KPK Selidiki Pernyataan Pimpinan

KOMISI Pemberantasan Korupsi sedang mengumpulkan sejumlah bukti dan keterangan terkait dengan pernyataan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang yang sempat memicu kemarahan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Pengumpulan bukti itu sangat diperlukan karena nantinya akan menentukan apakah Saut terbukti melanggar etik pimpinan KPK.

"Artinya mencoba mencari tahu apakah memang ada norma etika yang dilanggar," ujar Ketua KPK Agus Rahardjo, Kamis (12/5).

"Dari hasil pulbaket (pengumpulan barang bukti) itu, kita akan menentukan apakah perlu (membentuk) komite etik atau tidak," tambah Agus.

Terkait dengan tindakan perusakan oleh massa HMI, menurutnya, penyampaian pendapat harus berjalan tertib dan tidak anarkistis.

KPK pun sejatinya bisa menempuh jalur hukum, tetapi tidak akan dilakukan.

"Mestinya kita bisa menempuh jalur hukum, tapi masak kita mau berantem karena masalah seperti itu? Jadi, saya tidak akan menempuh jalur hukum," tandasnya.

Karena keributan tersebut, dua polisi juga mengalami luka di kepala setelah terkena lemparan batu.

Selain itu, pos keamanan KPK turut dirusak masaa.

Sementara itu, anggota Majelis Penasihat Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Fahmi Idris menegaskan proses hukum terhadap Wakil Ketua KPK Saut Situmorang tetap berlanjut.

Persoalan tersebut hanya dapat diselesaikan apabila Saut bersedia mengundurkan diri dari jabatannya.

Pernyataan mantan Menteri Perindustrian era Presiden SBY itu disampaikan kepada wartawan di Gedung KPK, kemarin.

Fahmi datang dengan tujuan bertemu Saut, tetapi kandas lantaran Saut dan seluruh pemimpin lembaga antirasywah tidak berada di lokasi.

Menurut rencana, Fahmi akan menyampaikan tiga tuntutan, antara lain permintaan maaf secara langsung atas pernyataan yang menyinggung kader HMI sebagai sosok koruptor, proses peradilan umum lantaran melakukan penghinaan di depan publik, serta memastikan pengunduran diri.