Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MANTAN Ketua Konstitusi Hamdan Zoelva mengatakan untuk membuktikan kecurangan pemilihan umum yang terstruktur, sistematis dan masif dibutuhkan bukti-bukti yang relevan.
Pihak yang mendalilkan kecurangan, jelasnya, berkewajiban menyajikan bukti yang relevan.
"Jumlah bukti dan relevansi bukti sangat penting dalam beperkara. Jika selisihnya besar sekali, maka harus pula didukung dengan bukti-bukti yang cukup banyak yang memiliki relevansi dengan pokok permohonan. Itu pekerjaan berat dan sulit," ujarnya di Jakarta, Senin (20/5).
Saat ini, lanjutnya, pihak pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memiliki kesulitan untuk bisa menunjukkan indikasi kecurangan yang mampu membalikkan hasil Pemilu Presiden 2019.
Sebab, jika didasarkan pada hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, rentang selisih suara Prabowo-Sandi dengan paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih jauh dibandingkan Pemilu 2014.
"Pemohon harus bisa membuktikan bahwa jumlah dan sebaran suara yang dipersoalkan juga harus diprediksi memengaruhi hasil pemilu. Ukurannya adalah berapa selisih suara untuk dapat mengubah kemenangan," tandasnya.
Baca juga: Kejagung Terima SPDP Kasus Dugaan Makar Kivlan Zen
Pendapat senada disampaikan mantan Komisioner KPU Sigit Pamungkas.
Menurutnya, harus ada bukti kuat bahwa kecurangan terjadi di 50% provinsi yang ada di Indonesia jika hendak mendalilkan pelanggaran pemilu secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM).
Syarat lain, sambung Sigit, harus ada bukti yang menunjukkan bahwa kecurangan itu di bawah koordinasi sebuah entitas dan mesti ada bukti mengenai dokumen perencanaan.
"Kalau tiga elemen ini tidak dipenuhi secara akumulatif, tidak bisa dianggap kecurangan TSM. Karena berdasarkan UU Pemilu, TSM ini harus akumulatif, tiga-tiganya harus ada," tandasnya.
Sebelumnya, Bawaslu kmbali tidak menerima laporan BPN Prabowo-Sandi atas dugaan kecurangan pemilu TSM. Pasalnya, bukti-bukti yang diajukan BPN hanya berupa lampiran berita media massa. (OL-1)
Pada Agustus 2024, KPU akan melakukan rapat pleno di tingkat kelurahan, kecamatan, hingga ke tingkat kota untuk menetapkan Daftar Pemilih Sementara (DPS).
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Mochammad Afifuddin, menegaskan bahwa jajarannya akan menjalankan tugas pada Pilkada Serentak 2024 sesuai dengan aturan.
Langkah KPU itu diharapkan mampu menaati prosedur dan lini masa yang ada.
Penetapan kursi dan calon anggota legislatif terpilih Pileg 2024 molor setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menerima enam permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pileg 2024.
PAKAR politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ridho Al Hamdi mengatakan pelanggaran netralitas dalam pemilihan pemimpin sulit untuk dihilangkan.
Setiap pihak yang berupaya menggagalkan pelaksanaan pilkada serentak ternyata diancam dengan hukuman pidana
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
KPID Sulawesi Selatan mengaku belum bisa menindak caleg dan parpol yang mulai mencuri start pada Pemilu 2024.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Beberapa upaya dari KPU untuk mencegah terjadinya kembali korban jiwa dari petugas KPPS.
"Mas Ganjar kan enggak nyapres, enggak nyapres beliau," kata Immanuel di Jakarta, Minggu.
BAWASLU RI menyatakan sebanyak 81 persen penanganan pelanggaran masih lahir dari temuan jajaran pengawas pemilu,sisanya dari laporan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved