Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PARTAI Demokrat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung capres Prabowo Subianto. ‘Koalisi gemuk’ ini berpeluang memenangkan Prabowo jika semua mesin politiknya bekerja, tetapi dilema pemenangan pileg juga bisa menjadi hambatan.
Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri menduga masuknya Demokrat pada koalisi Prabowo tentu mengganggu, meski belum tentu mengubah arah peta koalisi Prabowo. Ia menilai kehadiran Partai Demokrat di Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan membuat koalisi tersebut semakin gemuk.
"Tentu saja masuknya Demokrat ya membuat koalisi menjadi semakin gemuk karena dukungan terhadap Prabowo secara institusinya menguat," terang sosok yang akrab disapa Puput itu di Jakarta, Selasa (19/9).
Baca juga: AHY Pimpin Deklarasi Capres yang Diusung Demokrat
Meski demikian, kehadiran Demokrat dinilai tidak serta-merta menjamin kemenangan capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Menurut Puput, hal itu terkait dengan keinginan Partai Demokrat untuk mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres, meski bukan lagi tujuan utama partai.
"Jika kemudian AHY misalnya tidak menjadi kandidat, lantas apakah PD akan sepenuhnya bergerak menggunakan modal sosial dan finansial yang dimilikinya untuk pemenangan Prabowo. Ini yang kemudian patut dicermati lebih jauh," tambahnya.
Baca juga: RK dan AHY Dicoret PDIP, PPP: Peluang Sandiaga Jadi Cawapres Ganjar Makin Besar
Puput menjelaskan Partai Demokrat punya kecenderungan untuk berfokus pada pemenangan pileg dibanding pilpres.
"Apalagi dalam pengalaman pilpres sebelumnya, banyak dugaan bahwa Demokrat fokus pada pileg bukan pilpres meski bergabung koalisi," tandasnya.
Menurutnya, Demokrat bukan lagi partai penentu presidential threshold di KIM. Sebaliknya, Demokrat menjadi partai yang terlambat bergabung koalisi sehingga pilihannya pun lebih sedikit.
"Namun demikian, sebelum ada deklarasi, maka artinya lobi akan terus berjalan dan pembicaraan tentang cawapres masih sangat terbuka tergantung sejauh mana daya tawar dan pilihan strategi masing-masing partai dalam koalisi," ujarnya.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Citra Institute Yusak Farchan mengatakan dengan bergabungnya Demokrat, maka kekuatan Prabowo di atas Capres Ganjar Prabowo dan Anies Baswedan, karena menguasai hampir separuh kursi di parlemen. Namun untuk memenangkannya, Prabowo harus memiliki strategi yang tepat.
“Prabowo berpotensi menang jika semua parpol yang tergabung dalam KIM mampu menggerakkan mesin politik nya untuk pemenangan. Untuk menggerakkan mesin politik, diperlukan sumber daya logistik yang memadai,“ ujarnya.
Salah satu strateginya, dengan mempergunakan kesempatan Mantan Presiden dan Ketua Dewan Penasehat Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang mau ‘turun gunung’.
“Demokrat bisa menjadi penentu kemenangan Prabowo jika SBY all out untuk menambal kelemahan prabowo seperti di Jawa Timur. Bagaimana pun, Jawa Timur juga menjadi basis utama Demokrat dan akan menjadi medan pertarungan sengit para capres,“ ungkap Yusak.
SBY pernah menjadi tokoh fenomenal saat terpilih di pilpres 2004 dan 2009. Sebagai mantan Presiden, tentu SBY memahami dengan baik geopolitik nasional. Kemudian Partai Demokrat, sudah punya modal sekitar 10,8 juta suara.
Kemudian, kehadiran Partai Demokrat di koalisi pengusung Capres Prabowo juga ‘tanpa beban’, keinginan menjadikan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres. Dia menambahkan, jika Prabowo menang, AHY bisa saja diberi posisi sebagai Menteri Koordinator.
“Demokrat semakin realistis untuk tidak lagi mengajukan AHY sebagai cawapres. Jika Demokrat bisa memainkan peran sebagai kunci pemenangan prabowo, tentu ini akan menjadi investasi politik berharga bagi karir politik AHY ke depan,“ sebut Yusak, yang juga Dekan Universitas Dr. Soetomo ini. (Z-7)
Presiden terpilih Prabowo Subianto akan dilantik di Jakarta. Kesiapan sarana dan prasarana serta keamanan di Jakarta jauh lebih baik dan lengkap dibandingkan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), membantah jika anggota-anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) retak akibat perbedaan pilihan politik pada Pilkada 2024.
Mensesneg Pratikno mengungkapkan alasan Keputusan Presiden (Keppres) tentang pemindahan ibu kota negara ke IKN karena mempertimbangkan pelantikan Presiden terpilih Prabowo.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Rusia.
Prabowo dalam pertemuannya dengan Putin juga menyampaikan minatnya untuk mengirim lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan di universitas-universitas Rusia.
KETUA Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan terdapat dorongan kepada presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto,
Jawa Tengah (Jateng) dinilai tengah menghadapi krisis tokoh yang mumpuni di level provinsi
Golkar bisa menemukan sosok kharismatik yang dipersiapkan secara khusus menyongsong Pilpres 2029.
Putusan MK dianggap mewakili dan mengakomodir suara mayoritas masyarakat Indonesia yang telah memilih Prabowo - Gibran
Lebaran dinilai sebagai momen yang tepat untuk menyatukan bangsa pasca penyelenggaraan Pemilu 2024 pada Februari lalu.
Sahabat Ganjar bersama para ulama dan santri hadir dalam acara yang bertajuk "Senandung Sholawat dan Lantunan Doa Santri untuk Negeri".
Khalid Zabidi mengatakan pasangan Airlangga Hartarto Anies Baswedan dinilai sebagai pasangan serasi capres dan cawapres pada Pilpres 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved