Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kekayaan Budaya Kampung Raja Praingu Sumba Timur NTT

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
08/2/2024 21:15
Kekayaan Budaya Kampung Raja Praingu Sumba Timur NTT
Upacara adat Haramah dan upacara tersebut biasa dilakukan sebagai bentuk menghargai tamu yang datang di desa tersebut(Dok)

KAMPUNG Raja Praingu yang terletak di Kabupaten Sumba Timur memiliki kekayaan budaya dan adat istiadat yang memikat. Seperti apa yang dirasakan oleh Muhammad Zinedine Alam Ganjar yang tiba di kabupaten Sumba Timur, Rabu (7/1).

Alam datang dan ditemani bersama sejumlah pemuda Sumba mengunjungi salah satu desa wisata khas setempat, Kampung Raja Praingu. Dalam kunjungannya Alam berkesempatan untuk memperoleh informasi terkait adat istiadat dan budaya setempat.

"Datang disambut dengan begitu hangat dan langsung dipakaikan pakaian adat dengan motif Patoloratu, sampai di depan rumah langsung disambut dengan tarian adat dan jubirnya kita masuk ke dalam rumah adat, ini pengalaman yang luar biasa,” buka Alam.

Baca juga : Mengintip Ritual Bercocok Tanam Dayak Dea Halong, Ngasok Miah Melatu Wini

Alam disambut dengan upacara adat Haramah dan upacara tersebut biasa dilakukan sebagai bentuk menghargai tamu yang datang di desa tersebut. Dirinya kemudian langsung disuguhkan dengan kesenian Kabokang dan tarian Kandingang dan langsung diajak masuk ke rumah adat setempat.

Dirinya mengungkapkan kesan dan pengalamannya saat hendak datang ke Sumba. Alam merasa kagum dengan budaya Sumba dan menurutnya ini satu momen yang dirinya tunggu-tunggu.

"Sumba panas sekali tapi begitu pertama kali kita menampakan kaki duduk melihat sebuah kebudayaan harus dijaga bagaimana lintas generasi turut aktif berpartisipasi dalam berkarya di berbagai lini," jelas Alam.

Baca juga : GMC Gelar Lomba Tari Adat Sumut untuk Lestarikan Budaya Indonesia

Dalam kesempatan itu Alam berinteraksi dengan masyarakat dan berbicara banyak terkait dengan kondisi masyarakat setempat. Ada sejumlah isu yang dibicarakan, salah satunya yakni soal potensi industri dan pendidikan.

Lanjutnya, UMKM masih menjadi penopang utama perekonomian melalui pengrajin kecil menjual hasil keseniannya. Namun, mereka terkendala akses, yakni faktor permodalan untuk mengembangkan wirausahanya dan pemasaran yang masih terbatas.

"Bicara soal UMKM tidak jauh dari akses permodalan dan pendampingan terkait wirausaha. Selain itu, pemasaran juga dan sangat diperlukan oleh masyarakat yang sejauh ini batasan inovasinya itu masih terbatas," ucap Alam.

Baca juga : Pemberdayaan UMKM Belum Optimal, Amin Ingin Integrasikan 2 Kementerian

Oleh karena itu, harus adanya penampungan eksternal hasil produksi di galeri, sehingga bagaimana hal tersebut menjadi upaya dalam melebarkan pemasaran melalui upaya tersebut.

Dalam konsolidasi nya, sejumlah warga mengaku bahwa hasil yang didapatkan dari menenun hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membiayai hidup anak hingga SMA. Padahal, kata Alam, keinginan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi cukup besar.

"Sejauh ini bisa memenuhi kebutuhan hidup menyokong makan dan sekolah tapi jumlahnya terbatas dan kalau sekolah pum nggak sampai perguruan tinggi karena faktor ekonomi, padahal keinginan mereka untuk melanjutkan jenjang kuliah itu ada," jelas Alam.

Baca juga : Kementerian Koperasi dan UKM Siap Berikan Pendanaan Syariah ke UMKM Hingga Rp10 M

Dengan demikian, lanjut Alam, bagaimana ke depan negara hadir dan memfasilitasi terkait dengan pendidikan tinggi selaras dengan program Ganjar Pranowo yakni satu keluarga miskin satu sarjana.

Di akhir kunjungannya Alam terlihat mendatangi sebuah galeri ikat tenun yang menjual souvenir dan kerajinan khas Sumba. Dirinya terlihat membeli sejumlah souvenir tersebut.

"Harganya lumayan mahal tapi itu memang ada alasan, kompleksitasnya yang tinggi sampai 8 bulan dan punya cerita. Jadi memang kita perlu hargai dari situ hal yang harus kita jaga dan bangga betul sekali dengan marwah kebudayaan masih sangat kuat," ungkap Alam.

Baca juga : Kemudahaan Akses Keuangan dapat Mendorong Kemajuan UMKM

Sebagai informasi, tenun ikat Sumba sendiri memiliki filosofi yang menggambarkan relasi antara manusia dan alam yang termanifestasi dari kuatnya hubungan tersebut pada simbol dan motif yang terbentuk.

Makna simbolis dari kain tenun Sumba, menegaskan bahwa nilai kemanusiaan seperti kerjasama, musyawarah, tolong menolong adalah orientasi nilai bagi orang Sumba yang menjunjung tinggi kemanusiaan. (Z-8)

Baca juga : Wirausaha Adalah: Pengertian, Sifat, Manfaat, dan Tujuan



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya