Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Amien Rais Dinilai Terobsesi Memori 98

Ardi Teristi
24/5/2019 20:00
Amien Rais Dinilai Terobsesi Memori 98
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Koentjoro mengatakan, kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei 2019 dapat memunculkan trauma dan takut berpolitik.

"Orang akan berpikiran berpolitik intinya adalah kekerasan dan banyak musuh, sehingga membuat orang takut berpolitik," kata dia di Balairung Gedung Pusat UGM, Jumat (24/5).

Menurut dia seharusnya pemimpin demonstran tampil dan mengendalikan massa . Namun, yang terjadi seakan-akan pemimpin lepas tangan. "Ini (kerusuhan 22 Mei) menurut saya tidak mendidik," kata dia.

Kerusuhan yang terjadi membuat orang semakin bingung dengan istilah kedaulatan rakyat. "Ini kedaulatan rakyat atau membuat kerusuhan," kata dia.

Statemen tokoh-tokoh di media pun membuat masyarakat bingung, pelaku kerusuhan adalah perusuh atau pahlawan demokrasi. "Kasihan polisinya kalau seperti ini. Langkah polisi sudan tepat dan sudah lebih maju (menghadapi demonstran dan perusuh)," kata dia.

Dia juga menyayangkan keterlibatan Amien Rais dalam demonstrasi menentang keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu. Menurut Koentjoro, Amien terobsesi usahanya yang berhasil pada 1998 ketika menggulingkan rezim Soeharto. "Pak Amien Rais terobsesi usaha yang berhasil pada 1998. Ada proses transfer of learning," kata dia.

Namun, menurut Koentjoro, situasi saat ini berbeda dengan 1998. Kerusuhan beredar ramai di media sosial, tetapi nyatanya tidak semua daerah seperti itu.

Di sisi lain, kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei, agresivitas masyarakat bukan karena frustrasi, tapi karena dibayar. Polisi telah menemukan bukti, perusuh dibayar. "Ada dua motivasi demonstrasi di sana, yang satu berbau politik, sedangkan yang lain ekonomi sesaat," pungkas dia. (A-3)

(A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya