” kata Megawati, menurut Hasto.
Hasto menambahkan, Sabam Sirait merupakan sosok penting dalam sejarah PDI-P.
“Bukan hanya sebagai sekjen terlama, tapi meyakinkan kami di tengah arus pragmatisme politik sekarang, bahwa politik itu suci,” tutur Hasto.
Megawati juga mengaku bersyukur pernah diajak Sabam ke dunia politik. Sebab, jika Sabam tidak terus membujuknya mungkin Megawati tidak akan menjadi tokoh politik yang disegani seperti sekarang. (RO/Z-1)
KPK membantah klaim penyidiknya membawa senjata api saat menggeledah rumah Donny Tri Istiqomah, anggota tim hukum PDI Perjuangan, dalam upaya mencari Harun Masiku.
ARTIS kondang Krisdayanti dipastikan maju dalam Pemilihan Wali Kota, Malang. Pada Selasa (30/7), ia menerima surat tugas dari DPD PDI Perjuangan, Jawa Timur.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku sempat mengeluhkan soal jargon Indonesia Maju kepada Presiden Joko Widodo. Menurutnya, Indonesia Raya adalah jargon yang lebih baik.
PDI Perjuangan hingga saat ini belum memutuskan siapa yang akan diusung pada Pilkada Jakarta. Ada kemungkinan PDIP menunggu Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengumumkan calonnya.
POTENSI yang dimiliki figur Anies Baswedan dinilai akan mempersempit ruang kandidasi calon gubernur (cagub) DKI Jakarta pada Pemilihan Gubernur 2024.
EKS Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengeklaim tak mengenal semua dari lima orang yang dicegah terkait kasus suap PAW anggota DPR yang menyeret buronan Harun Masiku.
KETUA Umum Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (PP Hikmahnya) Wiryawan sebut politikus senior Sabam Sirait layak dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Ketum PDIP itu pun menyampaikan dukacita mendalam atas berpulangnya Sabam Sirait, yang merupakan salah satu deklarator partai berlogo kepala banteng.
PDIP pun berduka atas kepulangan deklarator partai berlogo kepala Banteng ini karena kiprahnya yang sangat besar.
Sabam dilantik menjadi anggota DPD RI pada 15 Januari 2018 menggantikan anggota DPD asal DKI Jakarta AM Fatwa, yang meninggal dunia pertengahan Desember 2017 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved