Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) merujuk putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 87/PUU-XX/2022 dan Nomor 12/PUU-XXI/2023 dalam merumuskan beleid soal masa jeda lima tahun bagi mantan terpidana yang ingin berkontestasi dalam Pemilu 2024. Aturan itu terkandung dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 10/2023 dan Nomor 11/2023.
"KPU melaksanakan amar dari kedua putusan MK tersebut," kata anggota KPU RI Idham Holik saat dikonfirmasi, Selasa (23/5).
Sejumlah elemen masyarakat menilai, kedua PKPU itu menjadi karpet merah bagi mantan terpidana korupsi yang mendaftarkan diri sebagai bakal calon anggota legislatif atau bacaleg. Sebab, meski telah mengakomodir masa jeda lima tahun dalam PKPU, KPU memberikan keluasaan bagi mantan terpidana yang dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan hak politik.
Baca juga : Banyak Caleg Napi Koruptor, ICW: KPU Berpihak Pada Koruptor
Beleid ini memungkinkan mantan terpidana korupsi yang bebas murni pada 1 Januari 2020 karena diberi pidana tambahan pencabutan hak politik selama tiga tahun dapat mendaftarkan diri sebagai bacaleg.
Pasal 11 ayat (6) PKPU Nomor 10/2023 menggariskan bahwa ketentuan masa jeda lima tahun bagi mantan narapidana untuk mendaftarkan diri sebagai bacaleg tidak berlaku jika ditentukan lain oleh putusan pengadilan yang telah inkrah untuk pidana tambahan pencabutan hak politik. Hal serupa juga termaktub dalam Pasal 18 ayat (2) PKPU Nomor 11/2023.
Baca juga : Lampirkan SKCK, PN Semarang Terima Permohonan Bebas Pidana 292 Bakal Caleg Pemilu
Aturan itu kembali dipertegas melalui Keputusan KPU Nomor 352/2023 tentang Pedoman Teknis Pengajuan Bakal Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota yang di dalamnya memuat simulasi pencalonan mantan terpidana sebagai bacaleg.
Simulasi itu menyebutkan bahwa mantan terpidana yang dinyatakan bebas murni pada 1 Januari 2020 dengan pidana tambahan pencabutan hak politik 3 tahun seharusnya belum dapat mendaftarkan diri sebagai bacaleg jika merujuk amar putusan MK Nomor 87/PUU-XX/2022. Sebab, masa jeda lima tahun bagi mantan terpidana itu jatuh pada 1 Januari 2025.
Kendati demikian, simulasi pada Keputusan KPU Nomor 352/2023 tidak merujuk pada amar putusan MK semata, melainkan juga pertimbangan hukum yang termuat pada halaman 29 putusan MK Nomor 87/PUU-XX/2022.
Adapun pertimbangan yang dimaksud menyebutkan, "Sepanjang tidak dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan hak pilih oleh putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap."
"Sehingga mantan terpidana yang mendapatkan pidana tambahan pencabutan hak plitik 3 tahun, maka hanya berlaku pencabutan hak pilih tersebut," demikian bunyi simulasi Keputusan KPU Nomor 352/2023.
Sebelumnya, Direktur Pusat Studi Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas Charles Simabura menilai aturan yang terkandung dalam PKPU tersebut menyesatkan. Menurutnya, pembatasan hak politik terpidana koruptor diperlukan sebagai bentuk pemberantasan korupsi.
Anggota KPU RI periode 2012-2017 Ida Budhiati menegaskan bahwa KPU selaku penyelenggara pemilu mempunyai peran strategis untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
"Ini yang menurut saya tidak dimiliki KPU hari ini, komitmen untuk mewujudkan pemerintah yang bersih dari KKN," tandas Ida. (Z-4)
PLT Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mochammad Afifudin mengungkap ada tiga jajarannya yang mengundurkan diri untuk maju dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI tak akan menggunakan pesawat jet lagi untuk mendistribusikan logistik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024
Bawaslu mengakui adanya putusan Mahkamah Agung di tengah tahapan Pilkada 2024 menimbulkan sejumlah persoalan.
KPU mengambil sejumlah langkah untuk mengembalikan kepercayaan publik setelah DKPP memecat Hasyim Asy'ari dari jabatan ketua maupun anggota KPU RI terkait kasus asusila.
KPU tak menampik bahwa putusan DKPP yang memberhentikan tetap Hasyim Asy'ari dari jabatan ketua maupun anggota KPU RI berpotensi menimbulkan sentimen negatif dari publik
PUTRA bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, berpeluang ikut kontestasi pilkada serentak 2024, setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakomodasi putusan MA
Hevearita Gunaryanti Rahayu memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini, 1 Agustus 2024. Dia bakal dimintai keterangan soal dugaan rasuah di Pemkot Semarang.
Pemeriksaan Hevearita sejatinya dijadwalkan pada Selasa (30/7). Saat itu, wali kota Semarang sedang mengikuti rapat paripurna DPRD Kota Semarang terkait dengan pengesahan RAPBD Tahun 2024.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga adanya pemalsuan dokumen dalam pengadaan liquefied natural gas (LNG) di PT Pertamina (Persero).
KPK menegaskan pihaknya tidak bekerja atas dasar titipan kasus dari pihak-pihak tertentu. Pengusutan perkara dipastikan didasari atas kecukupan bukti.
MANTAN Direktur PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JCC) Djoko Dwijono dinyatakan bersalah atas kasus korupsi pembangunan Tol Layang Jakarta-Cikampek II atau MBZ pada 2016-2017.
SUAMI Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu sekaligus Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Alwin Basri mengakui sudah menyandang status tersangka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved